28 Desember 2014

Tiongkok-isasi

          Akhir-akhir ini, penggunaan kata "Tiongkok" untuk menggantikan sebuatan negara China menarik untuk dicermati. Setelah SBY mengesahkan penggunaan kata "Tiongkok" April lalu, maka secara resmi surat menyurat dan administrasi yang berhubungan dengan China akan dirubah penulisannya menjadi Tiongkok. SBY menyatakan, bahwa sebuatan Cina dirasa kurang menghargai etnis Tionghoa yang ada di Indonesia. Kemudian diakhir pemerintahannya SBY mengembalikan sebutan "Tiongkok" yang telah lama hilang dari peredaran. Penyebabnya saya kira adalah semakin kuatnya lobi China di Indonesia. Semua orang tahu siapalah Imelda Tan atau Syamsul Nursalim yang menjadi konglomerat keturunan Tiongkok. 
         Peran Tiongkok memang besar di Indonesia, sejarah ini dimulai saat Orde Baru zaman Presiden Soeharto. Etnis China diberikan kekuasaan untuk mengelola kekayaan dan sumberdaya yang ada di Indonesia. Mereka terlalu diberikan kekuasaan dalam bidang ekonomi, sehingga mereka merajai ekonomi Indonesia.
  

           
Sakit hati bangsa Indonesia mencapai puncaknya ketika pengemplang utang yang sebagian besar etnis Tionghoa lari keluar negeri dengan membawa uang rampokan, ya BLBI salah satu blunder dan kesalahan terbesar Presiden Soeharto yang membawa bangsa ini menuju kehancuran dan lilitan utang yang sampai kini belum terbayarkan. 
      Era reformasi bahkan menyebabkan dominasi ekonomi tionghoa kian menjadi-jadi karena diberlakukannya ekonomi pasar bebas/free fight competition. Ketertinggalan dalam penguasaan ekonomi golongan pribumi menyebabkan pribumi tidak pernah mampu bersaing dengan Tionghoa. Meski demikian, penguasaan ekonomi yang dominan oleh Tionghoa saat ini tidak terlalu kelihatan karena banyak konglomerat tionghoa gunakan proxy. Proxy atau kuasa atau boneka konglomerat-konglomerat tersebut umumnya adalah pribumi. Dan satu konglomerat Tionghoa bisa gunakan banyak proxy.
        Penggunaan proxy yang mayoritas pribumi oleh konglomerat ini dimaksudkan untuk mencegah konglomerat Tionghoa tampil langsung di depan publik. Mereka belajar dari pengalaman pahit masa kerusuhan MEI 1998 dulu dimana kelompok Tionghoa kaya jadi sasaran pelaku kerusuhan. Disamping itu, tujuan utamanya adalah untuk menyembunyikan diri atau sembunyikan kekayaannya. Karena banyak dari konglomerat tersebut adalah konglomerat tionghoa yang sama, yang pernah terlibat sebagai pelaku perampokan atau pembobolan bank-banknya sendiri dan mendapatkan BLBI.
          Sebagian dari mereka sudah mendapatkan predikat LUNAS dengan skema MSAA (master settlement & acquisition agreement). Sebagian lagi yang belum selesaikan kewajibannya berdasarkan skema MSAA tersebut. Mereka itulah yang dikenal dengan sebutan konglomerat buronan BLBI. Sebagian besar mereka sekarang tinggal di singapura dan gunakan proxy di RI.
            Ayin atau arthalita suryani adalah salah satu contoh proxy. Dia adalah kuasa syamsul nursalim (BDNI) dalam menjalankan bisnisnya di RI. Proxy-proxy ini juga dimaksudkan agar konglomerat-konglomerat yang sudah masuk daftar hitam bisa beli kembali asset mereka yang pernah disita Negara. Setelah dominan menguasai ekonomi RI , kini sejumlah elit Tionghoa mengkonsolidasi semua kekuatan Tionghoa RI untuk berkuasa secara politik.
             Apalagi setelah keberhasilan Ahok dalam pilgub DKI tahun lalu. Ini adalah test the water dari elit Tionghoa untuk dapat berkuasa. Jokowi yang semula hanya terkait dengan segelintir konglo tionghoa seperti Imelda Tan & Edward Suryajaya, kini jadi proxy hampir semua konglomerat. Elit konglo tionghoa ini mau memaksakan diri agar dapat berkuasa secara politik dgn menjadikan Jokowi atau Dahlan Iskan sebagai presiden. Kini dimasa Presiden Joko Widodo, dominasi China menjadi sangat kentara. Maklum saja bagaimana pengusaha China menjadi lumbung dana kegiatan kampanye Jokowi dan partai banteng. 
          Bagaimana jika usaha /strategi konglomerat Tionghoa untuk berkuasa secara politik, kendalikan pemerintah/presiden RI ini berhasil ? Bagi kami tidak ada persoalan. Namun harus disadari bahwa dominasi ekonomi dan politik oleh konglo-konglo Tionghoa, bisa timbulkan masalah besar. Bagaimanapun juga kecemburuan ekonomi dari pribumi terhadap golongan Tionghoa masih sangat besar dan tidak akan terhapus selama terjadi ketimpangan.

