28 November 2015

Manusia Seindah-indah Penciptaan

Manusia merupakan ciptaan Allah yang sempurna. Kita dilengkapi dengan piranti maha canggih dan futuristic berkualitas super yang belum bisa ditiru tekhnologi manapun saat ini. Dari segi hardware, kita tiada bandingannya dengan makhluk lain. Mata misalkan, kedua mata kita dapat membedakan 250 jenis warna, tidak peduli sesedikit apapun perbedaannya. Warna yang beraneka ragam ini ditangkap oleh sel kerucut pada retina. Sel kerucut terbagi atas sel kerucut merah, hijau dan biru. Ketiga warna itu saling menyatu dan membentuk beberapa warna baru. Di dunia ini, makhluk hidup yang bisa mengenali warna hanya manusia dan monyet. Anjing dan sapi hanya bisa mengenali warna hitam dan putih.


Contoh lain kedahsyatan manusia, adalah kita dilengkapi oleh indera pembau yang sensitif. Berdasarkan hasil penelitian Richard Axel, seorang ilmuan dari Columbia University, dewasa ini manusia mampu membedakan hingga 10.000 jenis bau berbeda. Setiap bau dideteksi oleh 1.200 reseptor yang terbagi atas 400 jenis reseptor. Dan indahnya lagi, kita bahkan bisa memberikan respon dari bau-bau tersebut secara detail, maka tak ayal ada koki yang mampu membedakan bumbu suatu masakan hanya dengan mencium bau masakannya. Superb…
Selain hardware, manusia dibekali dengan software yaitu “akal” sehingga manusia bisa berkembang, manusia bisa menemukan hal baru, menemukan tekhnologi dan manusia bisa beradaptasi dengan lingkungan untuk membangun peradapan maju hingga sampai sekarang ini. Kesempurnaan manusia telah Allah SWT sampaikan sendiri dalam firman-Nya, yaitu dalam surat At Tiin ayat 4 :

Artinya : “sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya.”
Begitu dahsyatnya Allah menciptakan manusia sebagai cipataanya yang begitu sempurna, namun kita sering lupa akan nikmat yang telah diberikan-Nya. Kita melupakan hal yang paling asasi, mengenal dan mencintai Allah. Pondasi utama dari sebuah tugas besar dan tujuan penciptaan, beribadah kepada-Nya. Berbakti, mengabdi, pasrah, menyerah sepenuhnya. Yang keberadaannyalah esensi dari keberhasilan dan rasa kenikmatan. Dan kehilangannya meniscayakan kegagalan dan hampa akan semua yang bisa dirasakan.
Allah SWT telah mengancam orang-orang yang tidak mau besyukur dengan balasan yang pedih, yaitu mengembalikan mereka ketempat yang serendah-rendahnya tempat dalam surat At Tin ayat 5.

