9 November 2017

Technological, Pedagogical, Content Knowledge (TPACK)


TPACK (Technological, Pedagogical, Content Knowledge) adalah sebuah framework (kerangka kerja) dalam mendesain model pembelajaran baru dengan menggabungkan tiga aspek utama yaitu teknologi, pedagogi dan konten/materi pengetahuan (Mishra dan Koehler, 2006).
Kemajuan teknologi informasi yang sedemikian pesatnya, adalah sebuah keniscayaan bahwa guru harus menguasai teknologi untuk kemudian digunakan sebagai media pendukung dalam kegiatan pembelajaran. 

Selain penggunaan teknologi sebagai media belajar, dalam framework TPACK, pedagogi adalah aspek penting yang perlu diperhatikan dalam kegiatan pembelajaran.  Pedagogi bukan saja bagaimana mengembangkan seni-seni dalam mengajar,  atau mendesain kelengkapan instrumen-instrumen proses dan penilaian dalam pembelajaran, namun dituntut juga memahami siswa secara psikologis dan biologis. Dalam pemikiran secara pedagogis ini akhirnya ada sebuah penekanan, bahwa guru yang berhasil bukanlah guru yang hanya bisa menjadikan siswanya pintar seperti dirinya, namun lebih dari itu yakni berhasil membantu siswa dalam menemukan dirinya sendiri.  Minat, bakat serta karakter peserta didik akhirnya harus dipahami oleh seorang guru.


Contoh penerapan TPACK di dalam pembelajaran Kimia


Standard Kompetensi
:
Memahami struktur atom, sifat-sifat periodik unsur, dan ikatan kimia
Kompetensi Dasar
:
Menganalisis  teori jumlah pasangan elektron  di sekitar inti atom (Teori Domain Elektron) untuk menentukan bentuk molekul
Indikator
:
3.6.2 Menentukan kepolaran senyawa kovalen berdasarkan struktur Lewis
3.6.3 Menganalisis kepolaran senyawa kovalen berdasarkan geometri molekul
3.7.1 Menentukan geometri elektron dan bentuk molekul
Tujuan Pembelajaran
:
Siswa diharapkan mampu menentukan kepolaran berdasar struktur Lewis dan berdasar geometri molekul.
Siswa diharapkan mampu menentukan geometri electron dan bentuk molekul.
Metode Pembelajaran
:
Problem Based Learning Dengan memanfaatkan Program Chemsket



Dimensi Pengetahuan
isi
Pedagogi Pembelajaran siswa
Tekhnologi
Deklaratif
Menentukan geometri molekul berdasarkan struktur Lewis

Siswa dapat menentukan geometri berdasar struktur lewis
Internet untuk mencari referensi geometri molekul
Prosedur
Menentukan struktur geometri dengan bantuan software chemsket
Siswa dapat menentukan struktur geometri dengan chemsket secara praktikum langsung dengan menggunakan virtual Lab
Menggunakan virtual lab memanfaatkan software chemsket
Skematik
Menjelaskan efek dari kepolaran senyawa, mengetahui adanya gaya antar molekul diantara senyawa polar dan non polar
Menentukan efek kepolaran dengan chemsket, dengan menggali data beda elektronegatifitas dan dan sudut ikatan dari molekul tersebut
Virtual Lab dan Chemsket
Strategi
Penentuan kepolaran berdasarkan struktur Lewis dan Geometri
Mencoba beberapa senyawa untuk dicobakan pada software chemsket, sehingga siswa mampu membedakan geomtri dan kepolaran
Virtual Lab
Chemsket

8 November 2017

KISAH MALANG MEDUSA


Siapa yang tak kenal Medusa dalam mitologi Yunani? Seorang wanita yang dikutuk memiliki rambut ular ini dahulunya adalah seorang yang cantik, cerdas dan memiliki suara yang sangat indah.
Dahulu kala, di perpustakaan Athena, yang berada pinggir laut tinggal seorang perempuan bernama Medusa. Medusa ini adalah pecinta buku, maka ia sering duduk-duduk di samping perpustakaan Athena yang berada di pinggir Laut Tengah. Suatu hari, Medusa berenang dengan mengenakan pakaian bikini di pinggir pantai. Setengah jam dia berenang, kemudian istirahat dan membaca, namun tiba-tiba dari arah laut ada gelombang besar. Lalu munculah makhluk laki-laki, berotot, sempurna, six pack. Dan laki-laki itu tertarik dengan siluete/ bayangan (karena sudah senja) dari Medusa.