Sumber Gambar : http://images.detik.com/ content/2014/11/11/10/061845 _jokowiberbajutiongkok.jpg


26 Desember 2014

Menyeberang Sulat Sunda Dengan Feri

Anda suka bepergian? Khususnya para backpacker pasti kegiatan perjalanan merupakan kegiatan paling di nanti dan menyenangkan. Nah kali ini, saya bakalan menceritakan kegiatan solo traveling saya ke kota empek-empek, iya sendirian… apa enaknya jalan sendirian? Sebetulnya gak sendirian juga sih, pasti bakal banyak penumpang lain bareng kita :-p. Disaat akhir tahun pelajaran saat ini, memang asyik kalo jalan-jalan untuk menyegarkan pikiran. Saya suka solo traveling mungkin karena saya orangnya pemalu dan suka menyendiri (kalo yang terakhir ini boong kok…he4)




Saya sudah sering bepergian barengan teman baik berdua maupun berkelompok. Nah traveling berkelompok memang asyik kok, kita bisa saling menjaga dan membantu disaat butuh bantuan, nah kalo mau foto-foto di tempat yang kita kunjungi kita tak perlu repot meminta bantuan orang lain. Saya merasa hal ini kurang menantang, bepergian ke ke tanah Sumatera sendirian ini saya jadikan uji coba bagi saya untuk memulai solo traveling dunia yang telah menjadi impian saya sejak kecil, saya kasih tahu rahasia kecil diri saya, jika berkeliling dunia menuntut ilmu adalah cita-cita hidup saya…he4, asyik ga tuh?
Bepergian sendiri akan membantu kita mengenal diri kita sendiri lebih baik. Sesuatu yang berguna bagi diri saya yang kini menginjak usia dewasa.


