9 Februari 2012

Jakarta ke Istanbul


Perjalanan saya ke Turki memang cukup menarik. Kegiatan yang saya ikuti merupakan beasiswa sort program yang diperuntukan bagi guru-guru sekolah Turki di Indonesia. Saya merupakan salah seorang yang beruntung mendapatkan kesempatan beasiswa selama kurang lebih satu tahun, tentu saja gratis seratus persen dibiayai oleh sekolah Turki yang ada di Indonesia. Program ini menitik beratkan pada pendidikan Internasional School System di Turki selain juga pendidikan bahasa Turki sebagai program ekstra dan bahasa Inggris yang mutlak harus dikuasai karena merupakan bahasa pengantar resmi pelajaran sains di sekolah – sekolah Turki di Indonesia, maklum Fendi kan guru kimia…he4.
Perjalanan di awali dari Bandara kebanggaan kita Bandara Internasional Soekarno-Hatta (SOETTA) pada 4 Desember 2011. Untuk diketahui saya menggunakan pesawat Turkish Air Lines (Turkiye Hava Yolari) yang cukup eksklusif. Harga kursi pesawat cukup mahal, di tiket tertera harga US$700 atau sekitar Rp.6.300.000,00 (jika kurs Rp.9.000/US$), mungkin perlu waktu lama jika saya harus menabung untuk membeli tiket pesawat, maaf PMP alias Pekerja Modal Pas-pasan. Namun saya tak ambil pusing, karena saya tak perlu membeli dan ternyata tiket sudah ditangan.
Penerbangan ke Turki dengan THY ada setiap hari dari Jakarta dengan jadwal penerbangan sekitar pukul 19.00 WIB. Setelah melakukan ceck in di Bandara sekitar pukul 18.00 kemudian menimbang barang bawaan. Untuk sekedar info, setiap penumpang mendapatkan jatah bagasi sekitar 40 kg barang bawaan yang dimasukan ke bagasi pesawat. Jika kelebihan, penumpang harus membayar sekitar 100 ribu/kg, cukup mahal… Tak lupa sholat magrib dan Isya dijamak di mushola Bandara. Kemudian pesawat datang sekitar pukul 18.30. saya masuk pesawat dan luar biasa, baru sekali ini saya masuk pesawat jumbo Boeing 777 yang mampu mengangkut 500 penumpang sekali terbang. Karena biasanya di Indonesia saya naik pesawat kecil dengan kapasitas maksimal 125 orang. Pukul 19.00 tepat, pesawat take off dan dag dig dug rasanya. Tidak seperti pesawat kecil, ternyata pesawat jumbo tidak berisik dan mantap lepas landas. Alhamdulillah… lancar. Sampai jumpa negeriku tercinta, sampai jumpa tahun depan…, ijinkan diriku tinggalkanmu sejenak menuntut ilmu yang menjadi titah Tuhanku.
Taka lama sekitar 90 menit pesawat terbang, ternyata pesawat harus melakukan transit di Singapura. Cangy Air Port yang katanya bandara paling eksklusif di dunia sudah menanti. Hah… inilah negara pertama asing yang kukunjungi walapun hanya sekedar transit. Meskipun tak lama hanya sekitar 30 menit, namun cukup berkesan. Saat memasuki Bandara Cangy, memang benar kata orang, tempat ini kayak mall, he4. Bandara yang amat bersih dan semua lantainya dilapisi karpet timur tengah. Semua tertata rapi dan nyaman. Walaupun tak sebesar dan sesibuk SOETTA, namun bandara ini nampak cukup sibuk melayani penerbangan Internasional.
Selesai transit dari Cangy Air Port, pesawat pun kembali melaju menuju Turki, perjalanan akan cukup lama, karena info dari awak pesawat perjalanan akan memakan waktu sekitar 13 jam. Semalaman penuh duduk di kursi pesawat pasti melelahkan. Sayang sekali saya tidak mendapatkan kursi di samping jendela pesawat, sehingga tidak bisa menikmati sensasi pemandangan selama perjalanan. Akhirnya tidur menjadi pilihan. AC yang mengalir deras tak henti-hentinya menerpa badan ini, selimutan akhirnya, kedinginan soalnya. Tak terasa sudah 5 jam perjalanan, rupanya aku tadi tertidur cukup pulas. Bangun-bangun langsung disuguhi makanan pembuka dari pramugari pesawat. Sebuah biscuit dan cake cokelat dengan secangkir kopi panas… lumayan, perut sudah mulai bergolak, he4… Selesai makanan pembuka, langsung dilanjut makanan inti. Ada banyak pilihan makanan, ada ayam , daging sapi dan ikan. Karena jarang makan ikan akhirnya saya memilih ikan. Hem rasanya cukup enak, dan terasa ikanya segar. Kusantap dengan cepat bersama kentang dan salad. Di tumpukan selada dan tomat nampak buah yang asing, hitam bulet kecil mirip anggur. Ku kira memang anggur, namun… huft… rasanya aneh, kaya makan tahu mentah yang dilecup minyak…, owh.. ini nampaknya buah khas Timur Tengah, Zaitun yang kelak akan menjadi santapan tiap sarapan. Lidahku berontak dan mulut memaksaku untuk memutahkan makanan aneh yang baru pertama ku cicipi. Makanan inti selesai, lanjut makanan penutup, saya memilih makanan yang katanya juga khas Turki… Baklava. Makanan manis, kotak-kotak dan empuk… cocok dengan lidah seorang Fendi…he4, ditutup dengan minum jus jeruk… cukup meredam demonstrasi perut yang sejak tadi terus bergolak. Alhamdulillahirobbil’alamin.
