26 Januari 2015

Menjelajah Ankor Wat

Tepat pukul 4.00 pagi, alarm hape saya meraung-raung membangunkan saya dari tidur. Rencananya pagi ini daku akan menikmati matahari terbit (sunrise) di salah satu tempat paling eksotis di Kamboja, Ankor Wat. Sunrise memang menjadi salah satu magnet yang menyedot banyak perhatian turis yang datang ke Sieam Reap.
 
         Pagi buta, Setelah mandi dan subuhan, saya segera meluncur ke lokasi. Menurut info yang saya dapat, di bulan Mei matahari akan terbit sekitar pukul setengah enam pagi, jadi masih ada cukup waktu untuk menuju kesana. Jangan lupa siapkan bekal makanan yang cukup, karena disono harga makanan  mahal, berkali lipat dengan harga di pasar.


Mengendarai sepeda yang sudah kusewa, keluar hotel, saya kaget banyak tuk-tuk yang saling berkejaran menuju arah yang sama dengan saya. Rata-rata bule, maklum mereka emang sangat antusias, matahari terbit di negara mereka emang tak seindah di negara tropis. He4.



Lokasi Ankor Wat emang lumayan jauh dari pusat kota Siem Reap, sekitar 8 km, sehingga jika kita bersepeda, membutuhkan waktu sekitar 30-40 menit. Sebenarnya ada cara yang lebih praktis dengan menyewa tuk-tuk, tapi sekali lagi bro, harganya mahal banget. Sekitar 25-30 dolar. Bagi saya itu adalah anggaran selama 3 hari. Jadi, saya putuskan menyewa sepeda hanya dengan 1 dolar selama seharian penuh. Asyiknya bersepeda menuju Ankor Wat, anda akan melewati hutan belantara yang sepi (tapi banyak temannya kok yang juga bersepeda), meskipun gelap, he4, anda akan menikmati indahnya danau yang ada di sekitaran Ankor Wat.


Masih jauh dari Ankor Wat, anda harus memasuki pos pemeriksaan. Ditempat ini anda harus membeli tiket masuk yang lumayan mahal, US$25, atau sekitar 300-an ribu dalam rupiah. Saya ambil paket sehari penuh di Ankor Wat. Saking luasnya, waktu sehari tidak akan cukup untuk melihat dan berkeliling di Ankor Wat. Nah jika BP sekalian memiliki waktu cukup, bisa ambil paket 3 hari, sekitar 40 dolar, sehingga anda bisa dengan puas berkeliling dan menulusuri setiap jengkal dari Ankor Wat.
Ketika anda membeli tiket masuk Ankor Wat, persis seperti kita mau bikin KTP karena kita akan di foto close up, dan fuila setelah kita bayar, kita akan diberi tanda pengenal, ternyata itu tiketnya juga seperti KTP, he4, Jangan lupa membawa passport  karena tanpa itu, kita tak akan diijinkan masuk, sayangkan? kalo dah nyampek pintu masuk, harus balik lagi, he4. Ternyata banyak juga yang datang untuk melihat sunrise, dan antrinya mengular. Datang lebih pagi ternyata ada untungnya. Setelah selesai urusan tetek bengek dengan tiket, saya langsung cabut gowes menuju Ankor Wat.


Sampai di kompleks Ankor Wat, matahari masih belum muncul dari peraduan. Saya menunggu sunrise, saya cari spot yang pas untuk menikmati sunrise. Sambil menunggu terpaksa cari kegiatan sambilan, he4. Cari kenalan dong. Nah, spot saya barengan sama rombongan turis Jepang. Eh ada yang muda, samperin ah…he4. Dia cuma say hello doang, dia kurang respon sih ketika saya samperin (kasiah deh guwe… T.T), tapi gapapa, yang penting udah mau menyapa, he4.


Di depan pintu gerbang Ankor Wat, ada danau yang mengelilingi kompleks ini, sangat luas, dan lokasi ini adalah spot yang paling banyak orang mengambil foto, tapi saya males disini, udah bejibun. Saya mau cari lokasi yang lebih eksotis, maklum insting melihat sunrise udah ada, soalnya anak kita anak gunung, he4.

Sebagaimana mitologi Hindu di Kamboja, kawasan kuil Angkor Wat dikelilingi oleh dinding dan terusan yang mewakili lautan dan gunung yang mengelilingi dunia. Jalan masuk utama ke Angkor Wat yang sepanjang setengah kilometer dihiasi pagar susur pegangan tangan dan diapit oleh danau buatan manusia yang disebut sebagai Baray. Jalan masuk ke kuil Angkor Wat melalui pintu gerbang, mewakili jembatan pelangi yang menghubungkan antara alam dunia dengan alam dewa-dewa.


Nah di depan candi utama ini, ada lapangan yang luas, disinilah spot saya, di bawah sebuah pohon, saya gelar matras dan minum serta menikmati bekal yang saya bawa dari hotel.


