3 Februari 2014

Mengajar di Ankara, Turki

Kalo boleh buka kartu, cita-cita saya dulu waktu kecil adalah menjadi seorang pilot. Tapi karena kecintaan saya terhadap kimia dan dunia pengajaran yang sangat terinspirasi dari guru tercinta saat SMA, saya akhirnya memutuskan untuk kuliah di jurusan pendidikan kimia. Sejak mahasiswa saya sudah bekerja paruh waktu di sebuah bimbingan belajar sampai ngajar privat rumah ke rumah pernah saya jalani, jadi mengajar memang sudah menjadi kepuasan tersendiri.
Pada tahun 2012 lalu saya mendapat kesempatan mengaplikasikan kemampuan saya di sebuah sekolah di luar negeri. Pengalaman yang tentu saja tak semua orang dapatkan. Dalam tulisan sebelumnya sudah saya jelaskan latar belakang kegiatan ini (klik di sini). Sekolah SAMANYOLU Lisesi di daerah Macukoy, Ankara adalah tempat selama di Turki. Sekolah ini memang letaknya di pinggiran kota Ankara. Sekitar setengah jam kalo naik Metro (MRT) dari pusat kota Ankara. 

Saya memang tidak langsung mengajar di kelas pada minggu-minggu pertama. Saya di wajibkan observasi kelas ke beberapa guru kimia di sekolah. Dalam sehari jadwal observasi adalah 4 jam dengan satu guru. Kegiatan selama observasi saya duduk di kelas selayaknya siswa kemudian mencatat apa yang saya lihat, yah tahulah kaya PPL dulu (kalo yang guru pasti tahu). Kemudian setelah pembelajaran saya sempatkan diskusi dengan guru mapel bersangkutan.
Salah satu guru yang paling saya sukai adalah Mr. Husein, beliau usianya tidak jauh beda dengan saya yah selisih 4 tahun. Dia selalu respon dan penuh perhatian saat diskusi, bahkan kita sering obrolkan masalah pribadi sehabis pelajaran. Kita sering duduk di kantin sambil ngobrol hingga magrib. Pesan dia terhadap saya waktu itu untuk segera menikah katanya… ha4. Beliau menikah di usia 22, jadi habis kuliah langsung menikah… luar biasa memang. Dalam hati saya dulu penginnya pas lulus begitu, tapi patah (eh bukan, remuk) hati… ha4.
Selain observasi saya juga diberi kesempatan mengelola pembelajaran laboratorium. Salah satu menariknya di sekolah ini, pembelajaran praktikum dilaksanakan sore hari. Jadi terpisah dengan pembelajaran reguler. Saya diberi amanah mengelola 8 jam pembelajaran praktikum setiap minggu untuk 4 kelas, yah lumayan banyak. Jadi total ada sekitar 28 jam kegiatan wajib.
Setelah 2 minggu observasi, saya mendapat 8 jam mengajar di 4 kelas reguler masing – masing satu kelas 11 Fen lisesi (sains) dan tiga kelas 11 anadolu (social-sains). Tidak seperti di Indonesia, pembagian kelas berdasarkan IPA, IPS dan bahasa, kalo di sekolah ini hanya ada dua jurusan yaitu sains dan social-sains. Bedanya sains ini lebih detail materinya dan mendalam dalam sains sedangkan social-sains selain belajar maple social juga belajar mapel sains, tapi tidak terlalu mendalam.
He4… seperti guru baru rasanya, meskipun saya sudah pengalaman mengajar hampir 4 tahun sejak mahasiswa, namun masuk ke kelas baru rasanya deg-degan juga apalagi siswanya adalah orang – orang asing (pasti tahulah maksud saya).
Tak disangka, di pertemuan pertama, mereka tidak tertarik belajar. Mereka begitu tertarik dengan latar belakang saya termasuk Indonesia. Mereka bertanya semua tentang Indonesia. Setelah saya ceritakan bagaimana subur dan indahnya tanah Nusantara, mereka terkesima… bangga juga rasanya punya tanah air Indonesia he4…Untuk kegiatan belajar mengajar, tak beda dengan Indonesia. Hanya materi lebih banyak. Jauh lebih banyak dari materi regular di Indonesia.

4 komentar:

  1. wah senangnya bisa mengajar di luar negeri, jadi bisa berasa banget Indonesianya. Sukses ya mas :-)
    First visit and salam kenal

    BalasHapus
    Balasan
    1. alhamdulillah...
      terima kasih atas kunjungan dan komentarnya...

      Hapus
  2. Balasan
    1. biasa saja kok... terima kasih sudah berkunjung

      Hapus

silakan tinggalkan komentar anda, bila tidak memiliki akun, bisa menggunakan anonim...