Sore itu sudah menunjukan pukul 4
sore, dan hujan salju tipis mulai menerpa perjalan saya menuju destinasi
terakhir di Konya, yaitu masjid dan museum Mevlana Jalaludin El Rumi. Salju
yang baru jatuh begitu indah, lembut dan ketika menyentuh kulit dingin dan langsung
menjadi air. Sungguh dahsyat rahmat Alloh di alam semesta. Saat itu kuteringat
sebuah puisi sufi karya sang Mevlana.
Cinta adalah lautan
tak bertepi. Langit hanyalah serpihan buih belaka.
Ketahuilah langit berputar karena gelombang Cinta. Andai tak ada Cinta, Dunia akan membeku.
Bila bukan karena Cinta, Bagaimana sesuatu yang organik berubah menjadi tumbuhan?
Ketahuilah langit berputar karena gelombang Cinta. Andai tak ada Cinta, Dunia akan membeku.
Bila bukan karena Cinta, Bagaimana sesuatu yang organik berubah menjadi tumbuhan?
Bagaimana tumbuhan
akan mengorbankan diri demi memperoleh ruh?
Bagaimana ruh akan mengorbankan diri demi nafas yang menghamili Maryam?
Semua itu akan menjadi beku dan kaku bagai salju Tidak dapat terbang serta mencari padang ilalang bagai belalang. Setiap atom jatuh cinta pada Yang Maha Sempurna
Bagaimana ruh akan mengorbankan diri demi nafas yang menghamili Maryam?
Semua itu akan menjadi beku dan kaku bagai salju Tidak dapat terbang serta mencari padang ilalang bagai belalang. Setiap atom jatuh cinta pada Yang Maha Sempurna
Dan naik ke atas
laksana tunas. Cita-cita mereka yang tak terdengar, sesungguhnya, adalah lagu
pujian Keagungan pada Tuhan.
Sungguh indah puisi sung ulama sufi, hati siapa yang tak
hanyut mendengar puisi seperti itu. Maka demi tahu kedahsyatan cinta atas
Rab-nya harus saya buktikan sendiri jejak kedahsyatan karya sang maestro cinta.
(pelataran musem Jalaludin EL Rumi)
Sampai di pelataran museum saya putuskan untuk langsung
masuk. Harga tiket masuk sebesar 4 TL atau 20k IDR, cukup terjangkau untuk
ukuran kantong saya he4. Di museum ini terdapat banyak peninggalan Jalaludin El
Rumi, mulai dari baju, buku-buku bahkan sampai kursi beliau masih utuh.
Selain peninggalan, juga terdapat diorama atau semacam
patung yang menggambarkan bagaimana para penari sufi berlatih dan mendalami
ajaran sufi.
Dalam kompleks ini, terdapat pula makam Jalaludin El Rumi
dan para muridnya. Sayang sekali saya tidak diperbolehkan membawa kamera masuk.
Demi menghormati makam ini, yah kita ngikut aja. Dalam makam tersebut ada hal
yang istimewa, yaitu ada rambut Rasulullah. Seikat rambut Rasulullah ini
memunculkan bau harum meskipun letaknya di dalam kotak kaca yang cukup besar.
Memang benar, riwayat-riwayat yang mengatakan keringat Rosul wangi. Jangankan
rambut, keringat saja wangi. Memang Muhammad SAW adalah manusia pilihan Alloh.
(Di depan Makam Jalaludin El Rumi)
Saya terharu, merasa sedekat ini dengan Rosulullah, maka saya percaya
orang-orang yang berdiri di depan makam Rosul sontak menangis karena kerinduan
yang mendalam. Semoga di akhirat kelak, kami dipersatukan bersama Rosulullah
SAW.
Setelah dua jam berkeliling museum dan makam saya putuskan keluar
museum untuk sholat magrib dan makan malam. Tidak ada yang special, makan malam
dengan roti dan corba. Selepas makan, saya lanjutkan berkeliling mencari souvenir,
Saya temukan sebuah toko cindera mata di ujung pasar. Nampaknya murah-murah
(ada tulisan diskon soalnya). Gak banyak sih yang saya beli karena keterbatasan
budget. Saya Cuma beli 10 gantungan kunci (@1 TL) dan 2 buah keramik (@1TL)
untuk dipajang di rumah. Usai belanja oleh-oleh, saya putuskan langsung menuju
terminal untuk melanjutkan perjalanan ke kota kedua dalam liburan kali ini.
Kota Antalya menjadi rencana singgah saya berikutnya.
Akhirnya saya harus berpisah dengan mas Faiz, teman baru
yang begitu baik. Sebuah pelukan hangat pun mengakhiri kebersamaan kami. Terima
kasih mas Faiz, semoga Alloh membalas semua kebaikanmu.
Bus berangkat menuju Antalya pukul 12 malam, kali ini saya
juga naik bus metro. Perjalanan mungkin memakan waktu sekitar 6 jam, sehingga bisa untuk tidur dalam bis. Sampai jumpa di Antalya dalam halaman berikutnya…
Sumber : foto adalah koleksi pribadi penulis.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
silakan tinggalkan komentar anda, bila tidak memiliki akun, bisa menggunakan anonim...