Alhamdulillahi
rabbil’alamin, puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah menganugerahkan
kepada kita keimanan dan keislaman. Ini merupakan nikmat Allah yang paling
besar terhadap umat akhir zaman, umat Rasulullah SAW. Yaitu dengan Dia
menyempurnakan untuk mereka agama mereka, sehingga mereka tidak lagi
membutuhkan agama selain itu dan juga tidak membutuhkan nabi selain nabi
mereka, semoga shalawat dan salam terlimpahkan untuk mereka. Karena itu Allah
menjadikannya (Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam) sebagai akhir para nabi
dan diutus untuk jin dan manusia. Tidak ada yang halal kecuali apa yang dia
halalkan, tidak ada yang haram kecuali apa yang dia haramkan, tidak ada agama
kecuali apa yang dia ajarkan. Semuanya telah dia sampaikan. Beliau adalah orang
yang benar dan jujur, tidak ada dusta dan penipuan padanya.
Allah
mempergilirkan keadaan manusia dari lahir sampai dengan meninggal, dari
kesenangan dan kesusahan, dari kekayaan, kejayaan serta kejatuhan dan
kemiskinan. Dan Nabi Yusuf As memberikan contoh kepada kita berdoa untuk
menghadapi pergiliran keadaan tersebut. Doa Nabi Yusuf kepada Allah di
akhir-akhir hidup beliau diabadikan dalam Qur’an surat Yusuf ayat 101, yang
artinya : “Ya Tuhanku, sesungguhnya Engkau telah menganugerahkan kepadaku
sebahagian kerajaan dan telah mengajarkan kepadaku sebahagian ta’bir
mimpi. Ya Tuhan, Pencipta langit dan
bumi. Engkaulah Pelindungku di dunia dan di akhirat, wafatkanlah aku dalam
keadaan Islam dan gabungkanlah aku dengan orang-orang yang saleh”.
Namun
fenomena umum yang terjadi saat ini, ketika dibacakan surat Yusuf, fokusnya
adalah kegantengan/ ketampanan. Bahkan saking terinspirasinya, ketika wanita
sedang hamil maka dibacakan surat Yusuf supaya anaknya ganteng seperti Nabi
Yusuf As. Padahal tidak ada hubunganya sedikit pun, hubungan kegantengan adalah
hak prerogative Allah SWT, tapi ketaqwaan adalah pilihan kita “Faalhamaha Fujuroha wa Taqwaha”,
sedangkan tentang fisik adalah ditentukan oleh Allah SWT.
Surat
Yusuf merupakan kisah yang paling lengkap di dalam Al Qur’an. Dan satu-satunya
surat yang namanya sama dengan Nabi yang ada di dalamnya yang menceritakan
secara lengkap riwayat dalam satu surat. Berbeda dengan Nabi lain, yang
terpisah-pisah dalam beberapa surat. Dan salah satu inspirasi paling kuat dari
surat Yusuf adalah Nabi Yusuf yang beliau sudah mendapatkan jaminan syurga dari
Allah SWT, namun tetap memanjatkan doa “wafatkanlah aku dalam keadaan Islam
(muslim)…” yang berarti adalah keadaan khusnul khotimah.
Pertanyaanya
pertama adalah khusnul khatimah (keadaan baik) susah atau mudah?
Kata
imam Al Ghazali : “mudah tapi sulit, sulit tapi tidak mustahil”. Kenapa mudah,
karena sudah ada contohnya : “orang-orang yang diwafatkan dalam keadaan baik
oleh para malaikat dengan mengatakan (kepada mereka): "Salaamun'alaikum, masuklah kamu ke
dalam surga itu disebabkan apa yang telah kamu kerjakan".” (QS An Nahl :
32).
kenapa
sulit?, karena banyak yang meninggal dalam keadaan tidak khusnul khatimah, “orang-orang
yang dimatikan oleh para malaikat dalam keadaan berbuat zalim kepada diri
mereka sendiri…” (QS An Nahl : 28).
Kemudian
pertanyaan selanjutnya adalah, Nabi Yusuf yang sudah ada jaminan, masih berdoa
lha terus kita bagaimana?
Dalam
Surat Yusuf 101, nabi Yusuf As, mengajarkan kita bagaimana adab berdoa kepada
Allah yaitu : menyampaikan semua anugerah yang di dapat dari Allah SWT, baru
memanjatkan doa yang di tuju.