(Sumber Gambar : https://www.thinglink.com/scene/632843898821017600)

Naluri laki-laki itu berkata perempuan itu sendirian, pake bikini, di pinggir laut artinya minta disetubuhi. Dan akhirnya sosok lelaki itu yang tak lain adalah Neptunus (Poseidon) sang Dewa laut memperkosa Medusa. Medusa murka dan protes kepada Neptunus, dan Neptunus beralasan  bahwa Medusa sedang membaca buku romance dan pasti terangsang dengan bacaan yang ada di buku itu maka wajar kalo Neptunus memperkosa untuk memenuhi birahi Medusa.
Karena tak terima diperkosa, Medusa kemudian lapor kepada penyidik Athena. Ternyata penyidik ini, juga merupakan walikota dari kota Athena yang bernama Paris Athena yang juga merupakan seorang perempuan. Kemudian sang Paris Athena mengatakan bahwa tidak mungkin Neptunus memperkosa Medusa, pasti Medusa-lah yang menggoda atau merangsang Neptunus. Maka jatuhlah vonis kepada Medusa, bahwa Medusa telah melanggar aturan hukum Athena dengan menggoda Neptunus sang dewa laut dengan menampilkan penampilan yang merangsang dan memancing perkosaan.
Kemudian Medusa dihukum, dan hukumannya begitu mengerikan. Medusa seorang wanita yang sangat cantik, pintar, suaranya sangat merdu, yang dulunya rambutnya ikal kemudian dikutuk menjadi wanita berambut ular. Medusa disiksa karena telah menggoda laki-laki.
Tak Cuma kepalanya dikutuk ditumbuhi ular, matanya yang sayu yang menjadi sumber kemaksiatan, dikutuk oleh Paris Athena menjadi sumur api. Sehingga ketika Medusa melihat laki-laki, maka seketika laki-laki itu akan berubah menjadi arang karena terbakar. Sehingga seluruh lelaki Athena ketakutan dan menghindari tatapan mata dari Medusa. Sehingga Medusa menjadi sebuah kepanikan di Athena. Sehingga sejak saat itu, Medusa dikenal sebagai Monster Kota Athena.
Kemudian dicari cara untuk melenyapkan Medusa. Namun tak satu laki-laki pun yang berani menghadapi Medusa. Kemudian, ditemukanlah seorang pahlawan bernama Parseus yang merupakan komandakan pasukan Athena. Parseus diperintahkan untuk membunuh Medusa. Saat mencoba membunuh Medusa, Parseus berkali-kali hampir terkena sorot mata Medusa.
Karena gagal berkali-kali, suatu waktu Parseus mengintip Medusa saat sedang tidur, ternyata Medusa ketika akan tidur melepas matanya supaya bisa tidur dengan nyenyak. Maka saat itulah, saat Medusa tidur Parseus memenggal kepala Medusa. Kemudian dari genangan darah Medusa, muncul sesosok kuda kecil yang memiliki sayab yang dikenal sebagai Pegasus. Dan Pegasus adalah dewa Kebudayaan.

PENGOBATAN MANDIRI SYARAF KEJEPIT

Beberapa bulan yang lalu, tepatnya sekitar bulan Juni, saya mengalami syaraf kejepit (HNP ; Herniated Nucleus Pulposus). Awalnya, saya kesulitan untuk ruku’ dan sujud saat sholat, hingga puncaknya suatu malam saya merasakan beratnya bangun dari posisi tidur dan bagaimana sakit dan tersiksanya saat berjalan. Untuk menempuh jarak 10 meter, rasanya seperti puluhan kilometer berjalan. Operasi sudah terbayang di depan mata, biaya besar menghantui pikiran saya, padahal saat itu saya baru resign dari pekerjaan saya dan baru magang di tempat baru, selain itu saya juga baru menikah, perasaan saya campur aduk. Namun kuasa Allah, saya berhasil sembuh tanpa pengobatan medis. Saya akan membagikan pengalaman saya ini kepada temen-temen semua, barangkali ada yang sedang terkena sakit yang serupa mungkin dapat membantu. Namun semua itu semua adalah kuasa Allah, semoga teman-teman yang sedang dilanda penyakit serupa bisa segera Allah sembuhkan. Aamiin.


