Tepat
pukul 4.00 pagi, alarm hape saya meraung-raung membangunkan saya dari tidur.
Rencananya pagi ini daku akan menikmati matahari terbit (sunrise) di salah satu tempat paling eksotis di Kamboja, Ankor Wat.
Sunrise memang menjadi salah satu magnet yang menyedot banyak perhatian turis
yang datang ke Sieam Reap.
Pagi
buta, Setelah mandi dan subuhan, saya segera meluncur ke lokasi. Menurut info
yang saya dapat, di bulan Mei matahari akan terbit sekitar pukul setengah enam
pagi, jadi masih ada cukup waktu untuk menuju kesana. Jangan lupa siapkan bekal
makanan yang cukup, karena disono harga makanan
mahal, berkali lipat dengan harga di pasar.
Mengendarai
sepeda yang sudah kusewa, keluar hotel, saya kaget banyak tuk-tuk yang saling
berkejaran menuju arah yang sama dengan saya. Rata-rata bule, maklum mereka
emang sangat antusias, matahari terbit di negara mereka emang tak seindah di
negara tropis. He4.
Lokasi
Ankor Wat emang lumayan jauh dari pusat kota Siem Reap, sekitar 8 km, sehingga
jika kita bersepeda, membutuhkan waktu sekitar 30-40 menit. Sebenarnya ada cara
yang lebih praktis dengan menyewa tuk-tuk, tapi sekali lagi bro, harganya mahal
banget. Sekitar 25-30 dolar. Bagi saya itu adalah anggaran selama 3 hari. Jadi,
saya putuskan menyewa sepeda hanya dengan 1 dolar selama seharian penuh.
Asyiknya bersepeda menuju Ankor Wat, anda akan melewati hutan belantara yang
sepi (tapi banyak temannya kok yang juga bersepeda), meskipun gelap, he4, anda
akan menikmati indahnya danau yang ada di sekitaran Ankor Wat.
Masih
jauh dari Ankor Wat, anda harus memasuki pos pemeriksaan. Ditempat ini anda
harus membeli tiket masuk yang lumayan mahal, US$25, atau sekitar 300-an ribu
dalam rupiah. Saya ambil paket sehari penuh di Ankor Wat. Saking luasnya, waktu
sehari tidak akan cukup untuk melihat dan berkeliling di Ankor Wat. Nah jika BP
sekalian memiliki waktu cukup, bisa ambil paket 3 hari, sekitar 40 dolar,
sehingga anda bisa dengan puas berkeliling dan menulusuri setiap jengkal dari
Ankor Wat.
Ketika
anda membeli tiket masuk Ankor Wat, persis seperti kita mau bikin KTP karena
kita akan di foto close up, dan fuila
setelah kita bayar, kita akan diberi tanda pengenal, ternyata itu tiketnya juga
seperti KTP, he4, Jangan lupa membawa passport
karena tanpa itu, kita tak akan
diijinkan masuk, sayangkan? kalo dah nyampek pintu masuk, harus balik lagi,
he4. Ternyata banyak juga yang datang untuk melihat sunrise, dan antrinya
mengular. Datang lebih pagi ternyata ada untungnya. Setelah selesai urusan
tetek bengek dengan tiket, saya langsung cabut gowes menuju Ankor Wat.
Sampai
di kompleks Ankor Wat, matahari masih belum muncul dari peraduan. Saya menunggu
sunrise, saya cari spot yang pas untuk menikmati sunrise. Sambil menunggu terpaksa
cari kegiatan sambilan, he4. Cari kenalan dong. Nah, spot saya barengan sama
rombongan turis Jepang. Eh ada yang muda, samperin ah…he4. Dia cuma say hello
doang, dia kurang respon sih ketika saya samperin (kasiah deh guwe… T.T), tapi
gapapa, yang penting udah mau menyapa, he4.
Di
depan pintu gerbang Ankor Wat, ada danau yang mengelilingi kompleks ini, sangat
luas, dan lokasi ini adalah spot yang paling banyak orang mengambil foto, tapi
saya males disini, udah bejibun. Saya mau cari lokasi yang lebih eksotis,
maklum insting melihat sunrise udah ada, soalnya anak kita anak gunung, he4.
Sebagaimana mitologi Hindu di
Kamboja, kawasan kuil Angkor Wat dikelilingi oleh dinding dan terusan yang
mewakili lautan dan gunung yang mengelilingi dunia. Jalan masuk utama
ke Angkor Wat yang sepanjang setengah kilometer dihiasi pagar susur pegangan
tangan dan diapit oleh danau buatan manusia yang disebut sebagai Baray. Jalan masuk ke kuil
Angkor Wat melalui pintu gerbang, mewakili jembatan pelangi yang menghubungkan
antara alam dunia dengan alam dewa-dewa.
Nah di depan candi utama ini, ada
lapangan yang luas, disinilah spot saya, di bawah sebuah pohon, saya gelar
matras dan minum serta menikmati bekal yang saya bawa dari hotel.