Di kisah saya sebelumnya, saya menggunakan pesawat untuk pergi ke Sumatera. Berhubung ini bukan perjalanan karena tugas, saya mencoba  jalan pake bus supaya irit ceritanya. Perjalanan saya mulai dari pool bus Putra Remaja di Solo, bus ini memang spesialis ke Palembang. Ayah saya yang hampir selama 30 tahun bekerja di Palembang merupakan langganan tetap PO. Putra Remaja. Jadi kalo anda ke Sumatera Selatan saya sangat merekomendasikan bus ini karena mereka sangat berpengalaman mengelola salah satu rute terpadat di Jalinsum (Jalan Lintas Sumatera) ini.
Saya mengambil kelas eksekutif seharga 400 ribu. Kondisi bus bagus dan kursi memiliki sandaran tambahan untuk kaki, selain selimut dan bantal. AC dingin dan kita dapat jatah 1 kali makan dan 1 kali senek berat serta 1 botol 600 mL air mineral merek AQUA. Seperti bus malam pada umumnya, kita berangkat setengah 2 dari pool dan kemudian berhenti sekali di Kaliwungu, Kendal untuk beristirahat sebelum akhirnya sampai di pelabuhan Merak pukul 3 pagi keesokan harinya, lancar bukan? Ha4, kalo pemandangan saat perjalanan tak perlulah saya ceritakan, soalnya tidak terlalu istimewa karena lewat Jalur Pantura.
Ketika jalur darat menjadi pilihan anda ke Sumatera dari Pulau Jawa, maka mau tak mau anda harus menyeberang salah satu selat paling ramai di dunia. Selat Sunda menjadi penghubung kedua pulau besar ini. Penyebarangan di Pelabuhan Merak Banten ke Bakauheni Lampung buka selama 24 jam sehari dan 7 hari dalam seminggu. Puncak penyeberangan di pelabuhan ini bisa mencapai puncaknya di masa libur lebaran. Jutaan manusia menyeberangi Selat Sunda hanya karena ingin pulang kampung dari perantauan.
Pelabuhan sangat padat, sehingga antrian untu k menyeberang bisa mencapai sekitar 2 jam. Harga tiket untuk menyeberang relative murah, hanya 15 ribu tiap orang, dan biasanya udah ditanggung oleh bus. Ada pilihan lain sebetulnya untuk menuju Merak tanpa menggunakan bus, bagi penggemar kereta api ada kereta menuju pelabuhan Merak. Kereta Bengawan dari Solo setiap hari melayani perjalanan Solo – Merak tiap hari dengan ongkos 55 ribu (karena kenaikan BBM, tiket menjadi 75 ribu sekarang).
Masalah muncul jika anda naik kereta menuju Sumatera. Karena setelah turun di Bakauheni Lampung anda harus mengambil bus untuk melanjutkan perjalanan, atau naik kendaraan umum sekali untuk mencapai stasiun kereta terdekat. Jadi saya sarankan naik bus akan lebih nyaman dan cepat.
Setelah nungguin sekitar 2 jam antrian kapal, tibalah giliran kami untuk naik kapal feri. Setelah masuk ke feri, kita diharuskan keluar menuju dek penumpang. Karena perjalanan memakan waktu cukup lama, sekitar 3 jam, maka menikmati pemandangan atau menikmati kudapan di atas kapal dapat menghilangkan kejenuhan selama perjalanan. Nah di dek kapal pun banyak pilihan tempat. Jika anda ingin menikmati perjalanan dengan pemandangan laut anda bisa mengambil dek luar dilantai atas Feri. Jika anda capek atau ingin iburan lebih, dengan tambahan dana 10-30 ribu saja anda bisa menikmati fasilitas tambahan di dek dalam. Di sana ada sofa dan tempat berbaring dan jelas ini bukan pilihan saya..he4



Saya memilih dek luar di lantai atas, tempatnya tidak terlalu bagus memang tapi pamandangan eksklusif akan anda dapatkan dari tempat ini. Ketika pagi menjelang, saya mendapatkan pemandangan sun rise yang amazing banget, tak kalah dengan sun rise  dari Pantai Uluwatu ataupun Kuta di Bali sono. Pemadangan dengan alas air laut sebening Kristal dan langit yang berwarna merah merona, sungguh hal inilah yang membuat bangsa lain iri dan tergoda untuk menguasai zamrud khatulistiwa ini. Jika anda beruntung seperti saya he4, anda juga akan menemukan pemandangan spektakuler lain. Ikan lumba-lumba hidung botol akan muncul di kanan – kiri kapal  mengiri perjalanan saya, ah lengkap sekali bukan?
Setelah menikmati sun rise, perut pasti lapar dan yang jelas saya ga bawa makanan dalam perjalanan dan rasanya terlalu lama menuju pemberhentian darat berikutnya, maklum saja perut belum terisi sejak semalam, pantas saja berontak mulu minta jatah. Akhirnya demi meredam demonstrasi yang melanda, saya beri mie isntan dalam gelas sebut saja popmie… 10 ribu, mahal yah, di minimarket macam Alfamart atau Indomaret, makanan sejenis dijual kisaran 5ribu saja, wah untuk 100% penjualnya, yah ga papa deh sekali-sekali. Ha4… Sekitar jam 7 pagi feri kami merapat di Pelabuhan Bakauheni Lampung dan melanjutkan perjalanan menuju Bumi Sriwijaya…