(Sumber : http://syarafterjepit.org/wp-content/uploads/2016/05/syaraf.jpg)

Saya dahulu bekerja sebagai pengajar di sebuah sekolah swasta di Depok kurang lebih selama 6 tahun. Aktifitas mengajar sangat saya nikmati dan saya anggap sebagai passion dan jalan hidup. Kemudian itu semua berubah sejalan dengan adanya manajemen baru yang ada disekolah tersebut, yang memaksa saya harus meninggalkan pekerjaan yang sangat saya cintai tersebut. Setelah keluar dari pekerjaan saya itu, saya mendapat tawaran bekerja di sebuah perusahaan konten pendidikan online di Jakarta dengan masa percobaan selama tiga bulan barulah saya akan ditetapkan menjadi pekerja tetap atau tidak.

Biasanya saya hanya butuh 10 menit untuk menuju tempat kerja dengan motor, aktifitas yang ringan diselingi dengan duduk dan berdiri. Namun sejak pindah ke lokasi kerja yang baru, saya harus naik motor 20 menit dan kemudian dilanjutkan naik kereta kurang lebih selama 1 jam dengan berdesakan dan berdiri. Jadi saya sehari kalo ditotal naik motor selama 40 menit dan berdiri selama 2 jam setiap hari. 

Awalnya saya tidak merasakan gejala apa-apa, namun di suatu siang sehabis menjalankan sholat dhuhur di masjid, ketika ingin meninggalkan shaf, apakah salah langkah atau gerak, tiba-tiba ada rasa nyeri dipunggung seperti orang terkilir. Namun saya belum menyadarinya, sehingga saya abaikan rasa itu.

Hari berganti hari, rasa nyeri itu semakin parah dan saya tidak nyaman sama sekali saat berjalan. Saya ketika berjalan seperti ada yang mengganjal di punggung, sehingga saat berjalan saya seperti agak nungging seperti bebek (tahulah kalian, he4). Kemudian sampailah pada suatu malam, setelah pulang kerja saya tiduran di ruang depan diatas karpet dan punggung bagian bawah saya ganjal pake buku kimia setebal 10an sentimeter. Saya sempat tertidur beberapa jam, namun tiba-tiba nyeri mendera di seluruh punggung dan paha saya. Sakit luar biasa dan panas rasanya. Untuk memiringkan badan saja saya harus teriak. Kemudian saya coba pindahkan tubuh saya ke kasur, namun saya lakukan dengan merayab di tembok, sejengkal demi sejengkal saya menuju tempat tidur, dan saya rebahkan tubuh saya di atas kasur. Namun sakit itu tak kunjung reda, setelah berbaring 15 menit, saya ingat bahwa di dekat ada tukang urut. Lokasinya ada di sini

Dengan perjuangan keras, tengah malam itu saya menuju rumah tukang urut, merayap dari satu pagar ke pagar lain. Namun, ternyata tukang urut tersebut hanya buka dari jam 6 pagi – 12 siang aja, dari selasa sampai minggu (hari senin libur) dan untuk biaya seikhlas kita aja. Saya mendapat informasi ini dari tetangganya. Jadilah saya pulang kembali dan mencoba beristirahat dan menahan sakit yang sudah menjalar.Keesokan harinya, saya kembali datang dan saya mendapat urutan ke-3, teman-teman harus datang setelah subuh untuk mendapat urutan awal, karena jika terlalu siang, nyi tukang urutnya akan menolak. 

Saya diurut kurang lebih satu jam dan badan saya jauh lebih enteng, saya sudah bisa berjalan meskipun belum bisa dengan tegak. Saya kembali ke rumah, kemudian saya cari-cari video untuk terapi HNP ini. Saya temukan dua cara. Yaitu dengan senam HNP dan doa. Saya coba, dan rasa nyeri berkurang secara signifikan, ini alamatnya video youtube yang saya gunakan untuk senam :



Kemudian, saya juga mendapat video doa untuk syaraf kejepit dalam Islam.


Kemudian selain senam dan doa, saya juga melakukan terapi dingin-panas. Yaitu 15 menit dengan kompres air dingin, kemudian 15 menit kompres air panas. Air dingin ini saya masukan ke dalam botol dan dicampur dengan es batu, sama halnya dengan air panas, saya masukan ke dalam botol untuk kemudian disekakan di daerah yang sakit.

