Pernah
suatu hari jalan-jalan di sebuah pusat perbelanjaan atau ketika di bus dan
bertemu dengan teman semasa kecil atau seseorang yang lama kita tidak temui,
maka kita kita sering mengatakan “wah kebetulan sekali kita ketemu disini” atau
ungkapan sejenis yang menyiratkan sebuah
kebetulan atau kejadian yang tidak disegaja, tidak diduga dan tidak
direncanakan kejadiannya. Atau mungkin yang lebih menarik misal jodoh,
bagaimana nanti kita bertemu seseorang yang menjadi bagian dari hidup kita dari
6 milyar populasi manusia di muka bumi apakah ini adalah kebetulan?
Nah
bagaimana kita melihat dari kacamata bukti-bukti matematika dan sains
menafsirkan hal ini? Menurut penulis hal ini menarik dan menantang untuk di
ungkap.
Dalam
matematika, kita sering mendengar ungkapan “angka tidak pernah berbohong”,
karena angka menyimbulkan kemutlakan dan memberikan kesimpulan yang bersifat
tunggal, jelas dan terukur. Penafsiran terhadap angka bermakna tunggal dan
semua orang akan mampu menyimpulan dengan makna yang sama atau angka bersifat
general. Misalkan, berapa titik didih air pada tekanan 1 atm? maka semua orang
akan menjawab 100oC. Nah inilah mengapa ukuran-ukuran matematika
menjadikan syarat mutlak berbagai ilmu pengetahuan terukur.
Jika
kita bicara kebetulan, maka kita membicarakan peluang (pasti semua pernah
mendapatkan materi ini di SMP atau SMA). Penjelasan mudah tentang peluang
adalah banyaknya kemungkinan yang bisa didapatkan dari sebuah proses. Semakin
banyak kemungkinan proses, maka semakin kecil peluang suatu hasil dari proses.
Jika dalam satu hari ada terang atau hujan, maka peluang hujan adalah ½ karena
hujan merupakan 1 proses diantara 2 proses (terang dan hujan), tentu ini mudah
dipahami.
Mari
kita bicara yang lebih kompleks, jodoh misal. Bagaimana kebetulannya seorang laki-laki
berjodoh dengan 1 orang perempuan? Jika dari 6 milyar populasi manusia di muka
bumi setengahnya adalah laki-laki maka 1 orang laki-laki akan memiliki peluang
1/3.000.000.000 untuk berjodoh dengan salah satu perempuan dimuka bumi ini.
Apalah arti 1/3.000.000.000 yang nilainya 0,0000000003 (jika saya tidak salah
hitung) maka harga dari peluang ini akan mendekati harga 0.
Kemudian
bagaimana peluang (kebetulanya) planet bumi terbentuk? Jika kita tahu bumi
adalah salah satu planet diantara 160 milyar planet di Bima Sakti, dan alam
semesta sendiri memiliki 200 milyar galaksi (Arnaud Cassan, Paris Institute of
Astrophysics. 2012). Jika kita hitung peluangnya, maka peluang terjadinya bumi
hanya seper 1024 (trilyun-trilyun),
sebuah peluang yang super duper sangat kecil bisa dikatakan mustahil
Dari
angka-angka tersebut jelas, bahwa proses kebetulan di bumi ini bisa dieliminasi
secara matematika. Sekali lagi apakah anda percaya dengan angka? Karena angka
tidak pernah bohong. Sungguh terdapat tanda-tanda keesaan dan kebesaran Allah bagi
kaum yang memikirkan.
Kemudian
mari kita bahas secara sains.
Penemuan
tentang bagaimana informasi genetis tersimpan (GEN) pada tahun 1950 oleh
Francis Crick dan James Watson, telah menjadi sebab terjadinya antusiasme dan
perdebatan. Salah satu perdebatan itu terjadi pada teori evolusi Charles
Darwin, yang lagi-lagi ketika kita bicara evolusi, maka kita bicara sebuah proses
kebetulan, dimana manusia berawal dari organisme sederhana yang berkembang dari
proses alam yang dikenal sebagai proses “seleksi alam” dari pengaruh
lingkungannya, ini yang dijejalkan kepada kita ketika kita SMP kan? He4.
Artinya
jika kita percaya teori evolusi tersebut, maka kita percaya bahwa kita tejadi
karena kebetulan dan berkembang dari makhluk lain yang sama sekali berbeda,
atau bahkan bisa dari makhluk melata. Apapun ada kemungkinanya, bisa saja kita
berasal dari sebuah kutu yang berevolusi jutaan tahun sehingga menjadi manusia sekarang ini,
yah jika kita percaya evolusi.
Namun,
fakta bicara lain penelitian terhadap genom selama lebih dari 10 tahun (1990 –
2000an), manusia memiliki GEN sebanyak 20-25 ribu dengan 3 milyar pasangan basa
(Adenin, Timin, Guanin, Sitosin) (Lander ES. Initial sequencing and analysis of
human genome.2001). Dan jika kita mempercayai proses evolusi yang kebetulan
itu, maka seharusnya kita berada di puncak tertinggi dari level kerumitan
genetis karena manusia merupakan makhluk paling sempurna saat ini dari segi
apapun karena kitalah yang menyusun teori evolusi.
Data
menarik, memang kita tetanggan atau ada kekerabatan jika ditilik dari jumlah
gen dengan monyet yang sekitar 95% mirip. Bahkan kita bisa dianggap berkerabat
dengan “kutu benang “ yang juga dengan jumlah gen yang kemiripannya 95%. Tak
cuma itu, dari penelitian Genom ditemukan bahwa padi memiliki 30-40 ribu GEN
yang jelas mengalahkan manusia, bahkan ikan paus memiliki 50 milyar pasangan huruf
yang jelas mengalahkan manusia yang hanya 3 milyar. Bukankah teori evolusi
menjadi sangat membingungkan ketika sampai pada fakta-fakta ini?
Ternyata
perbedaan yang kecil (5%) tersebut memberikan perbedaan yang signifikan antara kita
dengan monyet dan kutu benang. Dengan 5% itulah kekomplekan manusia dan
keunggulan manusia terjadi. Bagaimana detilnya GEN makhluk hidup dengan pasangan
bermilyar-milyar itu tidak saling tertukar? Bagaimana mungkin sebuah kebetulan
menyusun kedetailan, bagaimana proses random (acak) bisa membuat kesempurnaan?
Bukankah
memang kita telah ditentukan jalanya bahkan sejak dari sperma? Jalan kita telah
digariskan. Dari puluhan juta sel sperma kitalah yang terpilih. Jadi apakah
kita masih meragukan ketetapan Allah? Jika kita merenung dan memikirkan betapa
penciptaan yang begitu sensitive dari berjuta protein yang ada di seluruh
tubuh, maka kita akan menemukan ketetapan Allah SWT atas diri kita. Dia
mengetahui apa yang di daratan dan di lautan, dan tiada sehelai daun pun yang
gugur melainkan Dia mengetahuinya pula, dan tidak jatuh sebutir biji pun dalam
kegelapan bumi dan tidak sesuatu yang
basah atau yang kering, melainkan tertulis dalam kitab yang nyata (Lauhul
Mahfudz).
Kebenaran
hanya milik Allah SWT.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
silakan tinggalkan komentar anda, bila tidak memiliki akun, bisa menggunakan anonim...