24 Desember 2014

Siem Reap Kota Raja Yang Hilang

Siapa yang tak kenal Ankor Wat? Semenjak film Thom Raider sukses dengan Angelina Jolie-nya menggebarak perfilman dunia, Ankor Wat begitu terkenal hingga pelosok dunia, bahkan di Indonesia. Film yang bercerita tetang perburuan harta karun itu sampai-sampai menembus 6 juta penonton hanya setelah rilis selama seminggu, sebuah angka yang fantastis. Nah saya nih, berkesempatan mengunjungi Ankor Wat di kota Siem Reap selama dua hari, dan menikmati suasana Ankor Wat di salah satu daerah bekas jajahan Perancis tersebut.




Siem Reap merupakan kota terbesar kedua di Kamboja setelah Phnom Penh sebagai ibu kota negara. Secara geografis, Siem Reap merupakan wilayah paling barat di Kamboja dan berbatasan langsung dengan Thailand. Dibutuhkan waktu sekitar 7 jam perjalanan darat dari ibu kota kamboja menuju kota ini.
Kota ini selain bisa ditempuh dengan bus dari Phnom Penh, juga terdapat penerbangan langsung ke bandara di kota ini. Namun rute menarik lainya adalah melalui Thailand. Bangkok-Siem Reap adalah rute terpadat antara dua negara ini, mengalahkan kepadatan rute Siem Reap – Phnom Penh. Wisatawan biasanya dari Kamboja  akan menuju Bangkok melalui rute ini, atau sebaliknya wisatawan dari Bangkok yang akan menuju Kamboja akan berhenti di Siem Reap beberapa hari sebelum melanjutkan ke Phnom Penh.


Daya tarik utama Siem Reap tak lain adalah kompleks candi terbesar di dunia, Ankor Wat. Meskipun segera akan dikalahkan oleh kompleks candi peninggalan Sriwijaya di Muaro Jambi (bisa baca di sini) yang konon kabarnya luasnya 2 kali lipat Ankor Wat, fantastis bukan negeri tercinta?
Ankor Wat sendiri merupakan sebuat Wat atau dalam terjemahannya disebut temple (bahasa Inggris) dan candi (bahasa Indonesia) yang merupakan peninggalan kerajaan Ankor yang dimasa lampau menjadi kerajaan terluas di Semenanjung Indo-China. Jadi Ankor Wat ini adalah kompleks candi yang sebagian besar memang digunakan untuk ibadah. Tipe bangunan di Ankor Wat adalah tipe agama Budha, yang merupakan agama mayoritas sampai sekarang di tanah Kamboja.


Menyambung cerita saya sebelumnya, pagi-pagi buta saya sampai di Siem Reap dari Phnom Penh. Dari agen bus Virak Bhutan saya mengendarai tuk-tuk menuju sebuah guest house yang telah saya booking sebelumnya. Velkommen Guest House tempat saya menginap, telah saya booking melalui situs www.booking.com . Keunggulan situs ini adalah, kita tak perlu membayar dimuka atau mencantumkan kartu debit/kredit kita sebagai jaminan pemesanan, artinya kita bisa membatalkan pesanan tanpa harus membayar ganti rugi, cukup menguntungkan. Harga yang ditawarkan juga cukup murah, 5 dolar semalam dengan kamar tipe dormitory artinya sekamar ber-8 dan 1 kamar mandi untuk digunakan bersama seluruh penghuni kamar, murah bukan? Kamar ini difasilitasi stop kontak tiap bed, loker dan AC sehingga kita tak susah untuk mengisi ulang baterai gajet kita…he4. Satu lagi pertimbangan saya adalah adanya rental sepeda (1 dolar sehari) yang memungkinkan kita menghemat pengeluaran hingga puluhan dolar, pasalnya jika kita menyewa tuk-tuk untuk menuju ke kompleks Ankor Wat membutuhkan budget setidaknya 30 dolar dan itu bisa menjadi mimpi buruk buat pengeluaran saya, ha4… Setengah hari pertama di Seam Reap saya habiskan untuk istirahat, walaupun malamnya sudah tidur, tapi tahulan gimana rasanya tidur di bus. Jadi praktis kegiatan saya mulai setelah tengah hari.