Jadi rincianya begini yang saya lakukan :
Sehabis sholat subuh saya berdoa sesuai yang diajarkan pada video kedua. Kemudian saya lanjutkan dengan terapi panas dingin kurang lebih selama 1 jam. Kemudian saya lanjutkan dengan senam seperti pada video pertama selama 1 jam. Kemudian saya lanjutkan dengan terapi panas – dingin selama 30 menit dan sata tutup dengan doa.

Hal itu saya ulang-ulang selama 3 kali sehari yaitu sehabis sholat subuh, sehabis sholat dhuhur dan sehabis sholat isya. Alhamdulillah dalam waktu 2 minggu, HNP saya sudah hilang sama sekali. Puji syukur kehadirat Allah, saya merasa seperti terbebas dari belenggu kekang dan merasa seperti orang yang merdeka, bahkan saya bisa berlari-lari dengan lepas tanpa rasa nyeri sama sekali.

Semoga hal ini bermanfaat bagi temen-temen semua. Saya sangat bersyukur disembuhkan Allah tanpa sedikitpun obat atau proses medis. Saya hanya bener-bener pasrah saat itu, hanya memohon kepada Allah kesembuhan. Semoga temen-temen yang merasakan hal yang serupa bisa segera disembuhkan oleh Allah dan kembali sehat seperti sedia kala.

3 November 2017

BUMBU MASAKAN MENGANDUNG ALKOHOL

Pernah ada seorang teman koki bertanya kepada saya, bagaimana hukumnya masak dengan menggunakan bumbu yang beralkohol (misalkan cuka apel rata-rata kandungan alkoholnya 3%)? sedangkan alkohol sangat mudah menguap, sehingga saat dimasak pada suhu tinggi akan habis menguap? apakah masih haram?


(gambar wine : https://static.independent.co.uk/s3fs-public/thumbnails/image/2016/09/22/12/wine.jpg)

Sebenarnya saya bukan ahli fiqif atau syariat, jadi tidak bisa memberikan jawaban langsung. Sebagai seorang yang belajar sains dan belajar metode ilmiah, saya meminta waktu untuk melakukan riset tentang jawaban pertanyaan tersebut. Mungkin saya mencoba membantu teman. Riset kecil-kecilan, hanya kebetulan belajar kimia di kampus dan punya beberapa buku fiqih tentang makanan halal dan haram serta buku fiqih kontemporer saya beranikan diri. Menarik pula saya jabarkan hasil riset saya itu kepada khalayak ramai, semoga bermanfaat.

Alkohol adalah nama umum karena alkohol ada berbagai jenis, ada methanol (spiritus), etanol, propanol dst. Dan alkohol yang terlibat dalam kasus ini adalah etanol yang terkandung dalam miras/ air tape/ hasil fermentasi dan sifatnya adalah antiseptik sehingga toksik atau beracun dan inilah alasan Islam melarang kita mengkonsumsinya.

Saya akan coba kaji dari 2 sisi yaitu kimia dan syariat sesuai pertanyan yang diajukan.  

  1. Apakah alkohol bisa diubah menjadi asam cuka (vinegar/asam asetat) secara alamiah?

Cuka merupakan makanan yang halal (HR. Muslim, No. Hadits 2051 dan 2052), namun harus diolah secara alami, biasanya adalah pada buah-buahan yang memiliki kadar gula cukup tinggi misal apel. Jadi prosesnya secara gampang adalah sbb :

JUS BUAH    (fermentasi 1) ------>      ETHANOL     (fermentasi 2) ----->       CUKA

Para ulama (dalam syarah Muslim, Jilid XIII halaman 152 dalam) sepakat jika pembuatan cuka secara alami adalah halal (dalilnya kesepakatan ulama, bukan hadits). Maksudnya alami, bukan dibuat dari khamr/miras artinya proses pembuatanya kontinu dari buah-buahan kemudian dilanjutkan sampai menjadi cuka.
Jadi secara alami, alcohol berubah menjadi cuka adalah BISA, proses ini bisa berlangsung jika alkohol belum di suling (destilasi) dan bakteri yang terlibat selama proses fermentasi (misal Acetobacter acetili) masih ada dalam zat tersebut. Namun saya meragukan proses ini masih terjadi ketika cuka buah sudah dikemas, cuka buah kemasan yang kita gunakan sebagai bumbu karena saya yakin itu telah melalui proses sterilisasi, sehingga bebas bakteri. Sehingga cuka seharusnya memang sudah bebas alcohol saat dikemas.
     