Artinya : “Kemudian Kami kembalikan dia ke tempat yang serendah-rendahnya (neraka)”.
Ada yang menarik, kenapa tempat rendah itu disebut sebagai “asfal”. Dalam bahasa Arab kata “sulfa”,asfala” menunjukkan ke tempat yang rendah, atau dibawah, mungkin ada yang mengatakan “othak athik gathok” atau “utak-atik kemudian dihubungkan”, namun dari segi kimia hal ini sangat menarik untuk dikaji.
Aspal atau Asphalt yang asal katanya dari bahasa arab “asfal” dalam bahasa kimia merupakan salah satu senyawa hidrokarbon yang dihasilkan dari pengolahan minyak bumi. Aspal merupakan senyawa hidrokarbon, artinya sebagian penyusun utamanya adalah karbon dan air. Apa pula hubungannya ini dengan manusia?
Manusia merupakan organisme yang disusun dari atas sel-sel, dan sel-sel tersebut jika diselidiki, maka susunan utamanya air, karena sebagian besar sel plasma adalah air. Kemudian penyusun dominan lain adalah senyawa karbohidrat, lemak dan protein. Dan ketiga jenis senyawa tersebut merupakan senyawa organic yang disusun atas rantai karbon. Sebagai bukti bahwa manusia disusun atas karbon, maka jika manusia terbakar dalam api, maka yang tersisa hanyalah arang, arang yang hitam legam.
Karbon yang secara lazim disebut sebagai arang, adalah konotasi dari sesuatu yang kotor, bahan sisa pembakaran yang berwarna hitam legam dan tak berharga. Karbon juga banyak ditemukan dalam tanah yang dikenal sebagai zat hara yang berguna bagi tanaman. Dan fakta ini membuktikan bahwa manusia dibuat dari sari pati tanah. Subhanallah, Al Qur’an telah menceritakan hal ini dalam surat Al Mukminun ayat 12 : 
Artinya : “Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dari suatu saripati (berasal) dari tanah”.
Kawan, kita sering membanggakan tubuh kita yang bagus, ganteng atau cantik. Tak sadarkah kita, bahwa tubuh ini tak lebih hanya sebongkah arang yang hitam legam dan kotor. Dengan kekuasaan Allah lah kita menjadi seperti sekarang ini, sempurna. Namun dengan nikmat kesempurnaan tersebut kita lupa. Kita gunakan semua nikmat itu untuk memburu dunia. Kita menjadi manusia yang takut kehilangan, hingga kita menjadi rakus dan buas atas dunia. Semua harus diberangus, semua harus dilibas dan siapapun yang menghalangi kita harus musnahkan. Bukankah semua itu tidak sesuai dengan tatanan syariat dari Yang Maha Membuat, Yang Maha Menjadikan?
            Maka Allah secara tegas dalam surat At Tin diatas, barang siapa yang kufur akan nikmatnya maka Allah akan mengembalikan kita ke tempat yang serendah-rendahnya, mengembalikan kita ke keadaan hina kita. Mengembalikan kita ke keadaan dari apa kita diciptakan. Keadaan hina sebelum Allah memuliakan kita, keadaan sebelum Allah menyempurnakan kita. Karena kita sebenarnya memang tak bisa apa-apa, tak memiliki daya dan kuasa barang sekecil apapun.

Kebenaran hanya milik Allah semata.


Gambar anak-anak diambil dari : http://cdn.klimg.com/kapanlagi.com//p/anakindo_bp.jpg

23 November 2015

Bangkitnya Kembali Komunisme di Negeri Pancasila


Untuk generasi yang pernah merasakan orde lama, tentu mendengar kata “komunisme” berkonotasi kekejaman, pembunuhan, pembantaian dan makar. Ketika mendengar kata “komunisme” sebagian besar akan menghubungkan dengan sebuah gerakan terlarang, sebuah partai yang pernah meluluhlantakan rasa kebangsaan, rasa persatuan dan bertindak keji atas dasar keinginan sepihak mengubah haluan negara.