Wes, sinar mentari udah mulai muncul nih, siap buat bidik pake kamera. Langit saat itu begitu cerah sehingga sangat mendukung. He4, ceprat… cepret… ceprut…eh…hi3.



Selama sejam lebih menikmati matahari yang muncul dari peraduan, saya lanjutkan destinasi dengan masuk ke dalam bangunan utama Ankor Wat. Ada sebuah tips buat BP semua nih, kalo mengunjungi seuatu tempat jangan lupa membaca atau mengetahui baik sejarah atau latar belakang tempat tersebut, nah dengan mengetahuinya kita akan lebih maksimal dalam menikmatinya.
Kalo Ankor Wat ini merupakan sebuah kuil atau candi yang terletak di daerah Angkor, Kamboja. Kuil ini dibangun oleh Raja Suryawarman II pada pertengahan abad ke-12. Pembangunan kuil Angkor Wat memakan waktu selama 30 tahun. Angkor Wat terletak di dataran Angkor yang juga dipenuhi bangunan kuil yang indah, tetapi Angkor Wat merupakan kuil yang paling terkenal di dataran Angkor. Raja Suryawarman II memerintahkan pembangunan Angkor Wat menurut kepercayaan Hindu yang meletakkan gunung Meru sebagai pusat dunia dan merupakan tempat tinggal dewa-dewi Hindu, dengan itu menara tengah Angkor Wat adalah menara tertinggi dan merupakan menara utama dalam kompleks bangunan Angkor Wat.
Angkor Wat berada dalam keadaan yang baik dibandingkan dengan kuil lain di dataran Angkor disebabkan karena Angkor Wat telah dialihfungsikan menjadi kuil Buddha dan dipelihara serta digunakan secara terus menerus ketika agama Buddha menggantikan agama Hindu di Angkor pada abad ke-13.


Dari segi arsitektur saya menilai (sok2an menilai, yah ini opini aja), bangunan Ankor Wat tak kalah eksotis dari Borobudur di Jawa Tengah. Di setiap dindingnya terukir relief cerita masa lampau, tapi sejujurnya saya tak paham ceritanya, tapi dari literature yang saya baca, relief ini mengambil cerita dari epik Ramayana dan Mahabarata. Selain itu, konon Ankor Wat ini adalah kuburan Raja Suryawarman II, alasannya arah putar relief adalah belawanan arah jarum jam ada juga yang berpendapat bahwa Ankor Wat adalah tempat pemujaan Dewa Wisnu karena menghadap ke Timur. Entahlah mana yang benar, tapi saya bener-bener menikmati keindahan masa lampau di tempat ini.


Eh, tak dinyana ketemu mbak2 Jepang tadi, dia juga jeprat-jepret tu candi, tapi dianya sedang sendirian nih, nah, karena saya juga sendiri jadi deh saya minta tolong mbaknya buat moto’in saya (modus, maksa bangets…), eh mbaknya mau… he4, dan saya juga menawarkan diri untuk membantu mbaknya juga. Yah, sambil mengelilingi kompleks kita ngobrol dikit pake inngelis, maklum kalo pake bahasa Jepun, sini bisanya cuma “kimochi” doang…he4. Kita kenalan dong, namanya katanya Taka, tak taulah namasebenarnya atau bukan. Tapi doi ngasih alamat emailnya lho… jadi deh kita korespondensi (ala2 anak filateli). Dia juga cerita katanya dia bersama keluarganya ikut Rombongan Tour ke Ankor Wat dalam rangka liburan musim semi selama 4 hari. Owh begitu. Kita ngobrol cukup lama, setengah jam gitu. Terus mbak Taka pamit mau gabung sama keluarganya. Sayonara kalo begitu…he4
Selain dapat kenalan, ada kejadian lucu lebih tepatnya miris. Di dalam kompleks ini ada sebuah patung yang kepalanya ditutup kain putih, terus yang nungguin patung itu minta setiap turis untuk membakar dupa dan berdoa. Para bule mau ajah tuh, tapi mirisnya ini, diakhir sesi mereka minta sumbangan untuk diletakan di bawah patung. Ada yang ngasih 1 dolar, 5 dolar, tapi guwe sori ajah… ane jawab “muslim…muslim”, dan sepertinya mereka mahfum dan tak melanjutkan meminta saya. Wah ada-ada aja ya, di obyek sekelas Ankor Wat, ada pemerasan berkedok ginian.. miris deh…
Setelah puas memanjakan mata dan berfoto ria, saya putuskan untuk keluar dari Ankor Wat. Eits… tapi belum selesai, saya akan menuju Ankor Thom, tempat Angelina Jolie berakting dalam film Thom Raider…

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

silakan tinggalkan komentar anda, bila tidak memiliki akun, bisa menggunakan anonim...