     2. Apakah bumbu yang mengandung etanol (misal wine) saat  dimasak akan hilang karena pemanasan?

Suhu penguapan etanol adalah 78oC, dan suhu penguapan air adalah 100oC. Secara logika, saat kita masak kan suhu diatas 78oC, bahkan lebih dari 100oC, sehingga secara teoritikal, maka etanol akan menguap dan hilang.
Nah ini menarik, karena etanol memiliki sifat sangat terlarut secara homogen dengan air (dalam kadar berapapun akan tercampur sempurna dengan air) sehingga jika bahan makanan mengandung air misal daging atau sayur dimasukan bumbu berupa wine yang mengandung etanol, meskipun dipanaskan karena kandungan etanol dalam wine cukup tinggi maka dikhawatirkan tetap ada etanol yang masih tercampur karena makanan kan masih basah (masih mengandung air) dan tidak teruapkan sehingga makanan masih tercampur etanol. 

         3. Seberapa persen sih etanol bisa teruapkan saat masak?

Ini saya tidak bisa menjawab pasti, karena secara visual warna air dan etanol sama dan mereka sangat homogen tercampur, sehingga harus menggunakan pengujian kimia dengan indikator kimia untuk mengetahui kadarnya, nah jelas tidak mungkin ini diaplikasikan dalam makanan.

         4. Berapa batasan bahan makanan yang mengandung alkohol bisa ditolelir sesuai syariat?

Saya belum pernah membaca ada hadits yang menerangkan berapa persen kadar etanol yang boleh dikonsumsi. Jadi aturan yang ada, salah satu yang berlaku di Indonesia adalah fatwa MUI, yang diperbolehkan adalah dibawah 1%.
Dalam kasus yang menggunakan perasa vanilla dengan kandungan alcohol 2%, berdasarkan referensi yang saya sudah telusuri ada lho perasa vanilla yang sudah halal dan bersertifikat MUI, jadi tinggalkan yang subhat, carilah yang aman.

       5. Apakah menggunakan wine sebagai bumbu masakan adalah haram? meskipun dimasak dan etanol akan hilang menguap?

Ada hadits dari Rasulullah diriwayatkan Ahmad, Abu Daud, Tirmidzi, Nasai, Ibnu Majah, Ibnu Hiban. Perawi terpercaya, level hadits hasan.
“sesuatu yang banyak memabukkan, maka yang sedikitpun juga haram”
Nah dari hadits ini, ketika kita minum wine segelas misal, kan mabuk (walaupun ada orang yg kuat minum, namun islam menghidari mudharat) maka setetes dari wine pun juga haram. Nah berdasarkan pembahasan kimia poin (2), maka proses penggunaan wine sebagai bumbu membuat makanan bercampur khamr maka ini menjadikan makanan haram.


Demikian pembahasan yang ringkas dan sederhana ini, wallahu a’lam bishshowab

2 November 2017

DITIPU CINTA

Jika cinta itu seperti Natrium,
Maka cinta akan reaktif, spontan dan mudah emosi
Jika cinta layaknya silica,
Maka ia keras, transparan dan bahkan sulit melebur

Jika cinta bagaikan etanol
Ia akan mudah menguap, hilang, sesaat
Jika cinta terwakilkan klorin
Maka ia korosif, beracun dan mematikan

Andai cinta digambarkan benzena
Tentu ia akan teresonansi, saling mengisi namun begitu mudah tergantikan
Andai cinta secerah emisi magnesium
Tentu ia akan menyilaukan dan membutakan mata

Tapi Tuhan tak pernah ciptakan cinta layaknya spesi kimia
Ia adalah anugrah,
Karenanya kerakal jadi intan permata, comberan menjadi anggur surga
Gembala jadi pujangga, penjahat jadi malaikat

Tuhan ciptakan cinta begitu unik
Kehilangan segalanya demi cinta dianggap layak
Menukar apapun demi cinta rasanya impas

Namun cinta juga bisa menipu
Ketika mendapat cinta yang sesaat
Lebih kepada nafsu duniawi

Aku memang sedang jatuh cinta
Semoga cintaku ini tak menipuku
Karena berat dan sesak hatiku karena pernah merasa tertipu

Hanya kepada-Nya lah kusandarkan cintaku
Namun begitu berat hati ini
Ikhlas tak kunjung datang menghampiri hati

Cinta ternyata tak menipu
Dirikulah yang tertipu anganku sendiri

Cinta ini, semoga Allah kuatkan hatiku….



