Pagi
itu, hari Minggu suhu udara sudah mencapai 10 dercel, Biasa di awal bulan
Desember berbarengan dengan awal musim dingin hal itu biasa. Tapi langit cerah
dan laporan cuaca hari ini diperkirakan tidak turun salju. Waktu yang tepat
untuk jalan-jalan melepas penat dan mencari hal baru. Sudah lama saya ingin
mengelilingi Ankara, ibu kota Turki. Namun aktifitas padat menyita waktu saya
hingga malam hari.
Dari
penginapan, saya jalan ke Stasiun subway terdekat. Macunkoy, Yenimahalle istasionu untuk menuju pusat kota Ankara.
Sekitar setengah jam dengan subway, saya sampai di stasiun pusat Ankara,
Kizilay istasionu. Kalo mau ada yang tahu harga tiket kereta di Ankara adalah
1,75 TL atau sekitar 8000 IDR untuk sekali jalan, dan kita bisa membeli tiket
paket perjalanan 3, 5, 10 atau 15 kali perjalanan. Jadi tidak perlu
sering-sering beli tiket. Tiket kereta disini juga bisa dipakai untuk bis yah
macam tiket transportasi umumlah. Jadi apapun kendaraanya, tiketnya tetep satu
jenis.
Stasiun
kereta bawah ini lokasinya tepat di bawah pusat kota Ankara. Di stasiun ini
pula terdapat pusat perbelanjaan yang teramat luas, yah mirip Tanah Abang. Satu
hal menarik di tempat ini, semua barangnya bisa ditawar dengan harga yang
sangat murah, jadi gak perlu takut untuk menawar setengah harga. Saya
sebenarnya butuh membeli sepatu sebagai pengganti sepatu yang saya bawa dari
tanah air, nampaknya tidak sesuai untuk berjalan di atas salju. Buktinya baru
beberapa kali saya pakai menembus jalan bersalju, sudah hampir jebol… he4… Saya
putuskan melihat-lihat toko sepatu disini, harga cukup bervariasi antara 40 TL
(Turkish Lira) sampai 100 TL (200-500 IDR lah). Tak hanya sepatu, mulai baju,
sandal bahkan makanan khas Turki yaitu Baklava bisa kita temukan di sini. Kalo
mau cari kaos kaki obral juga banyak ditemukan disini, pokoknya serba miring
dah….he4. Setelah cukup melihat-lihat saya lanjutkan perjalanan menuju
destinasi berikutnya.
Destinasi
saya berikutnya adalah masjid bersejarah yang terkenal di Ankara. Yaitu masjid
Haci Bayram (Haji Bairam). Terletak di daerah Ulus, Ankara sebelah kuil Augustus. Masjid ini dibangun
pada tahun 831 H ( 1427-1428 ). Dan mengalami beberapa kali renovasi. Masjid
ini memiliki struktur persegi memanjang dan bagian di utara dan barat. Di
lingkungan ini terdapat pula kompleks makam ulama terkenal di Turki yaitu Haji
Bayram. Dia adalah pendiri
dari sekte Bayrami , seorang penyair sufi dan komposer dari lagu-lagu pujian. Beliau
adalah ulama yang mengajar di
sekolah teologi yang disebut Karamedrese di Ankara , yang dibangun oleh seorang
wanita philantrophic yang
bernama Meklike Hatun .
Ketika
saya berkunjung ke sini, tempat ini baru dalam tahap perbaikan. Satu hal yang
berkesan di masjid Turki, selalu saja terdapat tempat duduk di setiap kran atau
aliran air wudhu, jadi ketika wudhu terasa santai dan kita benar-benar
menikmati wudhu sebagai ibadah. Nampaknya sistem ini perlu di adaptasi masjid –
masjid di Nusantara.
Karena
merupakan destinasi wisata, tempat ini juga terdapat tempat jual beli suvenir
dan barang kebutuhan beribadah. Yang spesialnya lagi, banyak barang yang dijual
di sini adalah made in Indonesia, wow merinding men. Jauh-jauh ke Turki ternyata
barang Indonesia yang dijual. He4. Kebanyakan adalah barang-barang kerajinan
tangan. Misal kaligrafi, tempat Qur’an yang berukiran kayu, serta hiasan
dinding dari kulit. Bangga juga sih…he4. Barang yang khas saya temukan disini
adalah peci Turki yang kecil dan tipis, saya beli sebuah dengan harga 1,5 TL
atau sekitar 7500 IDR, biar merasakan atmosfer sholat di sini.
