Untuk
generasi yang pernah merasakan orde lama, tentu mendengar kata “komunisme”
berkonotasi kekejaman, pembunuhan, pembantaian dan makar. Ketika mendengar kata
“komunisme” sebagian besar akan menghubungkan dengan sebuah gerakan terlarang,
sebuah partai yang pernah meluluhlantakan rasa kebangsaan, rasa persatuan dan
bertindak keji atas dasar keinginan sepihak mengubah haluan negara.
Komunisme
merupakan ideologi yang berasal dari Manifest der Kommunistischen yang
ditulis Karl Max dan Frederich Engels, sebuah manifesto politik yang pertama
kali diterbitkan pada 21 Februari 1948.
Komunisme
sebagai anti-kapitalisme (anti barat) menggunakan partai komunis sebagai
pengambil akumulasi modal pada individu. Komunisme secara umum berlandaskan
pada teori Meterialisme Dialektika dan Materialisme Historis oleh karenanya
tidak bersandarkan pada kepercayaan mitos, tahayul dan agama dengan demikian
tidak ada pemberian doktrin pada rakyatnya dengan prinsip bahwa “agama dianggap
candu” yang membuat orang berangan-angan yang membantasi rakyatnya dari
pemikiran ideologi lain karena dianggap tidak rasional serta keluar dari hal
yang nyata.
Hal
sebaliknya dengan ideologi Pancasila yang dianut bangsa Indonesia. Pancasila
merupakan manifestasi dan saripati dari kebudayaan dan karakter bangsa
Indonesia yang menghargai perbedaan, menghargai kepercayaan agama dan
mengutamakan toleransi. Pengingkaran terhadap Tuhan merupakan perbedaan paling
fatal dan bertentangan dengan ideologi Pancasila. Ketuhanan merupakan hal
paling penting dan soko guru dari Pancasila itu sendiri, sebuah landasan yang
menyusun dasar lain dalam batang tubuhnya.
Di
masa lalu, komunisme merupakan pergerakan di level bawah karena ketidakadilan
dari pemerintah. Pergerakan ini dipelopori oleh kaum buruh yang termarginalkan.
Sifat komunisme yang dekat dengan sosialis, menyebabkan faham ini laris manis
dikalangan buruh. Karena menjanjikan pemerataan, tidak diakuinya kepemilikan
pribadi menjadikan komunis-sosialis magnet yang kuat untuk kalangan bawah yang
saat itu benci dengan liberalisme dan kapitalisme, karena mereka mengeruk dan
mengeksploitasi tanpa memikirkan kesejahteraan kaum buruh yang mereka
pekerjakan.
Di
Indonesia sendiri, gerakan komunis lahir dari adanya Partai Komunis Indonesia
(PKI). Partai berhalauan kiri ini memiliki suara yang sangat signifikan
dimasyarakat. Tercatat saat pemilihan umum awal suara PKI begitu signifikan
hingga mampu bersaing dengan partai Islam macam Masyumi dan partai nasionalis
seperti PNI. Bahkan karena kuatnya PKI saat itu Presiden Soekarno sempat mengutaran
sebuah gagasan politik bertajuk NASAKOM, akronim dari Nasionalis, Agama dan
Komunis. Usaha menyatukan paham ini punya niatan baik dari Presiden, karena
beliau adalah agen pemersatu bangsa yang sudah menjadi trade mark beliau yang tak pernah memandang suku, agama dan ras.
Kuatnya
lobi PKI atas presiden Soekarno membuat pergerakan PKI menjamur di nusantara.
Saking kuatnya, mereka mengusulkan adanya angkatan V, selain Polri, TNA AD, AL
dan AU. Anggota angkatan V ini adalah petani, buruh dan pekerja yang dipersenjatai.
Namun usulan itu mandapat tentangan dari banyak pihak, khususnya TNI saat itu.
Karena dianggap membayakan kestabilan negara.
Ternyata
ketakutan itu menjadi kenyataan, PKI melakukan gerakan makar kepada pemerintah
RI dengan membunuh banyak Jendral angkatan perang saat itu, yang dikenal dengan
G30SPKI (Gerakan 30 September Partai Komunis Indonesia). Ternyata selain
pembunuhan itu, banyak kasus PKI yang tidak terungkap seperti pembantaian para
ulama dan penyerangan pesantren. Makar tersebut kemudian berhasil ditumpas oleh
TNI saat itu yang kemudian menjadi suksesi kekuasaan dari Orde Lama ke Orde
Baru. Terlepas adanya politisasi PKI saat itu dari Presiden Soeharto ketika
masih menjadi perwira tinggi AD, namun ancaman PKI terhadap kesatuan negara
begitu kuat.