Petualangan saya mulai dengan berjalan kaki dari hotel tempat saya menginap, menuju ke pusat kota Siem Reap. Ketika anda keluar hotel, berjalan 25 meter anda akan disambut museum nasional yang menyimpan artefak berharga dari Ankor Wat, tiket masuk 5 dolar. Disini tak hanya artefak, sejarah penemuan hingga foto-foto dokumentasi pada masa penggalian dan pemugaran juga di sajikan untuk para pengunjung.
Setelah puas di museum, perjalanan saya lanjutkan menyusuri jalan Stung Siem Reap atau yang dikenal dengan Pokambor Avenue, jalan yang terkenal di kota ini. Jalan ini lurus dan ditumbuhi pepohonan yang rimbun serta ada kanal di tengan yang memisahkan lajur kiri dan kanan. Jalan ini tak terlalu panjang, hanya sekitar 5 km. Semua gedung-gedung bersejarah dan ada di jalur ini. Selain itu, rumah sakit, gedung pemerintah, hotel berbintang juga bertaburan di kanan kiri jalan ini. Suasananya sangat sejuk, mirip jalanan di Paris kalo anda pernah berkunjung kesana (padahal saya juga belum pernah kesana), he4. Tapi bagaimana commonwelther Perancis membangun Siem Reap di masa lalu pasti bertujuan mengingatkan mereka akan tanah kelahiran, sungguh fantastis jalan ini. Saking kerennya, anda akan betah duduk-duduk disini sambil memandangi kanal dan gedung saksi masa lampau. Nah bagi pengantin baru, tempat ini sangat saya rekomenasikan karena tenang, teduh dan romantic…he4.


Ditengah masa menikmati pemandangan, saya menemukan agen bus tepat disamping Gedung Wali Kota Siem Reap. Tak menunggu lama, saya segera membeli tiket untuk ke Bangkok. Harga 11 dolar untuk sleeper bus ke Bangkok dan turun di Khaosan Road, jalan paling terkenal di Bangkok. Selesai beli tiket, saya lanjutkan perjalanan. Diujung Pokambor Avenue, anda akan menemukan Central Market Siem Reap. Disinilah dijual pernak-pernak cinderamata dan oleh-oleh. Karena belum tahu mau beli apa buat oleh-oleh, saya putuskan untuk masuk dan mengamati barang apa yang saya mau beli buat oleh-oleh. Soalnya budgest tipis (taulah…) jadi harus jeli membeli. He4…


Seperti di Phnom Penh, Central Market ini juga menjual barang kebutuhan sehari-hari, mulai dari sembako bahkan buah. OMG, saya melihat nasi… ah tak pikir, panjang saya beli sebungkus tanpa lauk, taulah disini susah cari yang halalan thoyiban. He4…, walaupun nasi putih aja, tapi cukup kok mengobati, soalnya hampir seminggu saya tak menemukan nasi, hanya roti dan mie instan doang.
Tak terasa, waktu telah menunjukan jam 4 sore, saya putuskan untuk kembali ke hotel, ada agenda penting soalnya. Nyuci dan maping buat ke Ankor Wat dengan sepeda buat melihat sun rise esok hari. Jadi tidur lebih cepat wajib hukumnya…

15 Desember 2014

Final Test Semester 1 Year 2014 Result

Grade 7
1. Gideon S   70
2. Fathan Z   85
3. Azhar Ravi  70
4. M Fitra  61
5. M Farhan  88
6. M Ricky    52
7. M Ridzky  70
8. Thariq   67
9. M Rafly  67
10. Haedar B  55
11. Divodas OF  70
12. Dhanis AP  46
13. M Emin U  40
14. M Reza  67
15. M Awfa   73
16. Bariq   79
17. M Daffa   40
18. M Mikala   100
19. Sulaiman   58

