25 Januari 2010

BAYAN POLENG NAN GAUL

Sebuah pengalaman tak ternilai buatku saat kegiatan PW berlangsung. Bagaimana tidak, dibalik dapur yang sempat sedikit bingung.... muncul seorang sosok yang membantu kami keluar dari benang kusut. Tak pandang usia nan jauh bagai langit dan bumi, beliau bersedia bercengkerama dan menjiwai layaknya kembali ke masa muda dulu. Walau sudah berumur, beliau seperti terbiasa dengan anak muda yang penuh gelora. Nampak dari bahasa dan tutur kata yang gaul pisan khas remaja. Inilah pak Bayan Poleng, Kec. Gesi yang turut mensukseskan PW kemarin. Menarik memang mengangkat profil seorang pamong desa yang kini dianggap sebelah mata, namun dibalik itu rasa kagum tetep ada, walaupun beliau tidak pernah mendalami ilmu "Cikal", namun jiwa rela menolong dan tabah tak luntur dimakan usia.
Sedikit buka kartu boleh lah..., ada beberapa kegiatan di PW yang sebenarnya keluar dari skenario. Namun begitu, lagi-lagi kalo "laskar cikal" mendapat sesuatu yang tak disangka ternyata di sulap menjadi yang luar biasa. Bagaimana tidak, bibit yang batal datang karena dilarang oleh Dishutbun berkenaan kemarau panjang sempat membuat kami kewalahan bahkan hilang akal. Satu masalah runyam datang...
Tak beberapa lama datang seseorang yang kami kenal sebagai pamong desa Poleng, siapa kalo bukan pak Bayan kita...., kita ngomong donk ke bapaknya tentang rencana Rehabilitasi Sarana Umum dan Rehabilitasi lahan yang terkendala masalah seabrek. Dengan enaknya... pak Bayan ngomong "yo..., nanti urusan masyarakat menjadi tanggungan saya..., jenengan siapkan perserta aja..." wah plong kaya kuwek....
Kegiatan selama di Gesi terasa ringan bak kapas, karena pak Bayan senantiasa mendampingi..., hari kedua yang sebenarnya ada kegiatan penanaman batal, terhalang masalah bibit yang rencananya datang distop kerena masalah dishutbun tadi...., pak bayan kita memberikan kegiatan alternatif yang tak kalah seru... peserta diajak melihat sejarah desa Poleng, yang berasal dari nama pohon besar berumur ribuan tahun, walau kini tinggal akarnya saja yaitu "Kayu Poleng". Walau terkesan kramat dan mistis, namun sebagai insan yang beragama tidaklah mungkin kita percaya dengan tahayul. Peserta terkesima dengan penjelasan Pak Bayan... , wow ternyata menarik juga ya sejarah desa ini..., tambah ilmu tapi gratis...he3... pengine sih begitu...
Satu masalah terpecahkan, malamnya kita bersuka ria melepas lelah karena sudah seharian berkutat dengan debu dan lumpur (digedek-gedekne...).
Terima kasih pak Bayan... Jasamu kan kami ingat selalu..., tak banyak orang sepertimu membantu tanpa pamrih demi kemajuan generasi muda yang rindu teladan.

14 Januari 2010

Pemkab Sragen Anggarkan hanya 25 juta untuk Pramuka


Lagi-lagi pendidikan dikorbankan untuk kepentingan politis sesaat, inilah yang penulis lihat ketika Dewan Perwakilan Daerah memberikan anggaran 25 juta untuk kegiatan Pramuka selama kurun waktu 1 tahun. Tentu ini dirasa sangat berat, coba kita kalkulasi sederhana: Sragen memiliki 20 kecamatan artinya 25 juta harus dibagi kepada masing-masing kecamatan. Setelah itu sisanya digunakan untuk kepentingan kegiatan sehari-hari sanggar bakti Pramuka seperti listrik PDAM dan pajak selama 1 tahun. Itupun anggaran masih dipotong pajak untuk pemasukan daerah. Sungguh ironis, jika Presiden menggembar-gemborkan pendidikan patriotisme demi NKRI, justru satu-satunya pendidikan kepanduan yang diakui dianak tirikan. Kalah dengan bidang lain yang notabene belum jelas juntrunganya.
Inikah potret perhatian pemerintah kita terhadap pendidikan, bandingkan dengan Banyumas yang menganggarkan 500 juta dan tetangga terdekat karangayar yang mencapai 300 juta, tentu tidak dapat dibandingkan.
Namun semua itu tidaklah menjadi semangat kepanduan kita menjadi lemah, disinilah tuntutan kita sebenarnya. Berusaha Swadaya dan mengumpulkan segenap tenaga demi republik tercinta. Kegiatan harus tetap jalan, pendidikan kepanduan takan surut atau padam. Walaupun tertatih-tatih dengan dana yang minim takan mampu mengurangi kualitas dan semangat kita.
Kadang saya merindukan masa keemasan Gerakan Pramuka, diperhatikan dan diayomi selayaknya organisasi yang telah berjasa melahirkan banyak pemimpin bangsa. Ya Alloh, kuatkan jiwa kami dan semangat kami... Jayalah Pramuka Indonesia, Jayalah wira karya Sakti...

