Pagi
itu, awal bulan Februari. Masih dalam masa liburan musim dingin, dan pasti kita
akan malas beranjak dari tempat tidur. Suhu yang dingin di bawah nol dercel,
akan membuat kita nyaman bermalas-malasan
di kamar dengan secangkir coklat panas. Namun pagi itu begitu cerah, tak ada awan kelabu seperti biasa, matahari yang
dirindukan datang. Matahari cerah adalah sebuah keajaiban ditengah musim
dingin. Dan inilah saat yang tepat untuk menjalankan rencana jalan-jalan yang
telah saya rancang selama di Turki. Kegiatan ngajar dan kuliah yang padat
membuat saya merasa jenuh dan penat dan kesempatan ini harus dimanfaatkan.
Kali
ini tak jauh memang masih disekitaran ibu kota Turki, Ankara. Mengunjungi salah
satu tempat paling terkenal di Turki, makam orang paling berpengaruh di Turki moderen
siapa lagi kalo bukan Mustafa Kemal Ataturk. Orang yang pernah menggantung
puluhan ulama Turki dan pencetus sekulerisme di Turki yang akhirnya
menghancurkan kekhalifahan Turki Utsmani.
Ataturk
membuktikan dirinya sebagai komandan militer yang sukses sementara berdinas
sebagai komandan divisi dalam Pertempuran Galipoli Setelah kekalahan Kekaisaran
Ottoman di tangan tentara Sekutu, dan rencana-rencana berikutnya untuk memecah
negara itu, Mustafa Kemal memimpin gerakan nasional Turki apa yang
kemudian menjadi Perang Kemerdekaan Turki. Kampanye militernya yang sukses
menghasilkan kemerdekaan negara ini dan terbentuknya Republik Turki. Sebagai
presiden pertama negara ini, Mustafa Kemal memperkenalkan serangkaian pembaruan
yang luas yang berusaha menciptakan sebuah negara modern yang sekuler dan
demokratis. Menurut Hukum Nama Keluarga, Majelis Agung Turki memberikan kepada
Mustafa Kemal nama "Atatürk" (yang berarti "Bapak Bangsa
Turki") pada 24 November 1934.
Setelah
mandi dan bersiap, saya berangkat dari flat jam 10 pagi dan sudah janjian dengan
teman-teman Indonesia lain untuk mengunjungi tempat itu. Jalan kaki ke stasiun
MRT Macunkoy di tengah salju memang butuh perjuangan, selain dingin juga becek
dan licin. Salah melangkah kita pasti akan jatuh dan ngrasain salju yang telah
memadat jadi es…eh3… Saya berangkat dengan MRT dari Macunkoy ke Kizilay,
sengaja saya berhenti di sini, soalnya mau cari sarapan. Perut udah berontak ni
dari tadi. Jangan salah, di musim dingin kita akan mudah sekali lapar, tapi
sedikit haus. Berbeda dengan di daerah tropis… kita pasti akan lebih sering
haus dari pada lapar…
Nah
keluar stasiun kita bisa mendapatkan roti Turki, 1 TL dapet 3 biji (udah saya
ceritakan kemarin). Sambil duduk di taman kota dan menunggu teman-teman datang,
saya menikmati pemandangan musim dingin di kota Ankara. Walaupun musim dingin
ternyata daerah ini begitu ramai di siang hari. Maklum, Kizilay ini adalah
pusat kota Ankara, layaknya Sudirman-Thamrin di Jakarta.
Tak
lama, teman-teman saya datang dan kita segera menuju lokasi tujuan. Cukup jauh
lokasi makam Ataturk, yaitu di Anitkabir, sekitar 30 menit menggunakan bus kota
dari Kizilay. Bus kota dan MRT di Turki sudah terintegrasi, jadi tiket pun juga
terintegrasi. Konon katanya Pemerintah Turki dulu belajar dari KRL dan
Transjakarta. Dan seperti Jepang ketika mereka belajar sepakbola dari
Indonesia, kenapa mereka mengembangkan jauh lebih baik dari kita. Sedangkan
kita malah sibuk melakukan studi banding tak jelas ke negara lain dan tak ada feed
back yang berguna bagi negara. Huh, sungguh ngomongin para pejabat bikin sakit
perut…, laper lagi nih soalnya…he4
Jalan
pake bus kota selama 30 menit kita akan nyampe di gerbang Anitkabir, dan kita harus jalan cukup jauh
menuju lokasi makam. Yah lumayan buat manasin tubuh. Di pintu gerbang, kita
akan disambut dengan pemeriksaan metal detector dari tentara pengamanan, tas
kita juga akan di geledah.
