Siapa yang tak kenal
Lampung? Provinsi yang termahsyur karena Gajahnya ini, hanya berjarak 40 menit
dari Jakarta dengan pesawat terbang.
Perjalanan saya ke
Lampung dimulai dari Bandar Udara Soekarno Hatta sekitar pukul 07.30 pagi dengan
menggunakan Sriwijaya Air. Tiket pesawat cukup terjangkau, 300 ribu untuk kelas
ekonomi. Jadi buat para BP sekalian tak perlu takut dengan budget terbatas.
Tapi kalo mau irit lagi, sebaiknya lewat darat saja, namun memakan waktu hingga
10 jam.
Tepat pukul 8.30
pesawat mendarat di Bandara Raden Inten II Bandar Lampung, bandara kecil namun
cukup padat. Berbeda dengan bandara lain, masuk ke terminal kedatangan kita
akan diserbu oleh porter, bahkan saya ga kebagian troli untuk mengangkut
bagasi… keterlaluan… sayang sekali ya, melanggar peraturan begini demi
mendapatkan uang. Bagaimana citra kita di dunia internasional jika pelayanan
bandara masih kacau balau.
Setelah lepas dari
kerumuman poter, saya mencari travel untuk perjalanan keliling kota selama 2
hari. Saya berencana berkeliling Bandar Lampung untuk hari pertama dan ke Pring
Sewu untuk hari kedua. Saya mendapatkan sebuah travel untuk perjalanan pp
bandara serta 2 hari berkeliling dengan harga cukup murah, 400 ribu saja, cukup
murah mengingat jarangnya transportasi di kedua wilayah ini. Setelah deal
dengan harga, saya segera menuju ke hotel.
Saya dinatar ke sebuah
hotel di tengah kota Bandar Lampung untuk bermalam. Tarif cukup bervariasi
mulai dari dari 80 ribu permalam tersedia di sini. Saya ambil paket termurah
yaitu 80 ribu permalam, dimana kamar standar tanpa AC. Kebetulan saya pas
datang ke Bandar Lampung adalah saat musim hujan, jadi cuaca sejuk meskipun
tanpa AC… (alesan, he4).
Setelah check in dan
istirahat selama 2 jam, saya putuskan jalan-jalan di sekitar kota Bandar
Lampung. Masjid Raya Bandar Lampung menjadi sasaran pertama saya. Masjid yang
lebih terkena;l dengan nama Masjid Al Furqon merupakan masjid terbesar di
Bandar Lampung yang terletak di Jl.Diponegoro atau tepatnya di persimpangan
antara Jl.Dr. Susilo dan Jl.Diponegoro dekat perkantoran Pemda Kota Bandar
Lampung. Masjid ini terdiri dari lantai 2. Lantai pertama digunakan untuk
pertemuan-pertemuan dan acara resepsi pernikahan. Anehnya juga, di depan masjid
ini banyak remaja “berduaan”, jauh dari nuansa Islami. Ironis memang…
Selapas dari Masjid Al
Furqon, saya lanjutkan perjalanan kepusat perbelanjaan di Kota Bandar Lampung.
Saya mencari batik khas Bandar Lampung bermotif Singer atau mahkota rajo yang
katanya hanya ada di Lampung. Selain itu, saya juga mau cari makan, udah laper
soalnya…
Saya mencoba mencari
masakan khas Lampung. Mencari kesana kemari saya kecewa, ternyata saya tidak
mendapat apa yang saya inginkan. Makanan di Bandar Lampung sama dengan masakan
di Jawa pada umumnya seperti soto atau gulai, dan jangan heran pula kalo di
Lampung anda mendapatkan orang-orang berkomunikasi dengan bahasa Jawa. Karena
sebagaian besar penduduk Lampung merupakan Etnis Jawa yang ikut dalam program
transmigrasi yang diselenggarakan oleh pemerintah di masa Orde Baru. Habis
makan dan belanja, saya lanjutkan kembali ke hotel.
Hari ke dua, saya
menuju ke Pring Sewu. Sebuah kabupaten di Barat Bandar Lampung. Sebenarnya
perjalanan ini tidak murni jalan-jalan, jalan-jalan sambil kerja maksudnya. Ke
Pring Sewu di tempuh dalam waktu 2 jam dari Bandar Lampung menggunakan Travel.
Yang menarik, daerah Pring Sewu ini seperti kloning wilayah di Jawa. Ada daerah
Sukoharjo, Karanganyar sampai Klaten ada di kabupaten ini. Selidik punya
selidik, ternyata isinya emang orang Jawa semua, terbesar Jawa Tengah dan Jawa
Timur. Bahasa pengantar sehari-hari juga Bahasa Jawa. Serasa di rumah memang…he4
Tidak banyak yang saya
lakukan di Pring Sewu, setelah selesai kegiatan saya lanjutkan kembali ke
Bandar Lampung, berhubung sekarang musim durian. Berburu durian Lampung menjadi
agenda wajib ketika berkunjung ke sini di akhir atau awal tahun. Dari informasi
sopir travel, sebuah durian di dapatkan hanya dengan 10 ribu rupiah saja. Murah
bukan? Setelah keliling pasar Bandar Lampung,
saya bawa 2 buah durian untuk saya nikmati di Hotel.
Di malam terakhir, karena
kondisi hujan saya putuskan untuk cari oleh-oleh dan makan di sekitar hotel. Di
pagi harinya sekitar pukul 08.00 saya langsung menuju bandara untuk kembali ke
Jakarta.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
silakan tinggalkan komentar anda, bila tidak memiliki akun, bisa menggunakan anonim...