Nabi
Yusuf merupakan orang yang luar biasa sabar. Beliau sangat sabar terhadap
keluarganya, bayangkan keluarga yang memperlakukanya dengan tidak manusiawi,
setelah beliau menjadi penguasa beliau mengijinkan saudara-saudaranya untuk
tinggal di istana. Seorang wanita cantik yang pernah menggodanya (Zulaikha)
untuk berbuat zina, namun ia tetap sabar dan karena ketetapan Allah akhirnya
bersanding dengannya. Dunia sudah ditangan, kedudukan, harta bahkan pendamping
yang luar biasa cantiknya, namun Nabi Yusuf tetap memohon kepada Allah SWT agar
diberikan khusnul khatimah.
Abu
Bakar RA, sering berdoa dengan : “Ya Allah, sunguh aku berlindung kepada-Mu
dari pikun, terjatuh dari ketinggian,
keruntuhan bangunan, kedukaan, kebakaran, dan tenggelam. Aku berlindung
kepada-Mu dari penyesatan setan saat kematian, terbunuh dalam kondisi murtad
dan aku berlindung kepada-Mu dari mati karena tersengat binatang berbisa”.
Bahkan
manusia mulia seperti Abu Bakar RA yang giliran ke syurganya nomor dua setelah
Rasulullah SAW masih meminta dijauhkan dari penyesatan syaitan saat sakaratul
maut, karena saat sakaratul maut adalah saat yang ditunggu oleh syaitan untuk
menggelincirkan manusia. Kenapa? Itu adalah saat-saat terakhir dia bisa
menggoda, jika disaat-saat genting tersebut dia berhasil menjerumuskan, maka
selesai manusia akan su’ul khotimah. Sehingga saat sakaratul maut peran kita
adalah mentalqinkan/membacakan ayat –ayat Allah agar tetap berada dalam
keimanan.
Kemudian
bagimana hikmah syurat Yusuf ayat 101 dalam menggapai khusnul khatimah?
Ada
3 hal yang bisa kita dapatkan dari ayat tersebut, yaitu :
1. Harus berdoa
Khusnul
khatimah adalah rahmad Allah SWT, memang ada usaha manusia, tapi akhirnya
adalah rahmad Allah SWT. Maka agar kita termasuk yang dikehendaki meninggal
dengan khusnul khatimah oleh Allah SWT kita harus berdoa. Nabi Yusuf berdoa
seperti dikisahkan di surat Yusuf ayat 101 dimasa akhir dari hidupnya.
Hakikatnya doa dunia dan diimbangi dengan doa ukhrowi, doa akhirat.
2. Bersyukur atas Amal (Assyukru
‘alal ‘amal)
Bersyukur
atas amal semakin memotivasi untuk terus beramal. Sombong dengan amal (attakabu
‘alal amal) adalah menganggap diri sendiri “paling” banyak beramal yang
akhirnya membuat putus beramal.
3. Amal terbaik di akhir
Arti
dari khusnul khotimah adalah “akhir yang baik”, karena penilaian tertinggi
justru berada di akhir. Rasulullah SAW bersabda : “Barang siapa yang akhir
perkataannya adalah ‘lailaha illallah’, maka dia akan masuk surga.” Semua
manusia punya masa lalu sehingga ketika manusia mau berubah tatkala diakhir
hayatnya, maka ini adalah Kebijaksanaan dari Yang Maha Bijaksana, Allah SWT.
Sesungguhnya salah satu diantara kamu beramal amalan ahli surga sampai antara
dia dengan surga tinggal sejengkal. Kemudian didahului ketentuan sehingga dia
beramal dengan amalan ahli neraka dan masuklah ia ke dalam neraka. Dan salah
satu diantara kamu melakukan amalan ahli neraka sampai antara dia dan neraka
tinggal sejengkal, kemudian didahului ketetapan, sehingga dia melakukan amalan
ahi surga sehingga dia masuk ke dalam surga.
Banyak
kejadain yang bisa jadi pelajaran buat kita. Orang yang menunggu orang sakit,
meninggal duluan daripada yang sakit. Yang muda, sehat wal ‘afiat meninggal duluan daripada orang yang tua
renta terbaring tak berdaya. “Fastabiqul khairat” kata Allah SWT, karena setiap
saat bisa menjadi akhir bagi hidup kita. Mari berbuat yang terbaik setiap saat,
karena siapa tahu itu adalah amal terakhir kita.
Ya
Allah jadikan sebaik-baik usiaku di akhirnya, sebaik-baik amalku di
penghujungnya dan sebaik-baik hari adalah saat bertemu dengan-Mu ya Allah.
Kebenaran
hanya milik Allah SWT semata.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
silakan tinggalkan komentar anda, bila tidak memiliki akun, bisa menggunakan anonim...