
Selain itu, pendidikan yang menyenangkan seperti yang dicanangkan menteri Pendidikan Nasional dirasa jauh panggang dari api. Pendidikan kini mirip sebuah siksaan batin, dimana siswa dihadapkan pada kondisi-kondisi yang memasung kreativitas dan indahnya sekolah. Seolah berganti menjadi seleksi alam yang tak sesuai dengan falsafah pendidikan.
Memang pemerintah menginginkan pendidikan Indonesia maju dengan diadakanya Ujian Nasional. Ada standard baku mutu yang mengatur kualitas siswa. Namun itu dirasa tidak adil..., karena pendidikan di Jakarta disamakan dengan pendidikan di PAPUA ataupun di Perbatasan RI-Malingsia. Ini jelas tidak sepadan darimanapun kita melihatnya, dari sarana, gizi, bahkan jumlah guru dan kualifikasi gurupun sudah tak sebanding, bagai langit dan bumi...
Ini PR besar bagi pemerintah, tidak hanya hasil INSTAN yang diharapkan dengan mengorbankan pendidikan, namun harus ada upaya sistematis untuk memperbaiki kondisi pendidikan mulai dari sarana, prasarana, guru hingga manajemen...
Semoga ini menjadi pebelajaran bagi semua pihak. PEndidikan yag berkualitas memang bulan dihasilkan dengans sesaat, namun harus ada itikat baik dan kerja keras dar semua elemen dunia pendidikan nasional...
Jayalah PEndidikan Indonesia....