Setelah
puas berjalan-jalan di sekeliling masjid, saya jadi laper. Saya beli roti
dipinggir jalan yang masih hangat. Harga nya men fantastis… 1 TL dapet tiga,
ha4… jadi para Backpacker mania yang bawa uang pas-pasan tidak perlu takut
kelaperan di sini. Murah meriah dan yang jelas halal dan mengenyangkan.
Adzan
dhuhur telah berkumandang, setalah santap siang saya lanjutkan sholat jamaah di
Sini. Yang perlu rekan-rekan BP sekalian ketahui, madzab utama di Turki adalah
Hanafi yang berbeda dengan Mazab Syafii yang merupakan madzab utama di
Indonesia. Gerakan sholat secara umum sama, hanya ada beberapa perbedaan.
Misalkan dalam masalah iktidal mereka tidak mengangkat tangan dan juga tidak
mengenal duduk Tasyahud akhir. Satu lagi, ketika sholat jamaah yang bacaanya
jahr (shubuh, Magrib dan Isya’) makmum menjawab “amin” ketika imam membaca Al
Fatihah dilakukan dengan syir atau pelan. Jadi jangan lupa, ketika sholat
jamaah di sini, jangan kenceng2 baca aminya supaya tidak malu…he4.
Setelah
sholat selesai, saya lanjutkan perjalanan ke tempat berikutnya. Monumen
Attaturk Ankara. Monumen ini terletak tepat di Tengah kota Ankara. Bisa juga
dikatakan menjadi salah satu simbol kota ini. Para BP mania tahulah siapa
Attaturk, he4… nanti saya bahas di halaman lain saat berkunjung ke makamnya
deh… sabar yah…
Karena letaknya yang berada di tengan kota dan area perbelanjaan, maka tempat
ini sangat ramai di kunjungi untuk sekedar bercengkerama atau beristirahat.
Jangan bayangkan Ankara macet kaya Jakarta deh… di sini begitu bersih dan
lengang dari kendaraan. Jadi kita akan betah berlama-lama untuk jalan kaki.
Setalah foto-foto saya lanjutkan ke tempat terkenal lain yaitu Altin Park….
Altin
Park atau Taman Emas adalah simbol lain di kota Ankara. Berjalan kira-kira 30
menit dari tugu Attaturk tadi kita akan menemui sebuah taman yang cukup luas.
Konsep taman ditengah kota yang humanis karena disini disediakan banyak bangku,
tempat barbekyu dan juga arena bermain untuk anak-anak. Sayang sekali saya
datang ke Tempat ini di awal musim dingin, jadi mustahil mendapat view
keindahan taman dan pepohonan yang ada di taman ini. Hanya ada tanaman musim
dingin macam tulip dan rerumputan yang kelihatan masih hijau, yang lain
meranggas dan menggugurkan daunnya. Seperti kebanyakan taman, banyak muda-mudi
yang menggunakannya untuk “mojok”, haduh hal ini tak di Turki tak di Indonesia
sama ternyata … (sambil tepuk jidat).
Turki
memang bukan negara muslim, negara ini sejak runtuhnya Turki Utsmani memang lebih
terkenal dengan ke – sekulerannya. Budaya barat dengan deras mempengaruhi
kehidupan warga Turki. Gaya hidup Eropa telah menjalar dalam setiap sendi
kehidupan, mulai dari berpakaian sampai pergaulan sudah mirip dengan barat deh
pokoknya. Jadi kalau ke Ankara tak perlu kaget kalo ada perempuan – laki ciuman
di tempat umum.. hadeh…
Yang
menarik lagi, judi men… di setiap sudut kota ini kita bisa menemukan penjual
lotere dan agen judi bola. Bisa dikatakan judi bebas…, weleh-weleh. Memang
Indonesia bakal menjadi tempat bangkitnya Islam kayaknya memang bener. Walaupun
masih karut marut mengenai penegakan hukum, aku tetep bangga karena negara kita
melarang Judi… Merdeka lah pokoknya…he4
Setelah
duduk, jalan, lalu duduk lagi dan jalan lagi… saya putuskan jalan pulang.
Dengan metro subway di Stasiun Kizilay. Karena sudah jam 2 siang waktunya
sholat ‘Ashar. Sebelum naik kereta saya sholat dulu di Masjid Stasiun. Kecil
tapi bersih dan rapih, ini yang menyebabkan aku betah men… rapi, bersih dan
teratur…
Cukup
jalanya untuk hari ini, semakin sore semakin dingin, saya segara kembali ke
penginapan untuk melanjutkan program harian esok hari...
Terima kasih telah berbagi pengalamannya.. akan mengunjungi ankara dlm waktu dekat
BalasHapussama-sama...
Hapussemoga bermanfaat