Senjata TNI Makan Tuan;
menurut saya sangat ironis, Indonesia yang dulu sangat terkenal dengan Pasukan "Bravo" TNI Au yang sejajar dengan Delta Force (USA) yang mampu bergerak cepat menyelamatkan sandera di Pesawat Thailand, kini harus gigit jari, terserang fobia dengan senjata sendiri.
Bagaimana tidak, ratusan nyawa dalam kurun waktu kurang dari 2 bulan melayang akibat usangnya perlengkapan perang TNI. Ini jelas menunjukan negara yang tidak memiliki 'good governance" dalam ber-visi militer di lingkup mempertahankan kedaulatan negara.
Contoh mudah, tahun lalu 5 pesawat F18 AS berputar-putar 1 jam diatas markas TNI Au di madiun (nuwun sewu: pa ga malu, musuh mencuri di depan tuan rumah). Lagi-lagi masalah anggaran menjadi alasan paling mujarab untuk menjawab hal ini.
Anggota Dewan "tikus" Perwakilan Rakyat hanya menyetujui 35T dari 127T anggaran minimal militer untuk dapat melindungi bangsa ini, mengenaskan lagi dari 35T, 29T untuk gaji. Praktis hanya 6T untuk peremajaan dan perawatan "Alutsista".
Sebagai gambaran harga 1 pesawat sukhoi su30mk adalah 30-35 juta dolar (nuwun sewu: 300M rupiah), jadi setelah dikurangi "tetek-bengek" dan dibagi dengan angkatan lain dan polisi, cuma ada sekitar 1 T, ya pa cukup untuk melindungi negara kepulauan terluas di dunia ini!
Ya, tapi inilah bangsa kita, lebih mementingkan perut dari pada kedaulatan. Semoga Prajurit kita tak sia-sia nyawanya karena usangnya pesawat dan senjata.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
silakan tinggalkan komentar anda, bila tidak memiliki akun, bisa menggunakan anonim...