Komunisme merupakan ideologi  yang berasal dari Manifest der Kommunistischen yang ditulis Karl Max dan Frederich Engels, sebuah manifesto politik yang pertama kali diterbitkan pada 21 Februari 1948.
Komunisme sebagai anti-kapitalisme (anti barat) menggunakan partai komunis sebagai pengambil akumulasi modal pada individu. Komunisme secara umum berlandaskan pada teori Meterialisme Dialektika dan Materialisme Historis oleh karenanya tidak bersandarkan pada kepercayaan mitos, tahayul dan agama dengan demikian tidak ada pemberian doktrin pada rakyatnya dengan prinsip bahwa “agama dianggap candu” yang membuat orang berangan-angan yang membantasi rakyatnya dari pemikiran ideologi lain karena dianggap tidak rasional serta keluar dari hal yang nyata.
Hal sebaliknya dengan ideologi Pancasila yang dianut bangsa Indonesia. Pancasila merupakan manifestasi dan saripati dari kebudayaan dan karakter bangsa Indonesia yang menghargai perbedaan, menghargai kepercayaan agama dan mengutamakan toleransi. Pengingkaran terhadap Tuhan merupakan perbedaan paling fatal dan bertentangan dengan ideologi Pancasila. Ketuhanan merupakan hal paling penting dan soko guru dari Pancasila itu sendiri, sebuah landasan yang menyusun dasar lain dalam batang tubuhnya.
Di masa lalu, komunisme merupakan pergerakan di level bawah karena ketidakadilan dari pemerintah. Pergerakan ini dipelopori oleh kaum buruh yang termarginalkan. Sifat komunisme yang dekat dengan sosialis, menyebabkan faham ini laris manis dikalangan buruh. Karena menjanjikan pemerataan, tidak diakuinya kepemilikan pribadi menjadikan komunis-sosialis magnet yang kuat untuk kalangan bawah yang saat itu benci dengan liberalisme dan kapitalisme, karena mereka mengeruk dan mengeksploitasi tanpa memikirkan kesejahteraan kaum buruh yang mereka pekerjakan.
Di Indonesia sendiri, gerakan komunis lahir dari adanya Partai Komunis Indonesia (PKI). Partai berhalauan kiri ini memiliki suara yang sangat signifikan dimasyarakat. Tercatat saat pemilihan umum awal suara PKI begitu signifikan hingga mampu bersaing dengan partai Islam macam Masyumi dan partai nasionalis seperti PNI. Bahkan karena kuatnya PKI saat itu Presiden Soekarno sempat mengutaran sebuah gagasan politik bertajuk NASAKOM, akronim dari Nasionalis, Agama dan Komunis. Usaha menyatukan paham ini punya niatan baik dari Presiden, karena beliau adalah agen pemersatu bangsa yang sudah menjadi trade mark beliau yang tak pernah memandang suku, agama dan ras.
Kuatnya lobi PKI atas presiden Soekarno membuat pergerakan PKI menjamur di nusantara. Saking kuatnya, mereka mengusulkan adanya angkatan V, selain Polri, TNA AD, AL dan AU. Anggota angkatan V ini adalah petani, buruh dan pekerja yang dipersenjatai. Namun usulan itu mandapat tentangan dari banyak pihak, khususnya TNI saat itu. Karena dianggap membayakan kestabilan negara.
Ternyata ketakutan itu menjadi kenyataan, PKI melakukan gerakan makar kepada pemerintah RI dengan membunuh banyak Jendral angkatan perang saat itu, yang dikenal dengan G30SPKI (Gerakan 30 September Partai Komunis Indonesia). Ternyata selain pembunuhan itu, banyak kasus PKI yang tidak terungkap seperti pembantaian para ulama dan penyerangan pesantren. Makar tersebut kemudian berhasil ditumpas oleh TNI saat itu yang kemudian menjadi suksesi kekuasaan dari Orde Lama ke Orde Baru. Terlepas adanya politisasi PKI saat itu dari Presiden Soeharto ketika masih menjadi perwira tinggi AD, namun ancaman PKI terhadap kesatuan negara begitu kuat.
Kini, bibit lama yang telah terkubur, mencoba bangkit kembali dengan membawa luka lama yang mereka coba bangkitkan. Mereka coba menghubung-hubungkan kasus politisasi oleh Presiden Soeharto waktu itu sebagai kejahatan HAM karena hukuman simpatisan dan pengurus PKI dianggap sebagai pelanggaran HAM berat sehingga pemerintah harus meminta maaf dan mencabut ketetapan MPR tentang pelarangan semua bentuk komunisme dan PKI di tanah air. Bahkan, kini mereka tengah berjuang di Mahkamah Internasional untuk memaksa pemerintah Indonesia meminta maaf kepada keluarga PKI dan membersihkan nama mereka sebagai pelaku makar.
Pergerakan ini muncul lagi, karena dipicu masalah ketimpangan ekonomi, karena lemahnya kesejahteraan, karena tidak adanya kontrol pemerintah terhadap sumber alam yang dalam UUD 1945 dinyatakan seluas-luasnya digunakan untuk kemakmuran rakyat. Kaum liberalis dan kapitalis kian berkuasa. Dan segala sumber kekayaan bangsa ini telah dikuasai asing sehingga kita tak lagi punya apa-apa. Sepertinya di era modern ini, ideologi tak hanya berkenaan dengan politik. Barat ternyata juga menggunakan paham mereka untuk menjajah bangsa lain atas nama demokrasi.
Komunisme modern juga terjadi pergeseran nilai. Komunisme kini juga tak lagi hanya sekedar ideologi dan pergerakan. Ideologi yang dipelopori China ini ternyata juga mengincar kekayaan alam yang dimiliki Indonesia. Presiden Jokowi dan Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan penulis lihat ada kecenderungan ke China. Liat saja, bagaimana tiga bank nasional besar yang menguasai mayoritas keuangan Bangsa Indonesia kini digadaikan ke China dengan nilai pinjaman 500T hanya 6 bulan setelah Presiden Jokowi naik jabatan. Ada indikasi balas budi atas bantuan negeri Tiongkok dalam pemenangan saat pilpres. Diduga penyandang dana pemilu berasal dari Negeri Tirai Bambu itu.
Rasa-rasanya partai pimpinan Megawati itu tak pernah belajar. Bagaimana ketika berkuasa mereka selalu menggadaikan aset bangsa. Tengok saja, kasus Indosat dan Pertamina dimasa Presiden Megawati bagaimana mereka menjual murah kedua aset tersebut ke asing dan enteng saja, mereka bilangnya butuh dana untuk rakyat. Sepertinya pemimpin dipilih hanya untuk mencari uang. Tapi mereka tak bekerja keras, bagaimana masalah bangsa ini teratasi, buka menambah masalah baru dari apa yang mereka lakukan. Lucunya, sudah ditipu di masa lalu, rakyat kita ternya tak juga bisa rasional dan kembali memilih kader partai moncong putih. Ah..apa yang salah dengan bangsa ini?
Komunisme kini tak lagi berupa paham yang anti-Tuhan. Mereka kini membawa misi baru yang jauh lebih berbahaya, yaitu menghancurkan Pancasila dan menjadikan negeri ini boneka yang dapat mereka kuasai sumber daya alamnya.