13 Januari 2010

DKC Sragen Selenggarakan Perkemahan Wirakarya 2009

Dewan Kerja Pramuka Penegak dan Pandega Kwarcab 11.14 Sragen pada 20 - 22 Desember 2009 telah berhasil melaksanakan kegiatan Perkemahan Wirakarya Cabang yang pertama kali. Kegiatan ini dilaksanakan di Desa Poleng, Kecamatan Gesi,Kabupaten Sragen. Kegiatan yang berkonsentrasi pada kegaiatan bakti masyarakat ini diikuti 15 kontingen dari 14 Kwartir ranting se-Kab. Sragen. Kegiatan yang diikuti lebih dari 350 Pramuka Penegak dan Pandega ini, selama 3 hari membanting tulang untuk berbakti kepada masyarakat. Mulai dari rehabilitasi sarana umum berupa pembuatan selokan sampai bakti non fisik berupa pembagian bubuk abate kepada masyarakat.
Selain kegiatan bakti, dalam PW Cabang 2009 ini juga diberikan materi yang cukup bergengsi antara lain survival,IMPK tak lupa juga kegiatan wirausaha seperti Budidaya Tanaman Buah Naga dan produksi emping garut. Bahkan teori kesehatan reproduksi remaja dan persatuan NKRI juga diberikan di PW kali ini. Pemateri juga tidak sembarangan, mulai dari TNI-AD sampai dinas kesehatan.
Tak kalah menarik PW ini juga diselingi kegiatan prestasi berupa Parade Musik Perkusi dan Lomba Campursari dan K3 perkemahan. Adapun pemenang lomba diberikan trophi dari kwarcab Sragen.Tentu nilainya tidak seberapa, tetapi makna hasil perjuangan akan terasa manis ketika jeri payah kita membawa hasil. Dimana Kontingen Tangen berhasil membawa juara umum dengan menyabet Juara I MusikPerkusi dan Juara I K3 perkemahan.
Kegiatan ini berakhir pada 22 Desember pukul 14.00, dengan upacara penutupan yang dipandu oleh kak Sarjono selaku Ancuset. Inilah kegiatan Pamungkas tahun 2009, semoga dengan kegiatan Perkemahan Wirakarya Cabang 2009,akan mampu meningkatkan kepedulian anggota Pramuka terhadap sesama dan lingkungan. Jayalah Pramuka Indonesia,Jayalah Wirakarya Sakti....

10 Januari 2010

DKC Sragen Dukung "One man One Tree"


Dewan Kerja Pramuka Penegak dan Pandega Kwarcab 11.14 Kab. Sragen bekerja sama dengan Dishut Kab. Sragen dan BKSDA Jateng pada Senin, 14 Desember 2009 untuk kedua kalinya menyelenggarakan GERHAN (Gerakan Nasional Rehabilitasi Hutan dan Lahan) di Gunung Tunggangan Kec. Sambirejo Kab. Sragen. Ini merupakan wujud nyata Pramuka khususnya Kwarcab Sragen yang turut mensukseskan Revitalisasi Gerakan Pramuka kembali kepada Masyarakat.
Kegiatan tersebut diikuti kurang lebih 300 orang dari berbagai instansi. Mulai dari Mapala UNS, Kwarran Gemolong, Gudep SMK N 2 Sragen, Saka Bhayangkara Sragen sampai eks kontingen juga turut serta. Sedangkan dari masyarakat ada persatuan Pedagang Tawang Mangu dan masyarakat Gunung Tunggangan. Dewan Kerja Cabang sendiri dihadiri oleh kak Eko selaku ketua dan mas Fendi tentunya selaku penanggung jawab kegiatan.
Kegiatan sendiri dimulai pukul 07.30, diawali dengan pembukaan kegiatan oleh Sekda Kab. Sragen serta sambutan dari Kepala Dinas Kehutanan Kab. Sragen. Kemudian pada kesempatan itu dilakukan penyerahan secara simbolis 20.000 batang pohon kepada seluruh camat yang ada di Kab. Sragen.
Acara berlanjut pukul 08.30 dengan penanaman secara simbolis oleh Kepala Dishut, BKSDA dan semua camat, kemudian rekan-rekan Pramuka dan masyarakat. Yang sangat disayangkan, kok para pejabat dan pegawai dinas langsung pulang... padahal dah dapat fasilitas berupa kaos (nek uang saku ga tau saya...). Jadi rekan2 Pramuka, mapala dan Masyarakat yang meneruskan... bukan contoh yang baik bagi masyarakat.
Kegiatan berakhir pukul 11.30 dengan lebih dari 1500 pohon tertanam, sebuah pencapaian yang tidak mudah...
Terima kasih teman-teman yang telah ikut mensukseskan kegiatan ini. Semoga jeri payah akan membawa manfaat bagi kita semua amin...