Kini,
bibit lama yang telah terkubur, mencoba bangkit kembali dengan membawa luka
lama yang mereka coba bangkitkan. Mereka coba menghubung-hubungkan kasus
politisasi oleh Presiden Soeharto waktu itu sebagai kejahatan HAM karena
hukuman simpatisan dan pengurus PKI dianggap sebagai pelanggaran HAM berat
sehingga pemerintah harus meminta maaf dan mencabut ketetapan MPR tentang
pelarangan semua bentuk komunisme dan PKI di tanah air. Bahkan, kini mereka
tengah berjuang di Mahkamah Internasional untuk memaksa pemerintah Indonesia
meminta maaf kepada keluarga PKI dan membersihkan nama mereka sebagai pelaku
makar.
Pergerakan
ini muncul lagi, karena dipicu masalah ketimpangan ekonomi, karena lemahnya
kesejahteraan, karena tidak adanya kontrol pemerintah terhadap sumber alam yang
dalam UUD 1945 dinyatakan seluas-luasnya digunakan untuk kemakmuran rakyat.
Kaum liberalis dan kapitalis kian berkuasa. Dan segala sumber kekayaan bangsa
ini telah dikuasai asing sehingga kita tak lagi punya apa-apa. Sepertinya di
era modern ini, ideologi tak hanya berkenaan dengan politik. Barat ternyata
juga menggunakan paham mereka untuk menjajah bangsa lain atas nama demokrasi.
Komunisme
modern juga terjadi pergeseran nilai. Komunisme kini juga tak lagi hanya
sekedar ideologi dan pergerakan. Ideologi yang dipelopori China ini ternyata
juga mengincar kekayaan alam yang dimiliki Indonesia. Presiden Jokowi dan
Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan penulis lihat ada kecenderungan ke China.
Liat saja, bagaimana tiga bank nasional besar yang menguasai mayoritas keuangan
Bangsa Indonesia kini digadaikan ke China dengan nilai pinjaman 500T hanya 6
bulan setelah Presiden Jokowi naik jabatan. Ada indikasi balas budi atas
bantuan negeri Tiongkok dalam pemenangan saat pilpres. Diduga penyandang dana
pemilu berasal dari Negeri Tirai Bambu itu.
Rasa-rasanya
partai pimpinan Megawati itu tak pernah belajar. Bagaimana ketika berkuasa
mereka selalu menggadaikan aset bangsa. Tengok saja, kasus Indosat dan Pertamina
dimasa Presiden Megawati bagaimana mereka menjual murah kedua aset tersebut ke
asing dan enteng saja, mereka bilangnya butuh dana untuk rakyat. Sepertinya
pemimpin dipilih hanya untuk mencari uang. Tapi mereka tak bekerja keras,
bagaimana masalah bangsa ini teratasi, buka menambah masalah baru dari apa yang
mereka lakukan. Lucunya, sudah ditipu di masa lalu, rakyat kita ternya tak juga
bisa rasional dan kembali memilih kader partai moncong putih. Ah..apa yang salah
dengan bangsa ini?
Komunisme
kini tak lagi berupa paham yang anti-Tuhan. Mereka kini membawa misi baru yang
jauh lebih berbahaya, yaitu menghancurkan Pancasila dan menjadikan negeri ini
boneka yang dapat mereka kuasai sumber daya alamnya.
Sungguh
naas bangsa ini. Di dunia kita hanya jadi penonton. Kita jadi bulan-bulanan dan
bancakan bangsa lain. Sumber daya alam kita disedot habis-habisan dan kita diam
saja. Tidak diam sebenarnya, tapi para pemimpin dan penentu kebijakan bangsa
ini tak bisa berbuat apa-apa karena mereka sesungguhnya hanya manekin, boneka
yang dikendalikan. Boneka kaum kapitalis dan komunis yang intinya sama,
mengeksploitasi bangsa ini dari semua hal. Semoga Allah selamatkan bangsa
Indonesia.
Gambar diambil dari : http://statis.dakwatuna.com/wp-content/uploads/2014/06/bahaya-laten-komunisme.jpg
Gambar diambil dari : http://statis.dakwatuna.com/wp-content/uploads/2014/06/bahaya-laten-komunisme.jpg
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
silakan tinggalkan komentar anda, bila tidak memiliki akun, bisa menggunakan anonim...