13 Juni 2017

Menggali Makna Tadarus, Tilawah dan Ngaji


Pak Jlembus sedang kebingungan karena mendapat pertanyaan dari anaknya. Sehari semalam sudah dia berfikir keras tentang pertanyaan yang sepele itu. Ustadz di ”sanlat” anaknya menyuruh tiap malam untuk tadarus Al Qur’an, sedangkan guru sekolahnya menyarankan tilawah Al Qur’an. Sebenarnya maksudnya apa?


Yang benar “tadarus” atau “tilawah”?
Keduanya benar, namun dari zaman dulu ketika penulis masih imut pun tadarus lebih dikenal dikalangan luas. Tadarus berasal dari kata daroosa-yadruusu, yang artinya mempelajari, meneliti, menelaah, mengkaji dan mengambil pelajaran. Kemudian, mendapat awalan “ta’” yang akhirnya berubah menjadi tadaroosa-yatadaraasu, yang maknanya bertambah menjadi saling belajar atau mempelajari lebih mendalam.
Makna tadarus lebih kepada saling belajar dengan membaca bergantian ayat-ayat Al Qur’an dengan memperhatikan hukum-hukum bacaanya dengan didampingi seorang yang fasih di bidang tajwid. Bisa juga di damping ustadz yang ahli di bidang membaca Al Qur’an yang bertugas men-tashih Al Qur’an.
Sedangkan kalo di pelosok Jawa Tengah sana, kata “ndarus” lebih populer. “Ta” dibuang di ganti satu huruf “n” yang menjadikannya kata kerja, walaupun “tadarus” sudah merupakan kata kerja. Tapi ngapain di pusingkan, karena “ndarus” kesannya lebih membumi walaupun jadinya tak bermakna.
Jadi kita pake yang bener aja yah, “tadarus” he4. Masa bodo juga orang Jawa mau ngomong apa.
Namun yang terjadi di masyarakat saat ini, tadarus lebih dipahami persis yang di tafsirkan KBBI yaitu membaca Al Qur’an secara bersama-sama di bulan Ramadhan. Bodo amat pake ustadz atau tidak, masih mending mau baca Qur’an.
Kata yang lebih tepat ketika membaca Al Qur’an dengan saling menyimak saja satu dengan yang lain adalah dengan tilawah wal istima, “membaca dan menyimak” kemudian saling mengoreksi sesuai pemahaman masing-masing.
Tapi kalo sudah mengerti hukum-hukum bacaanya, maka boleh membaca Al  Qur’an sendiri inilah yang disebut tilawah, ingat kalo sudah mengerti hukum-hukumnya. Kalo belum mengerti sebaiknya dimulai dari buku-buku belajar mengaji atau mendengarkan murotal saja, lebih bijaksana.
Tapi Pak Jlembus masih bingung, dulu orang tuanya ketika menyuruh ke TPQ bukan buat tadarus, tapi disuruh ngaji. Bagaimana pula ini bedanya?
“Ngaji” jika ditelisik maknanya, ternyata berasal dari bahasa Jawa. Ngaji dari kata “sanga” artinya sembilan dan “siji” artinya satu. Bahwa “ngaji” dimaknai sembilan lubang dari tubuh manusia menuju ke satu kebaikan yaitu Islam.
Istilah “ngaji” sebenarnya kurang tepat jika dilihat dari EYD, kata yang tepat adalah “mengaji”. Mengaji berasal dari kata “kaji” yang merupakan kata yang spesial, karena memiliki 2 kata turunan yang mengalami peleburan dan tanpa peleburan yaitu “mengaji” dan “mengkaji”. Berbeda dengan kata “kubur” atau kata lain sejenis yang akan mengalami peleburan jika mendapat awalan “me-“ menjadi “mengubur”.
KBBI memberi penjelasan khusus. Kata ”mengaji” adalah kata kerja yang berarti membaca (mendaras) sedangkan arti lainya adalah belajar membaca dan menulis tulisan Arab.  Sedangkan kata “mengkaji” lebih tepatnya adalah memeriksa, belajar, mempelajari, menyelidiki, menguji atau menelaah.
Jadi kalo kita menyuruh anak kita ke TPQ gunakan kata “mengaji” bukan tilawah atau tadarus. Perkara orang Jawa menyuruh anaknya “ngaji” ya suka-suka merekalah…he4…

Tapi pak Jlembus masih ada yang mengganjal. Di radio sering mendengar kata “qiroah” dan “tahsin”. Apa pula itu artinya? Pak lain kali pak ya...he4