Sebelumnya, saya ucapkan Selamat Tahun Baru Hijriyah
1436 H. Ngomong – ngomong di bulan suro (istilah Muharam dalam penanggalan
Jawa) kayaknya pantes membahas hal-hal yang menurut saya misterius. Misalnya tentang
“tenaga dalam”.
Hem… menarik, untuk mengungkap tabir tenaga dalam
(dari perspektif penulis yah…), karena begitu banyaknya acara akhir-akhir ini
makin banyak film dan sinetron yang mengetengahkan tenaga dalam sebagai sajian.
Dari hasil riset kecil-kecilan yang dulu pernah saya lakukan, dengan seorang
guru besar di Kampus tercinta dan beberapa penggiat metafisika ternyata ada
kekuatan yang bisa di eksplorasi manusia dari dalam dirinya. Namun kemudian
dalam sebuah kajian dikampus manusia bisa mendapat kekuatan metafisika dengan
bantuan jin. Makin bingung ajah nih, padahal teman-teman saya ada yang mengaku memiliki kemampuan “pukulan jarak jauh” dan
mampu melihat perihal “ghaib” dan anehnya lagi itu sejak lahir, entahlah…he4
Nah, kemudian pasti akan muncul beberapa pertanyaan menggelitik, bagaimana
batasan tenaga dalam yang dikatakan natural dan yang berasal dari setan?
Ternyata sebagai manusia awam yang belajar metode
saintifik, saya tidak bisa membedakan keduanya karena tidak bisa diukur atau
ditakar dengan kualitas, efek dan bobotnya. Karena itu semua bersifat relatif.
Kita juga kesulitan mengukur batas kemampuan manusia secara kasar. Kayu setebal
10 cm mungkin menurut pandangan kasar manusia sulit dipatahkan dengan kekuatan
dan pukulan. Namun tidak mustahil bagi mereka yang terlatih melalui belairi
yang bersifat natural seperti karate atau pencak silat. Sementara meski terlihat ringan, kekuatan bisa
saja.
Menurut pendapat penulis, yang menjadi tolak ukur
disini adalah cara mendapatkan kekuatan tersebut. Kekuatan yang dilatih dengan
cara-cara natural seperti angkat beban, latihan otot, pengembangan teknik “punch
and kick”, senam pernafasan dan sejenisnya tanpa dibumbui dengan hal-hal
mistik, maka kekuatan ini bisa muncul dengan natural. Tapi ketika cara
mendapatkannya dengan dzikir-dzikir khusus (meski dibarengi dengan pernafasan
atau senam sebagai formalitas), lelaku khusus, meditasi, pengisian dan
sejenisnya, maka kekuatan yang muncul berasal dari setan.
Selain itu kadang Allah SWT memberikan kekuatan
secara Cuma-Cuma kepada seorang mukmin yang bertaqwa, kekuatan yang bersifat
tidak masuk akal, tidak bisa dipelajari dengan cara apapun, yang sering disebut
sebagai karamah. Ada juga orang yang semenjak lahir sudah memiliki kekuatan
ajaib atau memendam bakat luar biasa sehingga ketika diberi polesan sedikit
saja dengan latihan bela diri secara wajar bisa mendapatkan hasil yang luar biasa,
melebihi rata-rata orang kebanyakan. Hal itu bisa aja disebut dengan I’anah atau
mui’inah. Orang kafir maupun muslim bisa memilikinya secara kodrati, untuk
menunjukan kebesaran Allah SWT.
Maka kami anjurkan agar menghindari segala bentuk
beladiri yang mencampur adukan berbagai macam acara ritual ke dalam latihan
fisik yang dilakukan. Meskipun terbungkus dengan bentuk latihan yang wajar,
yakni pukul memukul, bergulat dan sejenisnya, tetapi bila disertai dengan acara
meditasi misalnya merapal doa-doa tertentu itu jelas beladiri yang mengundang
setan sebagai sumber kekuatannya.
Pelajari secara wajar saja, niatkan dengan ikhlas
bahwa bela diri ini kita lakukan untuk menjadi mukmin yang kuat untuk
mempersiapkan diri melakukan tugas dakwah dan jihad yang bisa datang secara
tiba-tiba. InshaaAllah semua akan bernilai ibadah dan terjaga dari hal-hal yang
diharamkan. Allahu a’lam.
Pustaka : Elfata, November 2011
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
silakan tinggalkan komentar anda, bila tidak memiliki akun, bisa menggunakan anonim...