Anda
suka bepergian? Khususnya para backpacker
pasti kegiatan perjalanan merupakan kegiatan paling di nanti dan
menyenangkan. Nah kali ini, saya bakalan menceritakan kegiatan solo traveling
saya ke kota empek-empek, iya sendirian… apa enaknya jalan sendirian? Sebetulnya
gak sendirian juga sih, pasti bakal banyak penumpang lain bareng kita :-p. Disaat
akhir tahun pelajaran saat ini, memang asyik kalo jalan-jalan untuk menyegarkan
pikiran. Saya suka solo traveling mungkin karena saya orangnya pemalu dan suka menyendiri (kalo yang terakhir ini boong kok…he4)
Saya
sudah sering bepergian barengan teman baik berdua maupun berkelompok. Nah traveling
berkelompok memang asyik kok, kita bisa saling menjaga dan membantu disaat
butuh bantuan, nah kalo mau foto-foto di tempat yang kita kunjungi kita tak
perlu repot meminta bantuan orang lain. Saya merasa hal ini kurang menantang,
bepergian ke ke tanah Sumatera sendirian ini saya jadikan uji coba bagi saya
untuk memulai solo traveling dunia yang telah menjadi impian saya sejak kecil,
saya kasih tahu rahasia kecil diri saya, jika berkeliling dunia menuntut ilmu
adalah cita-cita hidup saya…he4, asyik ga tuh?
Bepergian
sendiri akan membantu kita mengenal diri kita sendiri lebih baik. Sesuatu yang
berguna bagi diri saya yang kini menginjak usia dewasa.
Di kisah saya sebelumnya, saya menggunakan pesawat untuk pergi ke Sumatera. Berhubung ini bukan perjalanan karena tugas, saya mencoba jalan pake bus supaya irit ceritanya. Perjalanan saya mulai dari pool bus Putra Remaja di Solo, bus ini memang spesialis ke Palembang. Ayah saya yang hampir selama 30 tahun bekerja di Palembang merupakan langganan tetap PO. Putra Remaja. Jadi kalo anda ke Sumatera Selatan saya sangat merekomendasikan bus ini karena mereka sangat berpengalaman mengelola salah satu rute terpadat di Jalinsum (Jalan Lintas Sumatera) ini.
Saya
mengambil kelas eksekutif seharga 400 ribu. Kondisi bus bagus dan kursi memiliki
sandaran tambahan untuk kaki, selain selimut dan bantal. AC dingin dan kita
dapat jatah 1 kali makan dan 1 kali senek berat serta 1 botol 600 mL air mineral
merek AQUA. Seperti bus malam pada umumnya, kita berangkat setengah 2 dari pool dan kemudian berhenti sekali di
Kaliwungu, Kendal untuk beristirahat sebelum akhirnya sampai di pelabuhan Merak
pukul 3 pagi keesokan harinya, lancar bukan? Ha4, kalo pemandangan saat
perjalanan tak perlulah saya ceritakan, soalnya tidak terlalu istimewa karena
lewat Jalur Pantura.
Ketika
jalur darat menjadi pilihan anda ke Sumatera dari Pulau Jawa, maka mau tak mau
anda harus menyeberang salah satu selat paling ramai di dunia. Selat Sunda
menjadi penghubung kedua pulau besar ini. Penyebarangan di Pelabuhan Merak
Banten ke Bakauheni Lampung buka selama 24 jam sehari dan 7 hari dalam
seminggu. Puncak penyeberangan di pelabuhan ini bisa mencapai puncaknya di masa
libur lebaran. Jutaan manusia menyeberangi Selat Sunda hanya karena ingin
pulang kampung dari perantauan.
Pelabuhan
sangat padat, sehingga antrian untu k menyeberang bisa mencapai sekitar 2 jam.
Harga tiket untuk menyeberang relative murah, hanya 15 ribu tiap orang, dan
biasanya udah ditanggung oleh bus. Ada pilihan lain sebetulnya untuk menuju
Merak tanpa menggunakan bus, bagi penggemar kereta api ada kereta menuju
pelabuhan Merak. Kereta Bengawan dari Solo setiap hari melayani perjalanan Solo
– Merak tiap hari dengan ongkos 55 ribu (karena kenaikan BBM, tiket menjadi 75
ribu sekarang).
Masalah
muncul jika anda naik kereta menuju Sumatera. Karena setelah turun di Bakauheni
Lampung anda harus mengambil bus untuk melanjutkan perjalanan, atau naik
kendaraan umum sekali untuk mencapai stasiun kereta terdekat. Jadi saya
sarankan naik bus akan lebih nyaman dan cepat.
Setelah
nungguin sekitar 2 jam antrian kapal, tibalah giliran kami untuk naik kapal feri.
Setelah masuk ke feri, kita diharuskan keluar menuju dek penumpang. Karena
perjalanan memakan waktu cukup lama, sekitar 3 jam, maka menikmati pemandangan
atau menikmati kudapan di atas kapal dapat menghilangkan kejenuhan selama
perjalanan. Nah di dek kapal pun banyak pilihan tempat. Jika anda ingin
menikmati perjalanan dengan pemandangan laut anda bisa mengambil dek luar
dilantai atas Feri. Jika anda capek atau ingin iburan lebih, dengan tambahan
dana 10-30 ribu saja anda bisa menikmati fasilitas tambahan di dek dalam. Di
sana ada sofa dan tempat berbaring dan jelas ini bukan pilihan saya..he4
Saya
memilih dek luar di lantai atas, tempatnya tidak terlalu bagus memang tapi
pamandangan eksklusif akan anda dapatkan dari tempat ini. Ketika pagi
menjelang, saya mendapatkan pemandangan sun
rise yang amazing banget, tak
kalah dengan sun rise dari Pantai Uluwatu ataupun Kuta di Bali sono.
Pemadangan dengan alas air laut sebening Kristal dan langit yang berwarna merah
merona, sungguh hal inilah yang membuat bangsa lain iri dan tergoda untuk menguasai
zamrud khatulistiwa ini. Jika anda beruntung seperti saya he4, anda juga akan
menemukan pemandangan spektakuler lain. Ikan lumba-lumba hidung botol akan
muncul di kanan – kiri kapal mengiri
perjalanan saya, ah lengkap sekali bukan?
Setelah
menikmati sun rise, perut pasti lapar
dan yang jelas saya ga bawa makanan dalam perjalanan dan rasanya terlalu lama
menuju pemberhentian darat berikutnya, maklum saja perut belum terisi sejak
semalam, pantas saja berontak mulu minta jatah. Akhirnya demi meredam
demonstrasi yang melanda, saya beri mie isntan dalam gelas sebut saja popmie…
10 ribu, mahal yah, di minimarket macam Alfamart atau Indomaret, makanan
sejenis dijual kisaran 5ribu saja, wah untuk 100% penjualnya, yah ga papa deh
sekali-sekali. Ha4… Sekitar jam 7 pagi feri kami merapat di Pelabuhan Bakauheni
Lampung dan melanjutkan perjalanan menuju Bumi Sriwijaya…
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
silakan tinggalkan komentar anda, bila tidak memiliki akun, bisa menggunakan anonim...