Grade 9A
1. Attar KP  84
2. Arka P  64
3. Takara  88
4. Darmawan 96
5. Luqman 96
6. M Ariq 80
7. A Priadi 76
8. Farhan KI 80
9. Faza AA 84
10. Athallah GN  76
11. Aji S  88
12. Ghiffari AAO 88
13. Sultan 56
14. S Kevin D  76

Grade 9B
1. Raihan Akbar   68
2. M Ryan   88
3. Witra  76
4. MAF Radjawali 100
5. Rayhan Galih  80
6. Adam RS  88
7. David AI 92
8. Glen AB  92
9. M Alief F  84
10. M Nadhif 88
11. Fabian R  84
12. Davi GS  68
13. Farhan FU  92
14. Maulana AY  80


 (For 12 Grade, there will be a re-exam for final test semester 1, at Tuesday, Dec 16th 2014. The best score will be taken for final mark)
Grade 12 A
1. T Raihan 64
2. Ikhlas KI 92
3. Kevin B  52
4. M Farel 48
5. Hamim M 56
6. Trinanda 60
7. Ahmad H  88
8. Haidar A  48
9. Maulana A  68
10. Yoga HP  64
11. M Raka  60
12. M Hafidz  64
13. A Rifai 72
14. M Faiq Aji  44
15. Satrio W  68
16. Nu'man A  56

Grade 12 B
1. Naufal   64
2. Yudha  44
3. Vito 52
4. Andhika  48
5. Damar 46
6. Delfano  64
7. Faris 72
8. Fathur  32
9. Wardhana  56
10. Fikri 64
11. Rizqi  48
12. Ilham  P  44
13. M Edo   40
14. Asa IH  32
15. R Arfanto   72
16. Alham F  44
17. M Farhan  56

9 Desember 2014

Semalam Bersama Biksu

Hari ketiga saya di Phnom Penh saya isi dengan berkeliling di kota Raja ini. Sekitar jam 9 pagi tuk-tuk yang telah saya booking kemarin sore datang menjemput saya di hotel dan perjalanan dimulai. Misi pertama adalah mengunjungi istana raja Kamboja. Istana ini cukup besar dan berada tepat di tepian sungai Chao Phraya. Hari itu adalah tepat ulang tahun raja Kamboja, sehingga kunjungan di batasi hingga sampai bagian pertama dari Istana, karena bagian pusat Istana digunakan untuk perayaan. Tiket masuk 20 dolar, bayangin dan bandingkan dengan masuk Istana Sultan Jogja, hanya 10 ribu alias 5% dari harga di sini. Namun he4, ada enaknya juga, biasanya tiket masuk 20 dolar kali ini di gratiskan berhubung hari special ini. Emang lagi beruntung ini nasib, he4.


Setelah puas keliling Istana dan foto-foto ria, saya lanjutkan perjalanan ke pusat kota Phnom Penh, ada salah satu tugu yang terkenal disini yaitu tugu Asean, dimana persis di depan rumah dinas raja. Tugu ini dibangun untuk memperingati masuknya Kamboja menjadi negara Asean. Di sebelahnya juga ada tugu kemerdekaan, untuk mengenang perjuangan pahlawan Kamboja dari penjajahan Perancis. Keamanan di sini sangat ketat, tapi kita diijinkan kok lama-lama di tempat ini, maka setelah foto-foto kita langsung cabut ke sebuah kanal di tepian Chao Phraya. Kanal ini namanya kanal “merah”, yah mirip jembatan merah di Surabaya, he4. Soalnya, kata bapak sopir tuk-tuk dulu sejarahnya disini terjadi pembantaian warga tepian sungai oleh rezim Kmer Merah dan terjadi banjir darah, ngeri pokoknya saya bayangin, emang mereka kejam.