Masuk ke kompleks makan, kita akan merasa ini
bukanlah sebuah makan. Karena saking luas dan megahnya. Di sini ada gedung
utama makam di depannya ada lapangan yang sangat luas. Jadi lebih mirip
pangkalan militer bagi saya, karena pengamanan yang ketat serta pengunjung yang
membeludak. Selain bangunan utama makam, di kompleks ini juga ada museum yang
menyimpan koleksi dari foto, baju militer hingga senjata yang pernah dipakai
Ataturk.
Okeh,
udah ga sabar ni masuk. Langsung deh kita cekidot, dan ternyata gratis (ga tau
kalo sekarang)… he4. Tur di tempat ini diatur jalurnya. Semua tamu masuk dan
memulai tur dari pintu di sayap kiri. Pertama masuk, pengunjung akan disambut
dengan sebuah ruangan yang berisi koleksi saat Ataturk di militer. Mulai dari
prajurit hingga menjadi jenderal. Lengkap sekali koleksinya bahkan korek api
sang presiden pertama pun dipajang. Kemudian diruang-ruang berikutnya akan
ditampilkan sejarah tantang Ataturk, mulai dari masa kecil hingga menjelang
kematiannya.
Kemudian,
nah memasuki gedung utama ada video, dimana jasad Ataturk disimpan. Menurut
cerita, jasad Ataturk tidak dikebumikan, namun dijepit diantara batu besar yang
sebelumnya mayatnya diawetkan terlebih dahulu.
Menurut sejarah dalam buku-buku biografinya, yang ditulis oleh
para pendukungnya, kematian Kemal dikarenakan akibat over dosis minuman
keras. Ditambah lagi dengan berbagai penyakit seperti penyakit kelamin,
malaria , sakit ginjal dan lever.
Beliau
meninggal dunia pada 10 November 1938 , kulit di tubuh badannya rusak dengan
cepat dan díganggu pula oleh penyakit gatal-gatal. Doktor-doktor sudah memberi
bermacam-macam salep untuk diusap pada kakinya yang sudah banyak luka-luka
karena tergaruk oleh kukunya. Walaupun begitu beliau masih sangat angkuh. Di
akhir-akhir hayatnya yaitu ketika menderita sakratulmaut, anehnya beliau takut
sekali berada di istananya dan tubuhnya merasa panas maka ia ingin dibawa ke
tengah laut dengan kapalnya. Bila penyakitnya bertambah krisis, beliau tidak
dapat menahan diri daripada menjerit. Jeritan itu semakin kuat (hingga
kedengaran di sekeliling istana), Beliau berteriak kesakitan dalam
sakratulmautnya dengan penuh azab di tengah-tengah laut
Pada
29 September 1938 Kamal Ataturk mengalami koma selama 48 jam. Pada 9 November,
beliau mengalami koma kali kedua. Dan sewaktu itulah air dalam perutnya disedot
keluar. Beliau kemudiannya tidak sadarkan diri selama 36 jam dan akhirnya
meninggal dunia. Cara kematiannya begitu menghinakan sekali. Mayatnya tidak
dimandikan, tidak dikafankan, tidak disembahyangkan dan tidak dikebumikan
dengan segera seperti yang dituntut oleh ajaran Islam. Tetapi sebaliknya,
mayatnya diawetkan dan diletakkan di ruang takhta di Istana Dolmabahce selama 9
hari 9 malam.
Setelah
9 hari, barulah mayatnya disembahyangkan, itupun setelah didesak oleh seorang
adik perempuannya. Kemudian mayatnya telah dipindahkan ke Ankara dan
dipertontonkan di hadapan Grand National Assembly Building. Pada 21 November,
dipindahkan pula ke sebuah tempat sementara di Museum Etnografi di Ankara yang
berdekatan gedung parlemen. Lima belas tahun kemudian yaitu pada tahun
1953, barulah mayatnya diletakkan di sebuah bukit di Ankara. Mayat Ataturk
tidak pernah dikebumikan. Tiada tanah yang layak untuk menjadi kuburnya.
Kemudian,
tur berakhir di gedung sayab kanan. Dimana ini adalah pusat suvenir. Ah tapi
awak lagi bokek, soalnya belum turun uang bulanan. So… Cuma foto yang jadi
kenangan dari tempat ini. Suvenir yang dijual disini begitu beragam, mulai dari
vandal hingga lukisan ada. Bahkan miniatur Anitkabir juga ada loh…, harga sih
normal. Berhubung sudah jam 2 siang dan
waktunya sholat dzuhur, maka kita putuskan mengakhiri tur kali ini dan pulang…
Sebuah pelajaran yang amat berharga, tentang seseorang yang teramat kejam di
masa hidupnya dan adzab Allah SWT telah nampak padanya sejak di dunia. Semoga
Allah senantiasa menjaga diri kita dari api neraka. Amin.