Tak lama, karena bosan ga bisa ngapa-ngapain… akhirnya ku coba ngobrol dengan penumpang disampingku. Kebetulan seorang wanita…(jangan negative thinking lho..he4), kegiatan dimulai dengan kenalan… “Excuse me miss, where are you from?” meluncur dari mulutku, “Indonesia” jawabnya dengan senyum ramah…, tak kirain dari mana ternyata orang Indo juga he4…, soalnya facenya agak “blasteran” gitu… Kusebut nama, dia jawab… “saya Ana…”, namanya mbak Ana, soalnya usia baru 22 tahun. Sedangkan diriku 24 tahun (nopo kok mbanding-mbandingke umur segala…he4). Dilanjutkan lagi dong ngobrolnya karena direspon…he4, dia ternyata dari sekolah Turki juga, dari SEMESTA Semarang. Weh, lanjut lagi ternyata orang Demak, dapat beasiswa kayak aku juga. Akhirnya dapat temen orang Jawa… satu misi dan satu tujuan. Namun dia di Eskisehir, sedang diriku di Ankara, cukup jauh tapi aku mungkin akan berkunjung…he4 (yo mboh…, nek ada kesempatan). Saya ngobrol ngalor ngidul dengan guru Matematika yang baru lulus kuliah dan sudah magang  di SEMESTA itu. Kita ngobrol mulai dari system pendidikan dan pengalaman mengajar hingga masalah pribadi (he4…), tapi saya ga enak mungkin dia lelah,. Jadi saya putuskan untuk menonton film saja yang disediakan di depan tempat duduk. Film National Treasure menjadi pilihan saya untuk membunuh kebosanan. Film satu usai saya ganti dengan film yang lain, tak terasa pesawat akan segera landing. Awak pesawat memerintahkan untuk mematikan monitor dan memakai sabuk pengaman. Informasi, bulan Desember adalah awal musim dingin dan suhu diluar mencapai -2 der.cel, dan akan berlangsung hingga akhir Februari. Sebelum mendarat pramugari membagikan dompet berisi sikat dan pasta gigi dan lips gloss, katanya sih biar bibir ga pecah. Tapi saya kan sering naik gunung, udah terbiasa dingin, kayaknya ga perlu pake begituan…he4 (kemaki thithik). Pesawat landing lancar, Alhamdulillah…
Tepat pukul 05.00 waktu setempat, saya tiba di Bandara Internasional Attaturk, Istanbul Turki. Ngomong-ngomong selisih waktu antara Istanbul adalah 5 jam, dimana Jakarta lebih dahulu menerima sinar matahari. Attaturk Internasional Airport merupakan bandara modern yang representative. Tapi lebih besar Bandara SOETTA yang memiliki 3 terminal tentunya (membanggakan negara sendiri ga pa-pa). Masuk ke bandara, saya melakukan cek passport dan keimigrasian. Karena dini hari, pelayanan di Bandara hanya di buka 4 loket dan antrenya mengular ratusan meter (lebay, he4). Hampir satu jam mengantri saya akhirnya dapat giliran mendapatkan cap dari petugas imigrasi bandara. Kemudian baggage claim alias mengambil barang bawaan yang cukup banyak 3 koper gede…he4. Waktu menunjukan pukul 07.00 namun saya masih bingung belum medapatkan tempat sholat. Akhirya saya terpaksa sholat di dekat tempat klaim bagasi, 2 rekaat sholat shubuh. Keluar bandara, saya tidak tahu siapa yang akan menjemput saya…, setelah menunggu hampir 1 jam, mucul seorang muda yang menghampiri saya. Dan benar… dia orang Indonesia yang menjemput saya. Alhamdulillah, mas Ayup mahasiswa S2 jurusan Komputer Istanbul University ini memperkenalkan dirinya, dan tanpa basa-basi langsung mengajak saya masuk bis dan mengantar saya ke penginapan. Beliau mengatakan setidaknya 4 hari saya menginap di Istanbul. Baru akan di berangkatkan ke Ankara menuju sekolah yang akan dijadikan tempat pelaksanaan program saya. Alhamdulillah lagi, saya ada kesempatan menjelajah di Kota Kesultanan Islam Turki Utsmani yang menjadi pusat peradaban Islam dijamanya.