Tujuan terakhir tour hari ini adalah Central Market di Phnom Penh. Stulnya sih saya masih penasaran dengan gedung pembantaian di Tuol Slenk (kalo g salah), dimana katanya tuh tempat adalah sekolah yang diubah menjadi penjara dan tempat eksekusi jutaan manusia, haduh… saya kayaknya g tega kalo harus berkunjung ke sana, bisa hilang nih mut saya. Ya udah deh, langsung cekidot ke Central Market untuk beli suvenir dari sini.
Central market adalah pasar tradisional terbesar di Phnom Penh yang menjual segala macam rupa kebutuhan. Di bagian luar anda akan menemui penjual baju dan keperluan fashion lain. Di bagian dalam adalah pusat penjualan perhiasan, uang dan kosmetika. Jadi pasti ni ibu-ibu yang mendominasi bagian dalam, he4. Kemudian di bagian belakang adalah bahan sembako, mulai dari beras, gula, minyak sampai daging babi di jual disini. Untuk kamu nih, yang mau cari suvenir, ga perlu masuk ke dalam deh, cukup di bagian depan dari pasar, nah tuh pusat cinderamata.
Satu barang yang saya incar, kaos…, alamak murah meriah, satu kaos dijual cuman 2 dolar, tapi jangan tanya, kualitas kainya pas-pasan, jadi nyari yang agak bagusan dikit lah, sekitar 4 dolar anda akan mendapatkan kaos layak pakai he4. Okedeh, deal satu kaos 4 dolar warna kesukaanya saya coklat dibungkus.
Habis beli oleh-oleh, perut pasti berontak minta jatah. Haduh, makanan di mana-mana tapi babi semua. Ane kan muslim, yah cari yang halalan toyyiban susah bingit si sini. Nah liat mangga, udah beli sekilo cuman sedolar. Sambil mangga di “brakot” (vulgar ga sih?, he4) saya pulang menuju hotel. Jadi praktis makanan saya disini adalah roti, buah dan makanan merek Indonesia yang dijual mini market di sini yang udah ada lebel halal.
Sudah jam 2 nih nyari tempat sholat susah banget. Karena mayoritas warga Kamboja adalah Budha maka yang mendominasi adalah vihara. Waktunya pulang ke hotel, ni jadi buru-buru pulang karena jam 4 udah asar dan  persiapan menuju ke kota berikutnya, Siem Reap atau lokasi Angkor Wat. Makan roti tawar dan mie goreng (merk “s*dap”, he4) menjadi penutup sore ini. Habis mandi dan packing saya siap-siap di lobi buat nunggu jemputan bus dari agen. Jadi urusan mencari bus tak perlu susah, kita tinggal pesen ke resepsionis udah dibeliin, harganya 13 dolar sleeper bus dari agen Virak Bhutan.
Mas resepsionis ini emang baik banget, pokoknya segala urusan saya beres deh sama masnya. Ngakunya sih namanya John, ha3… tapi gue g percaya…, masak orang Kamboja namanya begitu. Nah cerita dia nih, nama aslinya adalah Joyankromvipur (nah lho…), karena orang barat susah manggilnya, jadinya mereka kasih julukan John supaya mudah dipanggil… ada2 ajah yah, tapi saya lebih suka nama panggilanya, soalnya nama yang kedua susah banget di apalin.
Bus jemputan datang tepat pukul sepuluh malam, saya harus meninggalkan hotel dan John, yah sedih juga, teman baru saya yang baik banget, setelah foto bareng saya menuju bus. Bus ini kecil karena merupakan bus pengumpul, yang kemudian dibawa kea gen bus. Disini emang ga ada terminal, jadi kalo naik bus emang harus dari agen-agen bus. Beberapa menit berkendara sampailah saya di agen bus, dan diberikan tiket perorangan dan air mineral 600 mL.
Alamak, ternyata saya harus nunggu hampir 2 jam karena bus berangkat jam 12 malem, hadeh, dah ini bus terakhir ke Siem Reap. Sebetulnya ada pemberangkatan pagi atau sore, namun saya pilih malem aja deh supaya ngrasain sleeper bus, he4. Jam setengah dua belas penumpang di suruh masuk. Nah jangan tanya isinya, mulai dari ras kuning, bule sampai sawo matang (padahal yang sawo matang cuma saya tok, he4. Yah g papa. No kursi saya 6, dah saya bersebelahan dengan penumpang dari AS, yah Amerika Serikat. Kenalan dong…he4, wah namanya Cathy (ga tau nama sebenarnya atau tidak), dah busyet dia udah backpackeran 4 bulan g pulang sama sekali, weleh… Sendirian, weleh lagi. Ga takut rupanya. Dia berangkat dari India, terus Nepal, Myanmar, Laos, Vietnam dan Kamboja dan rencananya doi nih mau lanjutin ke Thailand dan Malaysia kemudian pulang, wah Indonesia kelewatan dong? He4. Doi mahasiswa hukum yang sedang ambil cuti buat bacpackeran. Setelah ngobrol ngalor ngidul, dia kayaknya lelah dan memutuskan buat tidur. Nah saya gimana bisa tidur caranya begini, bersebelahan dengan cewek cakep dan asal tau sleeper bus  ini modelnya kayak ranjang, jadi emang di desain buat tidur, tapi saya gagal tidur (pusing dah…)


