6 Agustus 2011

Ramadan Dengan Keikhlasan

Ramadan bulan suci yang ditunggu-tunggu umat Islam di seluruh dunia. Ibarat petani yang sedang bercocok tanam..., bulan ini adalah masa dimana panen akan berkali lipat, segala sesuatu yang ditanam akan tumbuh dan berkembang beratus kali lipat. Hal yang sangat luar bisa tentu saja bagi umat muslim, amalan sunnah dihitung menjadi amalan wajib dan amalan fardlu dilipatgandakan hingga 700 kali lipat, tak ada bulan sedahsyat ini selain ramadan. Maka tak ayal pada bulan ini umat muslim berlomba untuk berbuat kebaikan mulai dari dzikir, baca qur'an sampai i'tikaf.
Namun ramadan kali ini ada yang special buat diriku, ramadan yang dilingkupi banyak langkah-langkah krusial dalam hidup. Ramadan yang penuh dengan pembelajaran kesabaran dan keikhlasan. Ramadan yang menuntut diriku membuat langkah spektakuler dalam perjalanan hati dan jiwa.
Rencana hidup yang pernah kubuat jauh hari harus kurubah karena datang seseorang. Yah rencana hidup, he4. Ibarat strategi, yah tiba-tiba alias ujug-ujug kurubah. Proposal mulai disusun, bahkan langkahnya sudah kuatur dengan detail mulai dari tanggal dan materi. Ketika rencana sudah mulai berjalan, dan tahap pertama diluncurkan ternyata tidak seperti bayanganku.
Ah... pengalaman pertama terserang virus merah jambu ini ternyata tidak berjalan mulus, ada kabar pesaing kuat yang ikut berkompetisi. Pesaing yang nampaknya mampu patahkan hatiku, dan benar adanya... walaupun tidak kudengar langsung dari "the sharp eyes" (karena tatapan matanya buatku lumer), tapi menurut laporan intelejen (koyo FBI wae...) memang sudah terjadi "khitbah". Yah apa boleh buat, tak ada yang patut dipersalahkan to? toh memang kalo diriku kembali berkaca, seseorang yang baik akan dapatkan yang sepadan. Wanita sedahsyat itu nampaknya terlalu tinggi buatku, ga level getow seperti yang 7icons bilang. Saya harus menenteng magnum SS-2 tercanggih di pundak berjalan pulang, infanteri yang kalah perang. Mungkin rudal "TomHawk" lebih dahsyat memborbardir dari pada Senjata sekelas SS-2 buatan Pindad, sebenarnya ingin pakai misil TAEPODONG-2, tapi ga kuat...he4. Untunglah ada SMS dari seberang sana yang kuatkan hatiku, petunjuk kalau pemilik mata tajam itu tahu perasaanku, mengurangi sedikit sakit di hati. Karena kata pepatah, "yang paling menyedihkan dan menyakitkan adalah ketika seseorang yang dicinta tak tahu perasaanmu..." dalem kan?
Aku berusaha melupakan kekalahan itu, tapi sulit luar biasa... Alhamdulillahnya, aku ketemu ramadan segera setelah kalah perang. Maka hatiku dikuatkan, dan pasti dengan ramadan tahun ini kembali menata hati menuju keikhlasan haqiqi, karena Alloh. Yah, Alloh dan Rasulnya tidak hanya mengajarkan optimis, namun juga realistis. Karena perpaduan dari keduanyalah sebuah ikhtiar yang haqiqi. Aku sudah berikhtiar, dan juga sudah berdoa... Alloh azzawajallah yang menentukan hasil.
Banyak hikmah yang kudapat. Rasa-rasanya ini peringatan dari sang Khalik agar aku kembali ke rencana awal yang kususun sebelum proposal kuajukan. Nampaknya harus belajar dari hikayat tunas bambu yang mempersiapkan diri lebih baik, baru kemudian muncul dengan langkah pasti dan meyakinkan.
Akhirnya, Alhamdulilllah, semoga ramadan kali ini mampu buatku menata hati yang sempat terjerembab, menata kembali dengan keikhlasan yang diajarkan Rosululloh SAW, semoga...
Gambar diambil dari : http://heninginside.blogspot.com/2010/05/memahami-kembali-makna-ridho-dan-ikhlas.html

2 komentar:

silakan tinggalkan komentar anda, bila tidak memiliki akun, bisa menggunakan anonim...