Di
sela aktivitas sibuk mengajar dan belajar di Turki saya sempatkan 3 hari untuk
jalan-jalan menikmati musim dingin yang jelas takan saya temukan di negeri
tercinta Indonesia. Sore itu, bulan Januari 2012 merupakan puncak musim dingin
di Turki dan negara Eropa lain. Salju turun sangat lebat sehingga perjalanan
bus banyak yang mengalami penundaan, termasuk bus yang saya tumpangi dari
Ankara, harus rela 2 jam menunggu salju jalan di bersihkan. Perjalanan dari
Asti ke Kota Konya sekitar 4 jam normalnya namun gara-gara badai salju,
perjalanan memakan waktu hingga 6 jam.
Berangkat
dari Asti sekitar pukul 8 pagi sehabis sarapan, saya menumpang bus kesukaan
saya di Turki, Metro. Entah kenapa saya ga’ kepingin naik bisa lain. Saya beli
tiket kelas ekonomi seharga 30 TL atau 160 ribu rupiah. Jangan membayangkan
kelas ekonomi di sini sumpek, tanpa AC dan bau seperti bus AKAP Jakarta –
Semarang, walaupun kelas ekonomi tapi bus ini full AC, berhubung musim dingin full
pemanas he4…, kemudian kursinya 2-2 yang lega dan lagi ini spesialnya, di tiap
kursi penumpang tersedia monitor, kita bisa memilih lagu atau film kesukaan
kita. Walaupun tidak mendapatkan menu makan tapi kita dapat servis snack dan
minuman yang bisa kita pesan ke pelayan bus. Saya memilih susu dan kue kering,
cocok kayaknya…
(Lobi Terminal Konya, Turki)
Pukul 14.00 bus
sampai di Terminal Konya disambut hujan salju lebat. Terminal konya kecil,
mirip seperti terminal di Indonesia, namun kebersihan dan ketertiban tak perlu
di tanya. Konya (bahasa Turki Ottoman: قونیه; juga disebut Koniah,
Konieh, Konia, dan Qunia merupakan kota yang terletak di Turki bagian selatan, pada
plato tengah Anatolia;
dalam sejarah kota ini dulu dikenal dengan nama Ikonium (bahasa Latin),
bahasa Yunani:
Ἰκόνιον Ikónion).
Penduduknya berjumlah 742.690 jiwa (2000). Konya merupakan kota kecil di Provinsi Anatolia, Turki.
Mengenal sejarah
kota ini akan sangat membantu kita untuk lebih menikmati tempat yang kita
kunjungi. Dalam sejarahnya, kota ini menjadi ibukota Dinasti Seljuk pada abad
ke-11. Letak Konya tidak jauh dari wilayah Kurdistan, dan dekat dari perbatasan
Turki-Suriah-Irak. Konya adalah kota yang identik dengan tokoh sufi besar –
Mevlana. Merupakan kota yang dihuni pertama kali dalam sejarah umat manusia,
dan masih memiliki jejak sejarah dari peradaban kuno yang memberikannya
atmosfer sebagai kota museum. Karena lokasinya di tengah-tengah padang tandus
Anatolia, kota ini menjadi salah satu pusat perdagangan penting di Jalur
Sutera. Tanahnya yang subur di sekitar kota menjadikan Konya pusat dari
industri gandum di Turki, dengan skala industri pertanian yang besar. Kental
akan tradisi, kota ini adalah tempat paling konservatif dan religius di Turki
dan terkenal sebagai rumah dari Jalaludin Rumi, sufi mistis yang menemukan
Whirling Dervish (Tarian Darwis). Saat ini masih menjadi pusat pembelajaran dan
pengajaran sufi dan salah satu atraksi wisata utama yang wajib dikunjungi
adalah Melvana Museum, yang dahulu digunakan sebagai pemondokan para darwis.
Di
Konya saya akan di pandu mas Faiz, seorang mahasiswa asal Kudus Jawa Tengah,
jauh-jauh ke Turki ketemune yo wong Jowo. Memang orang Jawa di takdirkan
menjadi petualang di seluruh dunia layaknya Viking di Eropa. Berkat info dari
ketua PPI Ankara, saya mendapat nomor telefon mas Faiz. Beliau adalah mahasiswa
S3 bahasa Arab di Selcuk University, Konya. Beliau sangat ramah dan murah
senyum. Mungkin beliau adalah satu-satunya orang yang baru saya kenal, namun
sangat baik dan membantu segala sesuatu apapun yang saya butuhkan, selain mas
Ayub tentu saja. Kalo mau, pun sebenarnya mas Faiz bisa menolak untuk membantu,
bayangkan… di saat hujan salju yang dinginnya menusuk tulang, beliau rela
meninggalkan flat-nya yang hangat hanya untuk membantu memandu saya keliling
Konya. Subhanalloh, semoga Alloh selalu memberikan rahmatnya buat mas Faiz.
Mas
Faiz on time menjemput saya. Beliau sudah menunggu di dalam terminal dan
menyambut saya ketika sampai. Pelukan hangat kami berdua, walaupun kita baru
kenal, sudah seperti kolega lama yang tak bertemu. Indah sekali, persaudaraan
sebangsa…he4. Karena hanya punya waktu sampai jam 9 malam, mas Faiz bergegas
mengajak saya untuk meninggalkan terminal berkeliling Konya.
(Di dalam Trem Kota Konya)
Keluar
dari terminal kami menggunakan kereta listrik menuju pusat terminal. Mas Faiz
memberi saya kartu untuk naik kereta, gratis katanya bagi mahasiswa. Jadi kartu
itu dipinjam dari temanya kuliah untuk saya… oh so sweet banget, mikir sampai
segitunya untuk saya. Kereta di konya nyaman bersih dan cepet. Malahan gratis,
itu yang penting. Sehingga warga masyarakat akan rela naik transportasi umum.
Sambil
berdiri di kereta, kita berbincang-bincang untuk membunuh kebosanan. Dari
perbincangan itu, saya tahu bahwa mas Faiz ini adalah mahasiswa S3 di tahun
kedua, karena tahun pertama digunakan untuk Tomer atau kursus bahasa Turki.
Tomer memang wajib untuk semua mahasiswa yang belajar di Turki dari S1 hingga
S3, kecuali tempat kuliahnya menggunakan pengantar Bahasa Inggris, seperti
Ankara University, mahasiswanya tidak perlu kursus terlebih dahulu. Mas Faiz
juga bercerita, kalo beliau S1 dan S2 nya juga di luar negeri. Wow.. amazing…
Negara
tempat belajarnya waktu S1 adalah Suriah atau Syiria. Beliau mendapat beasiswa
S1 Bahasa Arab full dari universitas di sana. Kemudian S2 nya beliau ambil di
Tripolli, Libya. Mendengar cerita beliau, saya jadi bersemangat untuk belajar
dan pasti suatu saat saya akan keliling dunia menuntut ilmu. Amin…
15
menit kereta berjalan, kita turun dan berhenti di stasiun untuk destinasi
pertama yaitu di masjid dan makam kesultanan Selcuk…, untuk destinasi pertama
ini akan saya bahas di halaman berikutnya…
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
silakan tinggalkan komentar anda, bila tidak memiliki akun, bisa menggunakan anonim...