26 Desember 2014

Menyeberang Sulat Sunda Dengan Feri

Anda suka bepergian? Khususnya para backpacker pasti kegiatan perjalanan merupakan kegiatan paling di nanti dan menyenangkan. Nah kali ini, saya bakalan menceritakan kegiatan solo traveling saya ke kota empek-empek, iya sendirian… apa enaknya jalan sendirian? Sebetulnya gak sendirian juga sih, pasti bakal banyak penumpang lain bareng kita :-p. Disaat akhir tahun pelajaran saat ini, memang asyik kalo jalan-jalan untuk menyegarkan pikiran. Saya suka solo traveling mungkin karena saya orangnya pemalu dan suka menyendiri (kalo yang terakhir ini boong kok…he4)




Saya sudah sering bepergian barengan teman baik berdua maupun berkelompok. Nah traveling berkelompok memang asyik kok, kita bisa saling menjaga dan membantu disaat butuh bantuan, nah kalo mau foto-foto di tempat yang kita kunjungi kita tak perlu repot meminta bantuan orang lain. Saya merasa hal ini kurang menantang, bepergian ke ke tanah Sumatera sendirian ini saya jadikan uji coba bagi saya untuk memulai solo traveling dunia yang telah menjadi impian saya sejak kecil, saya kasih tahu rahasia kecil diri saya, jika berkeliling dunia menuntut ilmu adalah cita-cita hidup saya…he4, asyik ga tuh?
Bepergian sendiri akan membantu kita mengenal diri kita sendiri lebih baik. Sesuatu yang berguna bagi diri saya yang kini menginjak usia dewasa.


Di kisah saya sebelumnya, saya menggunakan pesawat untuk pergi ke Sumatera. Berhubung ini bukan perjalanan karena tugas, saya mencoba  jalan pake bus supaya irit ceritanya. Perjalanan saya mulai dari pool bus Putra Remaja di Solo, bus ini memang spesialis ke Palembang. Ayah saya yang hampir selama 30 tahun bekerja di Palembang merupakan langganan tetap PO. Putra Remaja. Jadi kalo anda ke Sumatera Selatan saya sangat merekomendasikan bus ini karena mereka sangat berpengalaman mengelola salah satu rute terpadat di Jalinsum (Jalan Lintas Sumatera) ini.
Saya mengambil kelas eksekutif seharga 400 ribu. Kondisi bus bagus dan kursi memiliki sandaran tambahan untuk kaki, selain selimut dan bantal. AC dingin dan kita dapat jatah 1 kali makan dan 1 kali senek berat serta 1 botol 600 mL air mineral merek AQUA. Seperti bus malam pada umumnya, kita berangkat setengah 2 dari pool dan kemudian berhenti sekali di Kaliwungu, Kendal untuk beristirahat sebelum akhirnya sampai di pelabuhan Merak pukul 3 pagi keesokan harinya, lancar bukan? Ha4, kalo pemandangan saat perjalanan tak perlulah saya ceritakan, soalnya tidak terlalu istimewa karena lewat Jalur Pantura.
Ketika jalur darat menjadi pilihan anda ke Sumatera dari Pulau Jawa, maka mau tak mau anda harus menyeberang salah satu selat paling ramai di dunia. Selat Sunda menjadi penghubung kedua pulau besar ini. Penyebarangan di Pelabuhan Merak Banten ke Bakauheni Lampung buka selama 24 jam sehari dan 7 hari dalam seminggu. Puncak penyeberangan di pelabuhan ini bisa mencapai puncaknya di masa libur lebaran. Jutaan manusia menyeberangi Selat Sunda hanya karena ingin pulang kampung dari perantauan.
Pelabuhan sangat padat, sehingga antrian untu k menyeberang bisa mencapai sekitar 2 jam. Harga tiket untuk menyeberang relative murah, hanya 15 ribu tiap orang, dan biasanya udah ditanggung oleh bus. Ada pilihan lain sebetulnya untuk menuju Merak tanpa menggunakan bus, bagi penggemar kereta api ada kereta menuju pelabuhan Merak. Kereta Bengawan dari Solo setiap hari melayani perjalanan Solo – Merak tiap hari dengan ongkos 55 ribu (karena kenaikan BBM, tiket menjadi 75 ribu sekarang).
Masalah muncul jika anda naik kereta menuju Sumatera. Karena setelah turun di Bakauheni Lampung anda harus mengambil bus untuk melanjutkan perjalanan, atau naik kendaraan umum sekali untuk mencapai stasiun kereta terdekat. Jadi saya sarankan naik bus akan lebih nyaman dan cepat.
Setelah nungguin sekitar 2 jam antrian kapal, tibalah giliran kami untuk naik kapal feri. Setelah masuk ke feri, kita diharuskan keluar menuju dek penumpang. Karena perjalanan memakan waktu cukup lama, sekitar 3 jam, maka menikmati pemandangan atau menikmati kudapan di atas kapal dapat menghilangkan kejenuhan selama perjalanan. Nah di dek kapal pun banyak pilihan tempat. Jika anda ingin menikmati perjalanan dengan pemandangan laut anda bisa mengambil dek luar dilantai atas Feri. Jika anda capek atau ingin iburan lebih, dengan tambahan dana 10-30 ribu saja anda bisa menikmati fasilitas tambahan di dek dalam. Di sana ada sofa dan tempat berbaring dan jelas ini bukan pilihan saya..he4



Saya memilih dek luar di lantai atas, tempatnya tidak terlalu bagus memang tapi pamandangan eksklusif akan anda dapatkan dari tempat ini. Ketika pagi menjelang, saya mendapatkan pemandangan sun rise yang amazing banget, tak kalah dengan sun rise  dari Pantai Uluwatu ataupun Kuta di Bali sono. Pemadangan dengan alas air laut sebening Kristal dan langit yang berwarna merah merona, sungguh hal inilah yang membuat bangsa lain iri dan tergoda untuk menguasai zamrud khatulistiwa ini. Jika anda beruntung seperti saya he4, anda juga akan menemukan pemandangan spektakuler lain. Ikan lumba-lumba hidung botol akan muncul di kanan – kiri kapal  mengiri perjalanan saya, ah lengkap sekali bukan?
Setelah menikmati sun rise, perut pasti lapar dan yang jelas saya ga bawa makanan dalam perjalanan dan rasanya terlalu lama menuju pemberhentian darat berikutnya, maklum saja perut belum terisi sejak semalam, pantas saja berontak mulu minta jatah. Akhirnya demi meredam demonstrasi yang melanda, saya beri mie isntan dalam gelas sebut saja popmie… 10 ribu, mahal yah, di minimarket macam Alfamart atau Indomaret, makanan sejenis dijual kisaran 5ribu saja, wah untuk 100% penjualnya, yah ga papa deh sekali-sekali. Ha4… Sekitar jam 7 pagi feri kami merapat di Pelabuhan Bakauheni Lampung dan melanjutkan perjalanan menuju Bumi Sriwijaya…

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

silakan tinggalkan komentar anda, bila tidak memiliki akun, bisa menggunakan anonim...