Nah, Yang Maha Kuasa menolong saya nih, ada kursi di depan saya yang kosong dan bersebelahan dengan biksu yang laki-laki tentunya. Jadi deh saya pindah ke depan supaya mata dan hati tenang… ha4, dan tidur dengan nyenyak. Maklum aja ane masih muda dan jomblo lagi (malah curcol). Jadi deh ane tidur nyenyak mpe pagi.

Tiba di Siem Reap sekitar pukul 8 pagi dan bukan di terminal, tepatnya di agen bus. Keluar dari bus akan banyak tawaran naik tuk-tuk untuk mengantar ke lokasi penginapan, eits… jangan langsung terima. Mereka pasti nawarinnya tinggi-tinggi. Saya berinisiatif, jalan beberapa meter keluar dari lokasi, nah bener filing ane nih, ada satu tuk-tuk dateng dan nawarin 5 dolar buat ngater saya, yah saya harus kejam, 3 dolar kalo mau, kalo ga saya mau jalan kaki nih, he4…, yah akhirnya dia mau, he4. Jadi deh saya dianter ke Velkomen Guest House tempat saya menginap selama 3 hari di Siem reap. 

Chemistry Question Key for Semester Test Preparation 2015


7 Grade
1.       B
2.       D
3.       C
4.       C
5.       B
6.       A
7.       D
8.       D
9.       B
10.   D
11.   A
12.   A
13.   C
14.   C
15.   A
16.   C
17.   D
18.   C
19.   C
20.   B
21.   B
22.   A
23.   C
24.   B  and D
25.   A
26.   A
27.   C
28.   B
29.   D
30.  
31.   C
32.   A
33.   C
34.   A
35.   D
36.   A
37.   C
38.   B
39.   C
40.   C
41.   C
42.   A
43.   A
44.   D
45.   B
46.   C
47.   B
48.   B
49.   C
50.   A
51.   B
52.   C
53.   C
54.   D
55.   C
56.   B
57.   A
58.   D
59.   B
60.   F (Erlenmeyer)

9 Grade
1.       A
2.       D
3.       B
4.       A
5.       E
6.       B
7.       B
8.       C
9.       E
10.   D
11.   C
12.   B
13.   B
14.   A
15.   D
16.   A
17.   C
18.   D
19.   B
20.   A
21.   C
22.   D
23.   C
24.   D
25.   C
26.   B
27.   B
28.   C
29.   A
30.   C
31.   A
32.   D
33.   C (… their work)
34.   D
35.   B
36.   A
37.   A
38.   D
39.   B
40.   C
41.   A
42.   D
43.   C
44.   B
45.   A
46.   C
47.   B
48.   D
49.   C
50.   A

12 GRADE
1.       B
2.       B
3.       E
4.       B
5.       A
6.       D
7.       C
8.       B
9.       A
10.   D
11.   A
12.   A
13.   C
14.   D
15.   B
16.   D
17.   B
18.   E
19.   A
20.   A
21.   E
22.   A
23.   E
34.   D
35.   D
36.   A
37.   C
38.   A
39.   D
40.   A
41.   C
42.   C
43.   C
44.   E
45.   B
46.   B
47.   D
48.   E

49.   E