Kalo boleh buka
kartu, cita-cita saya dulu waktu kecil adalah menjadi seorang pilot. Tapi
karena kecintaan saya terhadap kimia dan dunia pengajaran yang sangat terinspirasi
dari guru tercinta saat SMA, saya akhirnya memutuskan untuk kuliah di jurusan
pendidikan kimia. Sejak mahasiswa saya sudah bekerja paruh waktu di sebuah
bimbingan belajar sampai ngajar privat rumah ke rumah pernah saya jalani, jadi
mengajar memang sudah menjadi kepuasan tersendiri.
Pada tahun 2012
lalu saya mendapat kesempatan mengaplikasikan kemampuan saya di sebuah sekolah
di luar negeri. Pengalaman yang tentu saja tak semua orang dapatkan. Dalam tulisan
sebelumnya sudah saya jelaskan latar belakang kegiatan ini (klik di sini). Sekolah SAMANYOLU Lisesi di daerah Macukoy,
Ankara adalah tempat selama di Turki. Sekolah ini memang letaknya di pinggiran
kota Ankara. Sekitar setengah jam kalo naik Metro (MRT) dari pusat kota Ankara.
Saya memang
tidak langsung mengajar di kelas pada minggu-minggu pertama. Saya di wajibkan
observasi kelas ke beberapa guru kimia di sekolah. Dalam sehari jadwal
observasi adalah 4 jam dengan satu guru. Kegiatan selama observasi saya duduk
di kelas selayaknya siswa kemudian mencatat apa yang saya lihat, yah tahulah
kaya PPL dulu (kalo yang guru pasti tahu). Kemudian setelah pembelajaran saya
sempatkan diskusi dengan guru mapel bersangkutan.
Salah satu guru
yang paling saya sukai adalah Mr. Husein, beliau usianya tidak jauh beda dengan
saya yah selisih 4 tahun. Dia selalu respon dan penuh perhatian saat diskusi,
bahkan kita sering obrolkan masalah pribadi sehabis pelajaran. Kita sering
duduk di kantin sambil ngobrol hingga magrib. Pesan dia terhadap saya waktu itu
untuk segera menikah katanya… ha4. Beliau menikah di usia 22, jadi habis kuliah
langsung menikah… luar biasa memang. Dalam hati saya dulu penginnya pas lulus begitu,
tapi patah (eh bukan, remuk) hati… ha4.
Selain observasi
saya juga diberi kesempatan mengelola pembelajaran laboratorium. Salah satu
menariknya di sekolah ini, pembelajaran praktikum dilaksanakan sore hari. Jadi terpisah
dengan pembelajaran reguler. Saya diberi amanah mengelola 8 jam pembelajaran
praktikum setiap minggu untuk 4 kelas, yah lumayan banyak. Jadi total ada
sekitar 28 jam kegiatan wajib.
Setelah 2 minggu
observasi, saya mendapat 8 jam mengajar di 4 kelas reguler masing – masing satu
kelas 11 Fen lisesi (sains) dan tiga kelas 11 anadolu (social-sains). Tidak
seperti di Indonesia, pembagian kelas berdasarkan IPA, IPS dan bahasa, kalo di
sekolah ini hanya ada dua jurusan yaitu sains dan social-sains. Bedanya sains
ini lebih detail materinya dan mendalam dalam sains sedangkan social-sains
selain belajar maple social juga belajar mapel sains, tapi tidak terlalu
mendalam.
He4… seperti
guru baru rasanya, meskipun saya sudah pengalaman mengajar hampir 4 tahun sejak
mahasiswa, namun masuk ke kelas baru rasanya deg-degan juga apalagi siswanya
adalah orang – orang asing (pasti tahulah maksud saya).
Tak disangka, di
pertemuan pertama, mereka tidak tertarik belajar. Mereka begitu tertarik dengan
latar belakang saya termasuk Indonesia. Mereka bertanya semua tentang
Indonesia. Setelah saya ceritakan bagaimana subur dan indahnya tanah Nusantara,
mereka terkesima… bangga juga rasanya punya tanah air Indonesia he4…Untuk
kegiatan belajar mengajar, tak beda dengan Indonesia. Hanya materi lebih
banyak. Jauh lebih banyak dari materi regular di Indonesia.
wah senangnya bisa mengajar di luar negeri, jadi bisa berasa banget Indonesianya. Sukses ya mas :-)
BalasHapusFirst visit and salam kenal
alhamdulillah...
Hapusterima kasih atas kunjungan dan komentarnya...
keren
BalasHapusbiasa saja kok... terima kasih sudah berkunjung
Hapus