21 komentar:

  1. mas mau nanya, cairan yang ada dibagasi bakal dicheck tidak? saya insyaAllah mau kr turki juga. thanks mas. mohon balasaanyya ke nzahra53@yahoo.com

    BalasHapus
  2. Mas selamat ya kmu dpt beasiswa, mg2 thn ini da lulus dan bisa pulang ke Indonesia..
    Mas cakep d.. tipe aku banget...
    muach..muach...muach...

    BalasHapus
    Balasan
    1. amin...mkasih, tapi muachnya itu g kuat...he4

      Hapus
  3. Balas ya ke email aku di charming.0407@yahoo.com
    makasih...
    take care...

    BalasHapus
  4. seru banget sampe kapan di sana, saya ada rencana ke sana. bersedia jadi guide.. hahahaha.. salam kenal

    BalasHapus
    Balasan
    1. yah, seru memang...
      kebetulan sudah pulang..., he4...
      tapi Turki kota-nya aman kok dan sangat informatif kepada turis, ples murah lagi budgetnya...seperti kebanyakan kota di Eropa lainya... jadi tak perlu khawatir tersesat,,,

      Hapus
  5. wahh seru banget ceritanya....
    bayangin jadi ingin ke turki....
    klo biyaya personal kira2 habis berapa... :D

    BalasHapus
    Balasan
    1. mkasih atas kunjungan dan komentarnya...
      jangan di bayangin ajah, harus niat buat maen...he4
      lumayan juga, tapi saya punya tips jika mau maen ke Turki,
      kunjungan terbaik adalah akhir musim gugur... kenapa? harga tiket paling murah dan suasananya bagus,,, kalo penginapan dan makan jangan kuwatir, 10 dolar semalem ples sarapan banyak tersebar seantero Istambul...

      Hapus
  6. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  7. Mantaps gan...
    Jd pengen ksna nih.

    BalasHapus
  8. kenapa Astagfirullah? he4
    yah masih banyak kesempatan untuk anda diusia sekarang...
    persiapkan dengan baik, pasti dengan usaha anda akan mampu mewujudkan impian anda itu...
    jangan menyerah, semoga Allah mengabulkan cita-cita anda....
    amin...
    terima kasih atas kunjungan dan komentarnya

    BalasHapus
  9. Mas, kalo mau ke turki hruskah bisa bahasa turki?? Bs tdk kalo hanyamengandalkan english?? Saya berencana kesana tahun dpn mas.

    BalasHapus
    Balasan
    1. sebaiknya belajar bahasa Turki meskipun survival.. karena membantu,..

      Hapus
  10. Oh ya mas itu dpt beasiswa dr lembaga apa mas??

    BalasHapus
    Balasan
    1. dari sekolah saya mengajar...
      Sragen Bilingual Boarding School

      Hapus
  11. senang nya baca pengalaman2 orang2 yang pernah ke turki :-)
    Salah satu tempat impian saya untuk di datangi. Tapi entahlah,,jika Allah mengizinkan semoga bisa kesana juga kayak mas

    BalasHapus
    Balasan
    1. saya doakan smg Yang Maha Kuasa mewujudkan impian kak Neeta Ramadhani, amin

      Hapus

silakan tinggalkan komentar anda, bila tidak memiliki akun, bisa menggunakan anonim...