Sungguh naas bangsa ini. Di dunia kita hanya jadi penonton. Kita jadi bulan-bulanan dan bancakan bangsa lain. Sumber daya alam kita disedot habis-habisan dan kita diam saja. Tidak diam sebenarnya, tapi para pemimpin dan penentu kebijakan bangsa ini tak bisa berbuat apa-apa karena mereka sesungguhnya hanya manekin, boneka yang dikendalikan. Boneka kaum kapitalis dan komunis yang intinya sama, mengeksploitasi bangsa ini dari semua hal. Semoga Allah selamatkan bangsa Indonesia.



Gambar diambil dari : http://statis.dakwatuna.com/wp-content/uploads/2014/06/bahaya-laten-komunisme.jpg

19 November 2015

Selasa Yang (pernah) Manis

Dulu, ketika bunga krisan masih mekar di Pasar Minggu
Waktu seminggu begitu berat untuk dilalui
Tak kuasa menanti sebuah hari
Hari yang membuat hari lain tak berarti dimataku

Dulu, ketika bunga krisan masih mekar di Pasar Minggu
Hanya sehari dalam seminggu
Hanya ingin kuintip dirinya yang mekar menarik kalbu
Indah tiada duanya, hingga mawar pun merasa malu

Dulu, setiap Selasa Senja
Tak lengkap hidupku jika tak menyapamu
Tak lengkap soreku jika tak melihatmu
Hanya Selasa, hingga Minggu melupakan dirinya

Dulu, setiap Selasa senja
Hidupku pernah berbeda
Hidupku seperti mendapat pelita
Itu karenamu, krisan yang pernah mekar di sana

Seperti titah Sang Khalik
Ronamu membawa kebaikan, bagi tiap insan
Tak terkecuali diriku
Mengenal hijrah, dari ronamu

Bunga krisan di Pasar Minggu
Aku dahulu sempat berkhayal memilikimu
Mengisi relung kalbuku yang kering berdebu
Mengisi kalbuku yang sepi, merindu

Seperti titah Sang Khalik
Ukuran kepantasan telah di titahkan-Nya
Memastikan jalan yang dicinta-Nya 
Tak meleset satu pun, semua ada jalannya

Bunga krisan di Pasar Minggu
Kini ku tak lagi bisa kagumi ronamu
Nyatanya kau sudah terikat
Meskipun dahulu kau bebas mengaku

Dulu, Selasa Senja di Pasar Minggu
Aku beruntung telah mengenalmu
Pernah merasakan indahnya gelora di kalbu
Gelora yang membawaku bercermin kembali
Cermin untuk menemukan jalan-Nya


(Lihatlah, Krisan dilangit...itu selalu untuk mu...)