24 Desember 2014

Siem Reap Kota Raja Yang Hilang

Siapa yang tak kenal Ankor Wat? Semenjak film Thom Raider sukses dengan Angelina Jolie-nya menggebarak perfilman dunia, Ankor Wat begitu terkenal hingga pelosok dunia, bahkan di Indonesia. Film yang bercerita tetang perburuan harta karun itu sampai-sampai menembus 6 juta penonton hanya setelah rilis selama seminggu, sebuah angka yang fantastis. Nah saya nih, berkesempatan mengunjungi Ankor Wat di kota Siem Reap selama dua hari, dan menikmati suasana Ankor Wat di salah satu daerah bekas jajahan Perancis tersebut.




Siem Reap merupakan kota terbesar kedua di Kamboja setelah Phnom Penh sebagai ibu kota negara. Secara geografis, Siem Reap merupakan wilayah paling barat di Kamboja dan berbatasan langsung dengan Thailand. Dibutuhkan waktu sekitar 7 jam perjalanan darat dari ibu kota kamboja menuju kota ini.
Kota ini selain bisa ditempuh dengan bus dari Phnom Penh, juga terdapat penerbangan langsung ke bandara di kota ini. Namun rute menarik lainya adalah melalui Thailand. Bangkok-Siem Reap adalah rute terpadat antara dua negara ini, mengalahkan kepadatan rute Siem Reap – Phnom Penh. Wisatawan biasanya dari Kamboja  akan menuju Bangkok melalui rute ini, atau sebaliknya wisatawan dari Bangkok yang akan menuju Kamboja akan berhenti di Siem Reap beberapa hari sebelum melanjutkan ke Phnom Penh.


Daya tarik utama Siem Reap tak lain adalah kompleks candi terbesar di dunia, Ankor Wat. Meskipun segera akan dikalahkan oleh kompleks candi peninggalan Sriwijaya di Muaro Jambi (bisa baca di sini) yang konon kabarnya luasnya 2 kali lipat Ankor Wat, fantastis bukan negeri tercinta?
Ankor Wat sendiri merupakan sebuat Wat atau dalam terjemahannya disebut temple (bahasa Inggris) dan candi (bahasa Indonesia) yang merupakan peninggalan kerajaan Ankor yang dimasa lampau menjadi kerajaan terluas di Semenanjung Indo-China. Jadi Ankor Wat ini adalah kompleks candi yang sebagian besar memang digunakan untuk ibadah. Tipe bangunan di Ankor Wat adalah tipe agama Budha, yang merupakan agama mayoritas sampai sekarang di tanah Kamboja.


Menyambung cerita saya sebelumnya, pagi-pagi buta saya sampai di Siem Reap dari Phnom Penh. Dari agen bus Virak Bhutan saya mengendarai tuk-tuk menuju sebuah guest house yang telah saya booking sebelumnya. Velkommen Guest House tempat saya menginap, telah saya booking melalui situs www.booking.com . Keunggulan situs ini adalah, kita tak perlu membayar dimuka atau mencantumkan kartu debit/kredit kita sebagai jaminan pemesanan, artinya kita bisa membatalkan pesanan tanpa harus membayar ganti rugi, cukup menguntungkan. Harga yang ditawarkan juga cukup murah, 5 dolar semalam dengan kamar tipe dormitory artinya sekamar ber-8 dan 1 kamar mandi untuk digunakan bersama seluruh penghuni kamar, murah bukan? Kamar ini difasilitasi stop kontak tiap bed, loker dan AC sehingga kita tak susah untuk mengisi ulang baterai gajet kita…he4. Satu lagi pertimbangan saya adalah adanya rental sepeda (1 dolar sehari) yang memungkinkan kita menghemat pengeluaran hingga puluhan dolar, pasalnya jika kita menyewa tuk-tuk untuk menuju ke kompleks Ankor Wat membutuhkan budget setidaknya 30 dolar dan itu bisa menjadi mimpi buruk buat pengeluaran saya, ha4… Setengah hari pertama di Seam Reap saya habiskan untuk istirahat, walaupun malamnya sudah tidur, tapi tahulan gimana rasanya tidur di bus. Jadi praktis kegiatan saya mulai setelah tengah hari.


Petualangan saya mulai dengan berjalan kaki dari hotel tempat saya menginap, menuju ke pusat kota Siem Reap. Ketika anda keluar hotel, berjalan 25 meter anda akan disambut museum nasional yang menyimpan artefak berharga dari Ankor Wat, tiket masuk 5 dolar. Disini tak hanya artefak, sejarah penemuan hingga foto-foto dokumentasi pada masa penggalian dan pemugaran juga di sajikan untuk para pengunjung.
Setelah puas di museum, perjalanan saya lanjutkan menyusuri jalan Stung Siem Reap atau yang dikenal dengan Pokambor Avenue, jalan yang terkenal di kota ini. Jalan ini lurus dan ditumbuhi pepohonan yang rimbun serta ada kanal di tengan yang memisahkan lajur kiri dan kanan. Jalan ini tak terlalu panjang, hanya sekitar 5 km. Semua gedung-gedung bersejarah dan ada di jalur ini. Selain itu, rumah sakit, gedung pemerintah, hotel berbintang juga bertaburan di kanan kiri jalan ini. Suasananya sangat sejuk, mirip jalanan di Paris kalo anda pernah berkunjung kesana (padahal saya juga belum pernah kesana), he4. Tapi bagaimana commonwelther Perancis membangun Siem Reap di masa lalu pasti bertujuan mengingatkan mereka akan tanah kelahiran, sungguh fantastis jalan ini. Saking kerennya, anda akan betah duduk-duduk disini sambil memandangi kanal dan gedung saksi masa lampau. Nah bagi pengantin baru, tempat ini sangat saya rekomenasikan karena tenang, teduh dan romantic…he4.


Ditengah masa menikmati pemandangan, saya menemukan agen bus tepat disamping Gedung Wali Kota Siem Reap. Tak menunggu lama, saya segera membeli tiket untuk ke Bangkok. Harga 11 dolar untuk sleeper bus ke Bangkok dan turun di Khaosan Road, jalan paling terkenal di Bangkok. Selesai beli tiket, saya lanjutkan perjalanan. Diujung Pokambor Avenue, anda akan menemukan Central Market Siem Reap. Disinilah dijual pernak-pernak cinderamata dan oleh-oleh. Karena belum tahu mau beli apa buat oleh-oleh, saya putuskan untuk masuk dan mengamati barang apa yang saya mau beli buat oleh-oleh. Soalnya budgest tipis (taulah…) jadi harus jeli membeli. He4…


Seperti di Phnom Penh, Central Market ini juga menjual barang kebutuhan sehari-hari, mulai dari sembako bahkan buah. OMG, saya melihat nasi… ah tak pikir, panjang saya beli sebungkus tanpa lauk, taulah disini susah cari yang halalan thoyiban. He4…, walaupun nasi putih aja, tapi cukup kok mengobati, soalnya hampir seminggu saya tak menemukan nasi, hanya roti dan mie instan doang.
Tak terasa, waktu telah menunjukan jam 4 sore, saya putuskan untuk kembali ke hotel, ada agenda penting soalnya. Nyuci dan maping buat ke Ankor Wat dengan sepeda buat melihat sun rise esok hari. Jadi tidur lebih cepat wajib hukumnya…

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

silakan tinggalkan komentar anda, bila tidak memiliki akun, bisa menggunakan anonim...