Sore itu jalanan kota Phnom Penh begitu ramai dengan
aktifitas warganya. Terutama, di daerah sekitar istana raja. Phnom Penh
merupakan ibukota kerajaan Kamboja. Kota ini juga merupakan kota raja, artinya
raja tinggal disini, maklum Kamboja dipimpin seorang raja. Dan warganya begitu
patuh dan menghormati sang raja.
Kesibukan di jalanan kota menggelitik saya untuk ikut larut dalam keramaian. Habis magrib saya putuskan keluar hotel (padahal guest house) menuju pusat kota raja ini. Cukup dengan jalan kaki jika ingin mengunjungi tempat penting, beruntung hotel yang saya tempati dekat dengan tempat-tempay itu.
Kesibukan di jalanan kota menggelitik saya untuk ikut larut dalam keramaian. Habis magrib saya putuskan keluar hotel (padahal guest house) menuju pusat kota raja ini. Cukup dengan jalan kaki jika ingin mengunjungi tempat penting, beruntung hotel yang saya tempati dekat dengan tempat-tempay itu.
Mirip dengan Jakarta, jalan-jalan disini dipenuhi pusat
jajanan malam hari, banyak penjual makanan dan minuman serta pusat hiburan. Dengan
mudah anda akan menemukan makanan khas khmer. Eits…, meskipun perut lapar saya
harus menahan diri, daging babi dan anjing dimana-mana…euh…he4. Karena perut
keroncongan, sambil jalan saya coba lirik kanan kiri siapa tahu nemu penjual
makanan halal, namun penantian saya itu sia-sia. Sepanjang jalan yang saya
lalui hanya ada pub, bar dan penjual menu daging babi. Ah, akhirnya malam ini saya
harus kembali makan mi instan untuk bertahan hidup…, ya udah ga pa2… Kecewa ga
nemu makana halal, untuk mengganjal sementara, saya masuk ke minimarket buat
cari makanan ringan. Busyet, produk-produk di sini sebagian besar made in
Indonesia, mulai dari sabun sampai rokok. Ah, saya ambil sebungkus oreo coklat
seharga sedolar.
Satu hal lagi, pengalaman saya disini… banyak jasa kurir
yang menawari kita “wisata malam”, tahulah maksud saya. Meskipun saya menolak,
mereka terus membututi kita dengan menunjukan foto-foto gadis dengan pakaian
minim ples harganya, mulai dari wanita kmer, mandarin sampai melayu ditunjukan…,
Hem… siapa yang g tergoda? Mereka mau pergi setelah saya bilang saya ga punya
uang, he4… malu juga ngaku begitu..he4. Tapi ga apa, dari pada saya boong, he4.
30 menit jalan dari hotel, saya nyampek sungai terpanjang di asia tenggara, sungai Mekong. Sungai ini membelah kota raja ini menjadi 2 sisi. Sisi utara merupakan daerah utama dari kota. Dan daerah selatan adalah daerah kumuh, disana hidup suku-suku asli dan beberapa suku dari Vietnam. Kehidupan di kedua sisi begitu berbeda. Satu sisi sangat modern dan sisi yang lain masih tradisional. Malam itu begitu ramai. Banyak anak bermain sepakbola di tepian sungai. Kalo anda mau, ada juga perahu wisata untuk berkeliling sungai. Tarif cukup murah, hanya 5 dolar.
Semua kegiatan malam ini memang terpusat di sekitaran Me
Kong. Benar saja, ternyata Istana raja dan beberapa kuil besar dan penting ada
di tepi sungai Me Kong. Aktifitas ramai di jalanan kota ini, ternyata adalah
puncak perayaan ulang tahun Raja Kamboja. Masyarakat berkumpul di halaman
Istana untuk bersembahyang mendoakan sang raja. Mereka membawa bunga dan
membakar dupa di sepanjang pagoda dan kuil yang ada disekitaran istana.
Raja yang berkuasa di Kamboja saat ini adalah Norodom Sihamoni. Kerajaan Kamboja adalah sebuah negara berbentuk monarki konstitusional di Asia Tenggara.
Negara ini merupakan penerus Kekaisaran
Khmer yang pernah menguasai seluruh Semenanjung
Indochina antara abad ke-11 dan 14. Sedangkan Perdana Menteri dijabat Hun Sen.
Setalah berakhirnya penjajahan Perancis, muncul tragedi perang saudara yang berkepanjangan dimasa pemerintahan Norodom Sihanouk. Perang saudara ini telah meluluh lantahkan peradaban di Kamboja serta struktur sosial masyarakat. Inilah alasan mengapa Kamboja masih menjadi tertinggal di antara negara ASEAN yang lain.
Negara kita memiliki hubungan yang baik dengan Kamboja, salah satunya adalah kerjasama militer. Perwira-perwira Kamboja dahulunya dididik oleh TNI sehingga sampai sekarang, perwira militer Kamboja diwajibkan bisa berbahasa Indonesia, karena diktat - diktat militer berasal dari Indonesia. Inilah mengapa, banyak barang buatan Indonesia mudah sekali di temui di Kamboja, dan kita orang Indonesia di sambut baik di negeri ini.
Waktu sudah menunjukan pukul 10 malam, setelah puas cuci mata dan melihat perayaan ulang tahun sang raja, waktunya kembali ke penginapan untuk makan malam dan istirahat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
silakan tinggalkan komentar anda, bila tidak memiliki akun, bisa menggunakan anonim...