Wes,
sinar mentari udah mulai muncul nih, siap buat bidik pake kamera. Langit saat
itu begitu cerah sehingga sangat mendukung. He4, ceprat… cepret… ceprut…eh…hi3.
Selama
sejam lebih menikmati matahari yang muncul dari peraduan, saya lanjutkan
destinasi dengan masuk ke dalam bangunan utama Ankor Wat. Ada sebuah tips buat
BP semua nih, kalo mengunjungi seuatu tempat jangan lupa membaca atau
mengetahui baik sejarah atau latar belakang tempat tersebut, nah dengan
mengetahuinya kita akan lebih maksimal dalam menikmatinya.
Kalo
Ankor Wat ini merupakan sebuah kuil atau candi yang terletak di daerah Angkor, Kamboja.
Kuil ini dibangun oleh Raja Suryawarman
II pada pertengahan abad ke-12.
Pembangunan kuil Angkor Wat memakan waktu selama 30
tahun. Angkor Wat terletak di dataran Angkor yang juga dipenuhi bangunan kuil
yang indah, tetapi Angkor Wat merupakan kuil yang paling terkenal di dataran
Angkor. Raja Suryawarman II memerintahkan pembangunan Angkor Wat menurut
kepercayaan Hindu yang meletakkan gunung Meru sebagai
pusat dunia dan merupakan tempat tinggal dewa-dewi Hindu, dengan itu menara
tengah Angkor Wat adalah menara tertinggi dan merupakan menara utama dalam
kompleks bangunan Angkor Wat.
Angkor
Wat berada dalam keadaan yang baik dibandingkan dengan kuil lain di dataran
Angkor disebabkan karena Angkor Wat telah dialihfungsikan menjadi kuil Buddha dan dipelihara serta digunakan secara
terus menerus ketika agama Buddha menggantikan agama Hindu di Angkor pada abad ke-13.
Dari
segi arsitektur saya menilai (sok2an menilai, yah ini opini aja), bangunan
Ankor Wat tak kalah eksotis dari Borobudur di Jawa Tengah. Di setiap dindingnya
terukir relief cerita masa lampau, tapi sejujurnya saya tak paham ceritanya,
tapi dari literature yang saya baca, relief ini mengambil cerita dari epik
Ramayana dan Mahabarata. Selain itu, konon Ankor Wat ini adalah kuburan Raja
Suryawarman II, alasannya arah putar relief adalah belawanan arah jarum jam ada
juga yang berpendapat bahwa Ankor Wat adalah tempat pemujaan Dewa Wisnu karena
menghadap ke Timur. Entahlah mana yang benar, tapi saya bener-bener menikmati
keindahan masa lampau di tempat ini.
Eh,
tak dinyana ketemu mbak2 Jepang tadi, dia juga jeprat-jepret tu candi, tapi
dianya sedang sendirian nih, nah, karena saya juga sendiri jadi deh saya minta
tolong mbaknya buat moto’in saya (modus, maksa bangets…), eh mbaknya mau… he4,
dan saya juga menawarkan diri untuk membantu mbaknya juga. Yah, sambil mengelilingi
kompleks kita ngobrol dikit pake inngelis, maklum kalo pake bahasa Jepun, sini
bisanya cuma “kimochi” doang…he4.
Kita kenalan dong, namanya katanya Taka, tak taulah namasebenarnya atau bukan.
Tapi doi ngasih alamat emailnya lho… jadi deh kita korespondensi (ala2 anak
filateli). Dia juga cerita katanya dia bersama keluarganya ikut Rombongan Tour ke
Ankor Wat dalam rangka liburan musim semi selama 4 hari. Owh begitu. Kita
ngobrol cukup lama, setengah jam gitu. Terus mbak Taka pamit mau gabung sama
keluarganya. Sayonara kalo begitu…he4
Selain
dapat kenalan, ada kejadian lucu lebih tepatnya miris. Di dalam kompleks ini
ada sebuah patung yang kepalanya ditutup kain putih, terus yang nungguin patung
itu minta setiap turis untuk membakar dupa dan berdoa. Para bule mau ajah tuh,
tapi mirisnya ini, diakhir sesi mereka minta sumbangan untuk diletakan di bawah
patung. Ada yang ngasih 1 dolar, 5 dolar, tapi guwe sori ajah… ane jawab “muslim…muslim”,
dan sepertinya mereka mahfum dan tak melanjutkan meminta saya. Wah ada-ada aja
ya, di obyek sekelas Ankor Wat, ada pemerasan berkedok ginian.. miris deh…
Setelah
puas memanjakan mata dan berfoto ria, saya putuskan untuk keluar dari Ankor
Wat. Eits… tapi belum selesai, saya akan menuju Ankor Thom, tempat Angelina
Jolie berakting dalam film Thom Raider…
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
silakan tinggalkan komentar anda, bila tidak memiliki akun, bisa menggunakan anonim...