Tak bisa dipungkiri,
bahwa tiada lagi pintu yang dapat membatasi komunikasi antar manusia dari
seluruh dunia. Kita di Indonesia bisa berbagi dengan orang lain di benua
seberang, di belahan bumi yang berbeda. Semua konten tentang ilmu pengetahuan
bisa kita akses dan bagikan ke seluruh penjuru dunia hanya dengan ujung jari.
Sehingga jarak tak lagi berlaku dan pengetahuan dengan murah dan mudah dapat
diperoleh. Seorang siswa SMA bisa mengakses jurnal sains dari Oxford University
dan belajar melampaui materi yang didapatnya di sekolah. Bahkan, dengan bantuan
video tutorial di youtube, seorang
siswa bisa merakit TV atau membuat solar
cell rumahan. Saya percaya dengan teknologi, pemerataan kecerdasan dan kemakmuran
akan bisa diraih bangsa Indonesia.
Namun tekhnologi
seperti pisau dengan dua sisi. Tak hanya sisi positif, namun sisi negatif juga
tak kalah menghantui. Konten pornografi merupakan masalah yang paling mengancam
bagi generasi muda. Berdasarkan hasil survey google, Indonesia adalah pengakses
situs porno tertinggi ketiga di dunia. Dan 25.000 akun – akun remaja mengakses
situs ini setiap hari. Ini merupakan ancaman serius bagi bangsa Indonesia, dan
ketika generasi penerus ini terkena virus pornografi, maka tak ayal masa depan
bangsa Indonesia akan terancam.
Pendidikan Islam
menjadi solusi paling tepat bagi permasalahan pendidikan. Dasar – dasar agama
Islam yang kuat dapat membentengi siswa dari ketergelinciran akhlak dan
perilaku. Dengan pendidikan Islam, siswa diajarkan untuk bersifat “ihsan” dimana saja. Merasa dilihat Allah
SWT, sehingga dalam kondisi ramai atau sendirian akan tetap ingat bahwa setiap
perbuatannya akan dihisap dan dipertanggungjawabkan di yaumil akhir.
Islam mengajarkan,
bahwa dunia ini adalah ladang penemuan. Ladang ilmu pengetahuan yang telah
Allah tunjukan dalam Al-Qur’an. Manusia hanya perlu menemukan kembali apa yang
telah Allah sebarkan di alam semesta. Untuk dapat menangkap pesan-pesan
Al-Qur’an, dibutuhkan ilmu pengetahuan. Sehingga Islam dan ilmu pengetahuan
tidak dapat dipisahkan. Dengan fakta – fakta sains akan menguatkan keimanan
kita kepada Allah. Maka pendidikan yang berbasis Islam akan mampu memadukan
keduanya, sehingga kita tak akan lagi buta dan lumpuh seperti kata Albert
Einstein, “agama tanpa ilmu adalah buta dan ilmu tanpa agama akan lumpuh”.
Yang menarik dari
pendidikan Islam, adalah nilai – nilai keluhuran Rasulullah SAW yang menjadi
nafas bagi setiap materi yang diberikan kepada siswa. Akhlak Rasulullah SAW
menjadi acuan dan tujuan setiap guru dalam mendidik siswanya. Mengutamakan adab
adalah ciri khas pendidikan Islam, sehingga siswa akan dikembalikan kepada “humanities”, bukan hanya dipersiapkan
dan dididik supaya cerdas dan berilmu, namun juga memiliki budi pekerti yang
luhur.
Islam merupakan rahmatan lil ‘alamin, rahmad bagi
seluruh alam. Maka pendidikan yang bernafas Islam tak hanya menjadi kebutuhan,
namun sebagai keharusan dalam menghadapi tantangan global. Dengan dasar iman,
Islam dan ilmu maka kita siap menyongsong nubuah
Rasulullah, bahwa Islam akan kembali berjaya dan menguasai dunia.